27 Januari 2019
KARAKTERISTIK MATA KULIAH KONSEP DASAR IPS
- Bahan pelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa, masalah-masalah sosial dekat, keterampilan berpikir (khususnya tentang menyelidiki sesuatu), serta pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam.
- Program studi IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia.
- Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang Integreted (terpadu), correlated (berhubungan) sampai yang seperated (terpisah).
- Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewarganegara, fungsional, humanistis sampai yang struktural.
- Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboraturium demokrasi.
- Evaluasinya tak hanya akan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor saja, tetapi juga mencobakan mengembangkan apa yang disebut democratic quotient dan citizenship quotient.
- Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya akan melengkapi program pembelajaran IPS, demikian pula unsur-unsur science, teknologi, matematika, dan agama akan ikut memperkaya bahan pembelajarannya.
- Keperluan, Konsep yang akan diajarkan harus konsep yang diperlukan oleh peserta didik dalam memahami “dunia” sekitarnya. Oleh sebab itu, lingkungan hidup yang berbeda harus memerlukan konsep yang berlainan pula.
- Ketepatan, Perumusan yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberi peluan bagi penafsiran yang salah (salah konsep).
- Mudah dipelajari, Konsep yang diperoleh harus dapat disajikan dengan mudah. Fakta dan contohnya harus terdapat dilingkungan hidup peserta didik serta sudah dikenal oleh para peserta didik tersebut.
- Kegunaan, Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara Indonesia pada umumnya serta masyarakat di lingkungan dimana ia hidup bersama dalam keluarga serta masyarakat terdekat pada khususnya.
26 Januari 2019
Rangkuman KB 1 Hakikat Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Situsartikel92.com - Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajiannya Ilmu Pengatahuan Sosial (IPS) menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang ilmu sosial.
Kerangka kerja Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak menekankan pada bidang teoritis, tetapi lebih kepada bidang-bidang praktis dalam mempelajari gejala dan masalah-masalah sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat. Studi Sosial tidak terlalu akademis-teoritis, namun merupakan satu pengetahuan praktis yang dapat diajarkan pada tingkat persekolahan, yaitu mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.
Demikian pula pendekatan yang digunakan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat berbeda dengan pendekatan yang biasa digunakan dalam Ilmu Sosial. Pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial bersifat Interdisipliner atau bersifat Multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam Ilmu sosial (Social Sciences) bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing. Demikian pula pada tingkat dan taraf yang lebih rendah pendekatan Studi Sosial lebih bersifat multidimensional, yaitu meninjau satu gejala atau masalah sosial dari berbagai dimensi atau aspek kehidupan.
Bidang studi IPS, pada hakikatnya merupakan perpaduan pengetahuan sosial. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) intinya merupakan perpaduan antara geografi dan sejarah. Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) intinya merupakan perpaduan antara geografi, sejarah dan ekonomi koperasi. Sedangkan untuk Sekolah Lanjutan Tingkatan Atas (SLTA) intinya adalah perpaduan antara geografi, sejarah, ekonomi-koperasi dan Antropologi. Di tingkat Perguruan Tinggi, bidang studi IPS ini dikenal sebagai Studi Sosial. IPS atau Studi Sosial ini, merupakan perpaduan dari berbagai bidang keilmuan Ilmu Sosial. Studi Sosial memiliki perbedaan yang prinsipil dengan ilmu-ilmu sosial.
Proses pembelajaran pendidikan IPS dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik masing-masing. Misalnya, masyarakat yang menjadi objek formal pembelajaran dimulai dari keluarga, para tetangga, kampung, desa kecamatan, kabupaten, provinsi dan seterusnya, sedangkan yang menjadi objek materialnya, meliputi aspek-aspek kehidupan sosial ekonomi, budaya, sejarah,geografi, politik, tata negara dan lainnya. Penentuan bobot luas dan kedalaman materi aspek-aspek tersebut secara bertahap disesuaikan dengan perkembangan sikap dan kemampuan peserta didik.
Ragam pembelajarannya pun harus di sesuaikan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan. Secara formal, proses pembelajaran dan membelajarkan itu terjadi di sekolah, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Namun, sesuai dengan kenyataan keseharian yang mereka temui dan lakukan sehingga peserta didik tersebut dibelajarkan dalam kehidupan yang sesungguhnya. Baik di lingkungan keluarga, dan lingkungan yang lebih luas sekitar mereka.
Jika artikel ini kurang jelas atau mungkin masih ada pertanyaan yang perlu di tanyakan, anda bisa memberikan pertanyaan pada kolom komentar yang terdapat pada akhir artikel ini. Untuk mudah mendapatkan notifikasi terkait artikel pada situs www.situsartikel92.com. Silahkan klik tombol ikuti pada bagian kanan atas dari artikel ini. Karena akan menyajikan berbagai artikel yang menarik.
25 Desember 2018
DASAR-DASAR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA
- Fonetik yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana bunyi ujaran itu dapat dihasilkan oleh alat ucap manusia.
- Fonemik yaitu ilmu bahasa yang mengkaji bunyi – bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna dasar.
DASAR – DASAR FONOLOGI BAHASA INDONESIA
A. FONETIK
B. VOKAL DAN KONSONAN
B. MORFEM TERIKAT
C. MORFEM ULANG
D. MORFEM MAJEMUK
- Kelompok pertama seperti : kambing hitam, meja hijau, hidung belang, putri malu, lembaran hitam, naik daun, tangan dingin dan sebagainya
- Kelompok kedua seperti rumah makan, sapu tangan, kamar kecil
- Kelompok ketiga seperti tua renta, muda belia, ketringa kerontang adlah morfem unik
DASAR – DASAR SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
Sintaksis bahasa Indonesia merupakan unsur bahasa yang lebih besar dari fonem dan morfem yang didalamnya mengandung dua unsur yakni: frase dan klausa.
FRASE DALAM BAHASA INDONESIA
A. FRASE
Frase adalah kumpulan kata non prediktif artinya frase tidak memiliki predikat dalam strukturnya
MACAM –MACAM FRASE
Frase dapat dibedakan berdasarkan jenis kata, keduduka-nya, dan maknanya
1. Berdasarkan jenis kata
Frase dapat dibedakan sebagai berikut
a. Frase Verbal
b. Frase Adverbal
c. Frase Ajektiva
d. Frase Nominal
e. Frase numeralial
2. Berdasarkan kedudukan
Frase bertingkat adalah frase yang salah satu katanya memiliki kedudukan lebih tinggi satu tingkat dari kata lainnya
3. Berdasarkan makna
KLAUSA DAN KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
A. KLAUSA
Klausa dalam bahasa Indonesia dapat di klasifikasikan melalui beberapa cara tergantung pada suhu sudut pandang kita .
- Klausa maupun kalimat merupakan konstruksi sintaksis yang mengandung unsur predikat ( tata bahasa buku bahasa Indonesia ) : Hasan Alwi dkk.ed.ketiga
- Kluasa adalah kelompok kata yang mengandung satu predikat ( Cook ,1981 )
- Klausa adalah suatu bentuk linguistic yang terdiri atas subjek dan predikat ( Ramlan : 1986 )
B. KALIMAT
1. Kalimat tunggal
Kalimat yang terdiri satu Klaus ( unsure kalimat tunggal adalah S dan P
2. Kalimat Majemuk
Merupakaj gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal
APLIKASI PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
- Teori tentang perkembangan kognitif oleh Jean Piage memberikan sumbangan dasar tentang latar belakang dari Developmentally Appropriate Ppractices.
- Teori perkembangan sosial oleh Lev Vygotsky, di mana ditekankan pada perkembangan kemampuan bahasa dan bersosialisasi untuk pertumbuhan kemampuan kognitif para siswa.
- Teori atribut dari Baernard Weiner, di mana memberikan sumbangan dasar pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap dengan pemberian motivasi secara internal kepada siswa dan juga bagi guru yang membantu siswa-nya belajar.
- Teori Belajar Sosial kognitif dari Albert Bandura. Teori ini menunjukkan bahwa proses belajar yang terjadi banyak dilalui dengan pendekatan model observasi.
- Kelompok siswa yang mempunyai berbagai kemampuan,selain berlatar belakang usia berbeda.
- Developmentally Appropriate Practices. Metode pembelajaran yang didasarkan atas perkembangan siswa.
- Pola kelompok yang luwes untuk belajar.
- Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran kelas rangkap secara murni, para siswa belajar melalui proses yang kontinum.
- Adanya tim kerja yang professional.
- Assessment yang otentik. Menuntut siswa untuk mendemontrasikan keterampilan dan kompetensi yang menggambarkan pemecahan masalah dan situasi yang realistis yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari para siswa.
- Pelaporan secara kualitatif, merupakan salah satu komponen dari pembelajaran kelas rangkap yang harus dikembangkan.
- Komponen lainnya adalah keterlibatan orang tua dan pemahaman mereka terhadap tujuan dan alas an dari pembelajaran kelas rangkap juga, merupakan kunci dari keberhasilan pembelajaran ini.
APLIKASI PEMBELAJARAN TERPADU
Aplikasi Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu pembaharuan dalam dunia pendidikan, konsep pembelajaran terpadu merupakan aplikasi kurikulum terpadu bukanlah suatu konsep yang baru sama sekali. Meski secara konseptual pembelajaran terpadu merupakan hal yang sudah dikembangkan bertahun-tahun yang lalu, tetapi sebagai suatu model pembelajaran yang merupakan implementasi dari kurikulum terpadu dapatlah dikatakan masih up to date.
Hakikat pembelajaran terpadu
Kata kunci dari definisi pembelajaran terpadu adalah integrasi, satu atau beberapa mata pelajaran, dan memusatkan pembelajaran. Secara terminology atau istilah pembelajaran terpadu banyak istilah yang sering digunakan untuk menerangkan pembelajaran terpadu adalah pendekatan interdispliner bidang studi, pendekatan topik-topik dalam mata pelajaran, pendekatan tematik, pendekatan holistic, pendekatan infuse.
Pendekatan pembelajaran terpadu sudah lama berkembang. Secara konseptual, muncul bersamaan dengan adanya pergerakan progesivisme pendidikan pada tahun 1930-an. Dengan dukungan dari berbagai studi perbandingan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana efektivitas pendekatan terpadu ini maka dari tahun ke tahun konsep kurikulum terpadu makin kuat dan dapat diterima banyak kalangan pendidikan.
Alasan-alasan yang mendasari penggunaan pembelajaran terpadu Karena berdasarkan berbagai studi, menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu:
- Sesuai dengan cara pandang siswa dalam memperhatikan atau mempelajari aspek kehidupan;
- Pembelajaran terpadu memungkinkan untuk melihat keterkaitan dan hubungan dari setiap mata pelajaran yang bisa jadi memang berdekatan;
- Dapat memfasilitasi irama proses belajar siswa sehingga gaya dan tingkatan proses belajar siswa tidak selalu dihambat dengan adanya mata pelajaran yang secara konstan selalu berganti;
- Siswa mendapat kesempatan untuk mrngikuti lingkaran proses belajar mereka sendiri.
Model-Model Pembelajaran Terpadu
Terdapat berbagai model dalam pembelajaran terpadu, dalam garis rentangnnya, model pembelajaran terpadu ada 10, yaitu; model penggalan, model terkait, model sarang, model urutan, model berbagi, model terjala, model untaian, model terpadu, model lebur dan model jaringan kerja. Secara konseptual, perjalanan perkembangan model-model pembelajaran terpadu merupakan beberapa bagian dari sepuluh titik garis kontinum sebuah tahapan kurikulum. Berawal dari bentuk kurikulum tradisional, dimana seluruh mata pelajaran merupakan bidang yang dipelajari secara terpisah-pisah, kemudian dengan perkembangan studi komparasi yang terus dilakukan, akhirnya ditemukan model-model kurikulum yang berorientasi pada pembelajaran yang sangat terpadu. Berikut ini penjelasan perjalanan kesepuluh titik tahapan perkembangan kurikulum hingga menjadi model pembelajaran terpadu yang disusun oleh Jacobs (1993).
Model Kurikulum yang Berorientasi pada Satuan atau Pelajaran yang Tepisah-pisah
Pada kelompok model kurikulum yang tradisional ini, model pembelajaran masih berorientasi pada satu mata pelajaran tertentu saja. Model yang sangat umum dilakukan para guru di mana suatu mata pelajaran disajikan secara terpisah-pisah, dan tidak mengaitkanya dengan mata pelajaran lainya. Model ini sering kita jumpai di kelas-kelas SMP dan SLTA. Di dalam bentuk kurikulum yang berorientasi kepada mata pelajaran yang terpisah-pisah tersebut, ada tiga bentuk pembelajaran terpadu walaupun masih sederhana, yaitu;
- Model pennggalan atau fregmen (Fragmented Model) ,yaitu model pembelajaran yang tidak mengaitkan satu mata pelajaran, konsep dengan mata pelajaran, konsep lainnya.
- Model terkait (Connected Model), yaitu model yang mengaitkan atau menghubungkan antara topik atau konsep yang satu dengan yang lainnya.
- Model sarang (Nested Model), yaitu model pembelajaran terpisah tetapi pada setiap mata pelajaran mempunyai target-target multi keterampilan yang di tetapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model Kurikulum yang Berorientasi pada Lintasan beberapa Mata Pelajaran
Dalam model kurikulum ini, terdapat lima model pembelajaran terpadu yang berorientasi pada lintasan beberapa mata pelajaran sekaligus. Yaitu;
- Model Urutan (Sequenced Model), yaitu model pembelajaran yang mengorganisasikan kembali beberapa topik dari suatu mata pelajaran dan diurutkan agar dapat bertepatan dengan topik serupa atau mirip pada mata pelajaran lain.
- Model Pembelajaran Terpadu berbagi (Shared Model), yaitu model pembelajaran yang terfokus pada dua mata pelajarn yang secara bersama-sama diajarkan dengan menggunakan konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan yang tumpang tindih.
- Model Terjala atau jaring laba-laba (Webbed Model), yaitu model pembelajaran yang berangkat dari sebuah tema yang diangkat dan dikembangkan berdasarkan beberapa topik pada beberapa mata pelajaran.
- Model Untaian (Threaded Model), yaitu model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa dengan berbagai mata pelajaran.
- Model terpadu (Integrated Model), yaitu model pembelajaran yang mengaitkan antar mata pelajaran dan tumpang tindih untuk membangun konsep dan keterampilan sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Model Kurikulum yang Berorientasi pada Siswa
klasifikasi perjalanan kurikulum model terpadu yang ketiga ini tidak lagi terfokus pada mata pelajaran tetapi sudah pada para siswa sebagai individu-individu yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang berbeda-beda, serta sebagai individu-individu yang membentuk jaringan kerja sama. Model kurikulum ini merupakan model yang sangat rumit dan bisa jadi hanya bisa diaplikasikan untuk para siswa di tingkat perguruan tinggi. Bentuk pembelajaran terpadu pada model kurikulum ini ada dua, seperti;
- Model terlebur (Immersed Model) arti harafiah dari kata Immersed(Bahasa Inggris) adalah pencelupan atau membenamkan.dengan bentuk pembelajaran terpadu ini seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individual. Misalnya untuk pada Mahasiswa S2 atau magister.
- Model Jaringan Kerja (Networked Model), yang mana para siswa akan menyaring seluruh topik yang akan dipelajarinya melalui kacamata pengalaman mereka masing-masing, dan membangun hubungan internal atau kedalam yang akan membantu menciptakan jaringan kerja sama diantara para ahli yang sesuai dengan bidangnya.
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut, model terkait (connected model), dan terjalahlah (webbed model) yang paling banyak di temui dalam pembelajaran terpadu di tingkat SD. Sedangkan Menurut Ross & Karen Oslen (1993). Lima model pembelajaran terpadu dibawah ini ada di antara sepuluh model pembelajaran terpadu di atas. Kelima model pembelajaran terpadu ini lebih cocok digunakan di angkat di SLTP dan SLTA, yaitu;
- Model keterpaduan dalam satu mata pelajaran, di mana disajikan adalah materi dari satu mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
- Model terkordinasi. Model pembelajaran terpadu jenis ini menekankan pada peranan dua guru atu lebih yang mengajar satu mata pelajaran yang berbeda pada siswa yang sama dalam waktu yang terpisah.
- Model pembelajaran keterpaduan materi inti. Dalam praktiknya, seorang guru harus tetap mengajar di sekelompok siswa yang sama selama kurun waktu tertentu (bisa 2 atau 3 semester). Contohnya guru fisika sebagai mata pelajaran intinya.
- Model pembelajaran keterpaduan ganda materi inti. Pada pelaksanaannya, dua guru sekaligus mengajar sekelompok siswa yang sama untuk dua mata pelajaran inti secara terpadu. Misalnya, seorang guru mengajar keterampilan bahasa dalam konteks mata pelajaran sejarah, sementara guru yang satunya mengajar PPKn dalam konteks mata pelajaran kesenian.
- Model pembelajaran terpadu bentuk mata pelajaran inti yang mandiri. Di sisni, seorang guru dengan mengajar beberapa mata pelajaran tetap yang dipercaya untuk diberikan kepada sekelompok siswa sepanjang hari.
Aplikasi Pembelajaran Terpadu
Seperti yang sudah diuraikan di atas, bahwa pada umumnya di tingkat SD guru-guru banyak menerapkan pembelajaran terpadu model terkait dan terjalah. Beberapa informasi bagi guru tentang aplikasi pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut :
- Mengembangkan kurikulum berbasis Kompetensi oleh Depertemen Pendidikan Nasional dalam rangka membekali para pelaksana pendidikan.
- Khususnya untuk jejnjang SD kelas rendah yaitu, kelas I dan II para guru didorong untuk menggunakan pendekatan tematik di mana merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu.
- Peran Kepala Sekola sangat penting untuk membantu para guru mengiplementasikan model pembelajaran terpadu.
- Camkan bahwa setiap orang termasuk Anda merupakan pribadi yang unik dan berbeda satu dengan yang lainnya.
Hal terpenting dari sebuah implementasi pembaruan pembelajaran, seperti pembelajaran terpadu ini adalah cara pandang guru yang terbuka dan luwes dalam menyikapinya. Selain itu sikap pantang menyerah, dan ma uterus belajar merupakn modal bagi guru untuk menyikapi pembelajaran terpadu ini.
24 Desember 2018
PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM
- Prinsip berorientasi pada tujuan/kompetensi, Yaitu arah bagi pengembangan komponen-komponen lainnya yang memiliki tujuan lebih spesifik dan operasional. Selain itu, tujuan itu juga harus komprehensif meliputi aspek kognitif, afektif, atau psikomotorik.
- Prinsip kontinuitas, Yaitu kesinambungan bahan/materi kurikulum antara jenis dan jenjang program pendidikan. Selain itu, materinya harus memiliki hubungan hierarkis fungsional. Termasuk ruang lingkup dan urutan atau sistematis.
- Prinsip fleksibilitas, Yaitu ruang gerak dalam mengambil keputusan tentang kegiatan yang dilaksanakan pelaksana kurikulum.
- Prinsip integritas, Yaitu keterpaduan, pengembangan kurikulum harus dilakukan dengan menggunakan prinsip keterpaduan. Supaya membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated. Selain itu, kurikulum harus dapat mengembangkan berbagai keterampilan hidup (life skills) yang meliputi : (1) keterampilan personal (personal skill); (2) keterampilan berpikir rasional (thinking skill); (3) keterampian sosial (social skill); (4) keterampilan akademik (academic skill); (5) keterampilan vokasional (vocational skill).
- apakah kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dan diorganisasikan dapat memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan yang di cita-citakan? ;
- apakah kurikulum yang telah dikembangkan itu dapat diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya?.