Dinamika sistem pendidikan di Indonesia senantiasa menunjukkan evolusi yang
berkelanjutan, dengan perubahan kurikulum sebagai salah satu instrumen utama
dalam merespons tantangan zaman. Kurikulum 2013 (K-13) telah menjadi
landasan pendidikan nasional sebelum diperkenalkannya Kurikulum Merdeka
(KM). Perubahan ini seringkali dipicu oleh kebutuhan adaptasi terhadap
perkembangan global dan tuntutan masyarakat yang semakin kompleks.
Pandemi COVID-19 pada khususnya, memperburuk krisis pembelajaran (dikenal
sebagai learning loss) dan menyoroti ketertinggalan pendidikan yang sudah
ada, menjadi katalisator utama bagi lahirnya Kurikulum Merdeka pada tahun
ajaran 2021/2022. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) bahkan merekomendasikan desain
pembelajaran yang lebih terfokus dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa
sebagai respons terhadap kondisi ini. Kurikulum Merdeka kemudian dirancang
sebagai jawaban atas krisis ini, dengan tujuan fundamental untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan potensi siswa secara
holistik.
Perubahan kurikulum di Indonesia menunjukkan bahwa kurikulum tidak hanya
berfungsi sebagai rencana statis, tetapi juga sebagai instrumen dinamis yang
beradaptasi terhadap krisis dan evolusi sistemik. Meskipun perubahan
kurikulum dapat bersifat reaktif terhadap krisis mendesak, seperti pandemi,
perubahan ini juga mencerminkan proses iteratif yang berkelanjutan dalam
evolusi sistem pendidikan. Ini adalah upaya untuk memastikan bahwa
pendidikan tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tuntutan sosial dan
global yang terus berubah. Kurikulum, dalam konteks ini, adalah sarana
penting untuk pembangunan nasional.
Laporan ini bertujuan untuk menyajikan perbandingan komprehensif antara
Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. Analisis ini akan mencakup landasan
filosofis, struktur kurikulum, pendekatan pedagogis, sistem asesmen, serta
dampak dan tantangan implementasinya. Diharapkan, laporan ini dapat
memberikan pemahaman mendalam bagi para pemangku kepentingan dalam dunia
pendidikan untuk menginformasikan keputusan strategis dan penelitian lebih
lanjut.
Kurikulum 2013: Landasan dan Karakteristik Utama
Filosofi dan Tujuan Pendidikan
Kurikulum 2013 (K-13) dikembangkan dengan landasan filosofis yang kuat,
berakar pada budaya bangsa dan bertujuan untuk membangun masa kini serta
masa depan, dengan memposisikan siswa sebagai pewaris budaya. Tujuan
utamanya adalah membentuk manusia Indonesia yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. K-13 secara
eksplisit berupaya menyeimbangkan pengembangan keterampilan lunak (soft
skills) dan keterampilan keras (hard skills) - yang meliputi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan - guna mempersiapkan generasi bangsa
menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
K-13 dapat dipandang sebagai jembatan antara tradisi dan modernitas.
Kurikulum ini berakar pada nilai-nilai budaya nasional, yang bertujuan untuk
melahirkan generasi penerus yang menghargai warisan budaya. Namun, pada saat
yang sama, K-13 juga dirancang untuk mengembangkan keterampilan yang relevan
dengan tuntutan global, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan
kolaborasi. Keseimbangan antara pelestarian identitas budaya dan persiapan
untuk daya saing global menunjukkan upaya kompleks dalam menyeimbangkan
nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan modern. Desain ini mencerminkan
upaya filosofis yang rumit untuk menciptakan individu yang berakar kuat pada
identitas budayanya sekaligus mampu bersaing di kancah internasional.
Struktur Kurikulum dan Muatan Pembelajaran
Struktur K-13 diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 54 Tahun 2014. Struktur ini
mengorganisasikan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Muatan
Pembelajaran, Mata Pelajaran, dan Beban Belajar. Kompetensi Inti mencakup
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang berfungsi
sebagai elemen pengintegrasi muatan pembelajaran. Kompetensi Dasar, yang
merupakan turunan dari KI, dirinci dan dikelompokkan berdasarkan aspek
spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Alokasi jam pelajaran dalam K-13 diatur per minggu, dengan jadwal
pembelajaran rutin yang ditetapkan setiap semester. Mata pelajaran
dikelompokkan menjadi Kelompok A, yang berfokus pada pengembangan kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai dasar penguatan kemampuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; serta Kelompok B, yang
bertujuan mengembangkan kompetensi terkait lingkungan dalam bidang sosial,
budaya, dan seni, termasuk muatan lokal.
K-13 memiliki struktur yang komprehensif namun berpotensi kaku. Meskipun
bertujuan untuk pengembangan holistik dan mencakup berbagai aspek
pembelajaran, struktur yang rinci dan alokasi waktu yang tetap per minggu
dapat menyebabkan muatan pembelajaran yang padat. Kepadatan ini, ditambah
dengan struktur pembelajaran yang terfragmentasi antar mata pelajaran,
sering kali menyulitkan guru dalam implementasinya. Akibatnya, siswa mungkin
tidak memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep secara menyeluruh, yang
dapat menghambat pemahaman yang lebih baik. Desain ini, meskipun dimaksudkan
untuk ketelitian, secara tidak sengaja menciptakan sistem yang dapat
dianggap kaku dan berorientasi pada kuantitas, yang berpotensi menghambat
pemahaman mendalam dan fleksibilitas dalam pengajaran. Kekakuan ini menjadi
salah satu alasan utama lahirnya Kurikulum Merdeka.
Pendekatan Pedagogis (Pendekatan Saintifik)
Kurikulum 2013 mengadopsi pendekatan saintifik (scientific approach) sebagai
metode pembelajaran utama untuk semua mata pelajaran. Pendekatan ini
melibatkan serangkaian langkah-langkah yang terstruktur, yaitu: mengamati
(observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi atau mencoba
(experimenting), menalar atau mengasosiasi (associating), dan
mengomunikasikan (communicating). Pendekatan ini dirancang untuk mendorong
siswa agar lebih aktif, inovatif, dan kreatif dalam memecahkan masalah yang
mereka hadapi selama proses pembelajaran.
Meskipun pendekatan saintifik dalam K-13 idealnya mendorong partisipasi
aktif siswa dan berpikir kritis, kenyataannya implementasi di lapangan
menghadapi tantangan yang signifikan. Banyak sekolah masih menerapkan metode
pengajaran konvensional, dan banyak guru belum sepenuhnya siap atau memahami
konsep pendekatan saintifik secara mendalam. Hal ini menunjukkan adanya
kesenjangan antara tujuan kurikulum yang idealistik dan realitas praktik di
kelas. Pendekatan saintifik, meskipun secara pedagogis kuat, mungkin terlalu
preskriptif atau menuntut bagi tingkat kompetensi guru dan sumber daya yang
tersedia saat itu. Akibatnya, implementasi menjadi tidak konsisten. Hal ini
menegaskan bahwa kurikulum yang dirancang dengan baik di atas kertas tidak
serta-merta diterjemahkan menjadi praktik kelas yang efektif tanpa persiapan
guru dan dukungan yang memadai.
Sistem Asesmen dan Penilaian
Dalam Kurikulum 2013, sistem penilaian cenderung berfokus pada ujian
tertulis dan tes standar untuk mengukur pencapaian siswa. Penilaian
dilakukan secara komprehensif, mencakup semua aspek: intelektual (kognitif),
sikap dan karakter (afektif), sosial, dan religius. Asesmen ini dirancang
untuk mengukur sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Guru diwajibkan
untuk mengisi banyak rubrik penilaian untuk setiap Kompetensi Dasar (KD)
yang diajarkan, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sistem penilaian K-13, meskipun bertujuan untuk komprehensif, menciptakan
beban administratif yang signifikan bagi guru. Beban ini secara eksplisit
disebutkan sebagai kerumitan dan tantangan bagi guru, yang dapat mengalihkan
energi dan fokus mereka dari proses pengajaran itu sendiri. Tuntutan untuk
mengisi banyak rubrik dan dokumen penilaian dapat membuat guru lebih fokus
pada kepatuhan birokrasi daripada inovasi pedagogis atau interaksi langsung
dengan siswa. Hal ini berpotensi menghambat pembelajaran yang berpusat pada
siswa yang sebenarnya ingin dicapai oleh kurikulum.
Kurikulum Merdeka: Inovasi dan Karakteristik Kunci
Filosofi dan Tujuan Pendidikan (Berpusat pada Siswa, Fleksibilitas, Pengembangan Karakter Pancasila)
Kurikulum Merdeka (KM) secara fundamental menempatkan siswa sebagai subjek
utama dalam proses belajar mengajar, dengan fokus pada kebutuhan, minat, dan
potensi individu. Kurikulum ini memberikan kebebasan yang lebih besar kepada
siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka, serta mengambil peran
aktif dalam menentukan apa dan bagaimana mereka belajar. KM juga secara
eksplisit menekankan pengembangan karakter dan kompetensi non-akademis,
seperti kreativitas, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi, di samping
pengetahuan akademis. Materi pembelajaran dirancang agar lebih kontekstual
dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, membantu mereka melihat
kaitan langsung antara apa yang dipelajari di sekolah dengan dunia nyata.
Paradigma "Merdeka" dalam kurikulum ini berfungsi sebagai pendorong motivasi
intrinsik siswa. Fleksibilitas dan pilihan yang diberikan kepada siswa untuk
menentukan topik dan metode belajar sesuai minat mereka secara langsung
berkorelasi dengan peningkatan motivasi belajar dan keterlibatan aktif.
Motivasi ini bersifat intrinsik, muncul dari rasa kontrol siswa atas
pembelajaran mereka (otonomi), relevansi materi, dan pengalaman keberhasilan
yang mereka rasakan. Hal ini sejalan dengan teori-teori motivasi seperti
Self-Determination Theory dan Expectancy-Value Theory. Pergeseran filosofis
dari model yang preskriptif dan berpusat pada guru menjadi model yang
fleksibel dan berpusat pada siswa merupakan langkah pedagogis strategis.
Dengan memberikan agensi dan relevansi kepada siswa, KM bertujuan untuk
menumbuhkan keterlibatan yang lebih dalam dan berkelanjutan dalam
pembelajaran, melampaui sekadar imbalan eksternal, dan mendorong rasa
kepemilikan atas perjalanan pendidikan mereka.
Struktur Kurikulum (Fokus Esensial, Capaian Pembelajaran per Fase, Alokasi Jam Pelajaran Tahunan)
Kurikulum Merdeka berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi
peserta didik sesuai tahap perkembangannya, secara signifikan mengurangi
beban materi yang tidak esensial. Pendekatan ini memastikan waktu yang cukup
untuk pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna. Capaian Pembelajaran
(CP) dalam KM disusun per fase (periode 2-3 tahun), bukan per tahun atau per
kelas, yang memberikan fleksibilitas lebih besar dalam proses pembelajaran
dan memungkinkan guru untuk menyesuaikan kecepatan belajar siswa.
Alokasi jam pelajaran dihitung per tahun, bukan lagi per minggu seperti
kurikulum sebelumnya. Hal ini memungkinkan satuan pendidikan untuk mengatur
pembelajaran secara fleksibel menggunakan sistem blok, di mana alokasi waktu
setiap minggunya tidak selalu sama dalam satu tahun ajaran. Selain itu, KM
mengintegrasikan beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS) di jenjang SD/SMP.
Fleksibilitas struktural KM berfungsi sebagai katalisator inovasi pedagogis.
Pergeseran dari alokasi jam pelajaran mingguan yang kaku dan Kompetensi
Dasar (KD) tahunan menjadi alokasi jam pelajaran tahunan dan Capaian
Pembelajaran (CP) per fase, serta integrasi mata pelajaran seperti IPAS,
merupakan pilihan desain strategis. Perubahan ini bertujuan untuk
memberdayakan guru dengan otonomi dan fleksibilitas yang lebih besar.
Otonomi ini sangat penting untuk mendorong inovasi pedagogis, memungkinkan
guru untuk menyesuaikan konten dan metode dengan kebutuhan siswa dan konteks
lokal, sehingga menjauh dari pendekatan "satu ukuran untuk semua" yang
sering ditemukan pada kurikulum sebelumnya. Perubahan ini juga memungkinkan
waktu yang lebih banyak untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih
interaktif dan kolaboratif. Dengan demikian, KM memfasilitasi pengalaman
belajar yang lebih bermakna dan mendalam bagi siswa.
Pendekatan Pedagogis (Pembelajaran Berdiferensiasi, Project-Based Learning/P5, Pembelajaran Bermakna)
Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Learning)
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pedagogis kunci dalam
Kurikulum Merdeka. Pendekatan ini dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan
belajar yang unik dari setiap siswa, dengan mempertimbangkan kesiapan
belajar, minat, dan gaya belajar mereka (visual, auditori, kinestetik). Guru
memfasilitasi siswa sesuai dengan kebutuhan individual mereka, dengan
membedakan konten (materi pembelajaran), proses (aktivitas pembelajaran),
dan produk (hasil pembelajaran). Tujuan utama dari pembelajaran
berdiferensiasi adalah untuk memenuhi kebutuhan individual peserta didik,
meningkatkan pencapaian belajar mereka, dan merangsang motivasi belajar.
Pembelajaran berdiferensiasi berfungsi sebagai fondasi inklusivitas dan
optimalisasi potensi siswa. Dengan menyesuaikan konten, proses, dan produk
pembelajaran, KM bertujuan untuk menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan
dan personal bagi siswa. Pendekatan ini secara langsung diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan merangsang motivasi mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi bukan sekadar teknik mengajar, melainkan
komitmen filosofis terhadap kesetaraan pendidikan dan memaksimalkan potensi
individu. Dengan mengakui dan secara aktif menanggapi keberagaman siswa, KM
berusaha menciptakan lingkungan belajar yang benar-benar inklusif di mana
setiap siswa, terlepas dari titik awal mereka, merasa didukung dan
termotivasi untuk mencapai yang terbaik, menumbuhkan pola pikir bertumbuh
(growth mindset). Hal ini merupakan langkah maju dari pendekatan "satu
ukuran untuk semua" yang membatasi kurikulum sebelumnya.
Project-Based Learning (PjBL) / Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah program pembelajaran
lintas disiplin ilmu yang menjadi ciri khas Kurikulum Merdeka. P5 bertujuan
untuk mengembangkan karakter dan kompetensi umum siswa, seperti berpikir
kritis, kolaborasi, dan kreativitas. Pembelajaran berbasis proyek (PjBL)
mendorong siswa untuk terlibat dalam masalah dunia nyata, menerapkan
keterampilan yang dibutuhkan, dan bekerja secara kolaboratif. P5 secara
khusus berfokus pada enam dimensi Profil Pelajar Pancasila: Beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; Mandiri; Bernalar
kritis; Kreatif; Bergotong royong; dan Berkebinekaan global.
PjBL/P5 berfungsi sebagai mesin pengembangan karakter dan keterampilan abad
ke-21. Sifat PjBL/P5 yang melibatkan pembelajaran lintas disiplin,
pengamatan masalah, pencarian solusi, kerja kelompok, dan penciptaan produk
secara inheren menuntut siswa untuk berpikir kritis, berkolaborasi,
berkomunikasi, dan menjadi kreatif. Ini bukan mata pelajaran terpisah,
melainkan terintegrasi ke dalam proses pembelajaran. Pendekatan KM terhadap
keterampilan abad ke-21 tidak dilakukan melalui modul pelatihan yang
terisolasi, tetapi dengan menanamkannya sebagai komponen esensial dari
pengalaman belajar berbasis masalah yang otentik. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan ini paling baik dikembangkan secara organik melalui
keterlibatan aktif dengan tugas-tugas kompleks di dunia nyata, daripada
diajarkan secara terpisah. Integrasi ini membuat pengembangan keterampilan
lebih bermakna dan dapat ditransfer, mempersiapkan siswa secara lebih
efektif untuk tantangan di masa depan.
Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning) & Pendekatan Lain
Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang bermakna dan kontekstual, yang
menghubungkan materi teori dengan implementasi dalam kehidupan sehari-hari
siswa. Selain itu, KM juga memperkenalkan berbagai model pembelajaran
inovatif lainnya yang relevan dengan kebutuhan siswa di era digital,
seperti:
- Inquiry-based learning: Model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri peserta didik, mendorong mereka untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis.
- Blended learning: Kombinasi pembelajaran tatap muka dan daring untuk meningkatkan kualitas dan fleksibilitas.
- Flipped classroom: Model yang membalik tradisi pembelajaran di kelas, di mana siswa mempelajari materi di rumah dan menggunakan waktu kelas untuk diskusi atau proyek.
- Gamifikasi: Mengadaptasi elemen permainan ke dalam konteks pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan.
- Teaching at the Right Level (TaRL): Pendekatan yang menekankan penyesuaian pengajaran pada tingkat kemampuan siswa saat ini, bukan hanya berdasarkan usia atau kelas.
Diversifikasi pendekatan pedagogis dalam KM bertujuan untuk menjangkau
keberagaman siswa. Beragamnya strategi pedagogis ini merupakan konsekuensi
langsung dari penekanan KM pada "fleksibilitas" dan "pembelajaran berpusat
pada siswa". Hal ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan pembelajaran
dengan kebutuhan unik setiap siswa dan menciptakan pengalaman belajar yang
lebih menarik, fleksibel, dan relevan. Kekayaan pendekatan ini menunjukkan
bahwa KM bergerak melampaui metode tunggal yang preskriptif (seperti
pendekatan saintifik K-13). Pendekatan multi-aspek ini merupakan upaya yang
disengaja untuk memenuhi keberagaman pembelajar, memastikan bahwa setiap
siswa dapat menemukan jalur pembelajaran yang sesuai dengan gaya dan
kebutuhan individual mereka, sehingga meningkatkan keterlibatan dan
motivasi. Ini mengakui bahwa tidak ada satu metode pun yang cocok untuk
semua dan memberdayakan guru untuk menjadi adaptif dan inovatif dalam
praktik mereka.
Sistem Asesmen (Asesmen Diagnostik, Formatif, dan Sumatif)
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen merupakan bagian integral dari proses
pembelajaran dan bersifat holistik, mencakup asesmen diagnostik, formatif,
dan sumatif.
Asesmen Diagnostik: Dilakukan di awal pembelajaran untuk mengenali
potensi, karakteristik, kebutuhan, perkembangan, dan pencapaian awal siswa.
Hasil asesmen ini sangat penting untuk membantu guru menyesuaikan rencana
pembelajaran agar sesuai dengan kesiapan belajar siswa.
Asesmen Formatif: KM secara khusus menekankan penggunaan asesmen
formatif dibandingkan asesmen sumatif. Asesmen formatif dilakukan sepanjang
proses pembelajaran dengan tujuan memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta memberikan umpan balik berkelanjutan kepada siswa dan
guru. Manfaat asesmen formatif bagi siswa meliputi kemampuan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka, memonitor kemajuan belajar,
meningkatkan motivasi, dan mengembangkan regulasi diri. Bagi guru, asesmen
formatif membantu mereka menyesuaikan strategi pengajaran, mengidentifikasi
kesulitan siswa, dan memperbaiki proses pembelajaran secara real-time.
Berbagai teknik dan instrumen dapat digunakan, termasuk observasi,
proyek/penugasan, tes tertulis/lisan, portofolio, diskusi kelas, refleksi,
dan jurnal. Asesmen formatif juga secara khusus mendukung pengembangan
growth mindset dan refleksi diri pada siswa.
Asesmen Sumatif: Dilakukan di akhir periode pembelajaran untuk
mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Asesmen formatif
dalam KM berfungsi sebagai jantung pembelajaran adaptif dan berpusat pada
siswa. Berbeda dengan K-13 yang cenderung lebih sumatif dan membebani secara
administratif, KM mendefinisikan ulang asesmen sebagai alat pembelajaran
yang dinamis dan berkelanjutan. Penekanan pada asesmen formatif berarti
bahwa penilaian terintegrasi langsung dengan proses pembelajaran ,
memungkinkan umpan balik segera. Umpan balik ini secara langsung
menginformasikan penyesuaian strategi pengajaran dan meningkatkan motivasi
belajar siswa. Pergeseran ini memberdayakan guru dan siswa untuk secara
aktif membentuk perjalanan pembelajaran, menjadikannya lebih responsif dan
efektif. Asesmen tidak lagi hanya menjadi peristiwa terpisah yang menguji,
tetapi menjadi dialog berkelanjutan yang mendorong pengajaran dan
pembelajaran.
Analisis Perbandingan Komprehensif
Perbandingan antara Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka (KM)
menunjukkan pergeseran paradigma yang signifikan dalam sistem pendidikan
Indonesia. Perbedaan ini mencakup landasan filosofis, struktur kurikulum,
pendekatan pedagogis, dan sistem asesmen.
Tabel 1: Perbandingan Karakteristik Utama Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka
Perbandingan Filosofi dan Tujuan
Perbedaan filosofis dan tujuan antara K-13 dan KM sangat mendasar. K-13
berupaya menyeimbangkan pengembangan soft skills dan hard skills untuk
mempersiapkan generasi yang cerdas. Ini menunjukkan pendekatan yang lebih umum
terhadap pengembangan kompetensi. Sebaliknya, KM secara eksplisit berfokus
pada pengembangan karakter dan kompetensi non-akademis, terutama melalui
Profil Pelajar Pancasila. Hal ini menunjukkan pergeseran penekanan dari
keseimbangan yang lebih umum menjadi penekanan yang lebih spesifik pada
karakter dan nilai-nilai Pancasila.
KM mengusung filosofi "merdeka belajar" yang memberikan kebebasan dan otonomi
lebih besar kepada siswa, guru, dan satuan pendidikan dalam menentukan jalur,
metode, dan materi pembelajaran. Sementara K-13 masih memiliki struktur dan
waktu pembelajaran yang cenderung membatasi.
Pergeseran dari "keseimbangan" ke "kemerdekaan berkarakter" ini merupakan
evolusi filosofis yang signifikan. KM secara lebih eksplisit menjadikan
"merdeka" sebagai nilai inti, mengaitkannya langsung dengan pengembangan
karakter Pancasila. Hal ini menunjukkan integrasi yang lebih dalam antara
nilai-nilai dan agensi siswa. K-13, dengan fokus pada "keseimbangan," mungkin
memiliki pendekatan yang lebih terkotak-kotak terhadap keterampilan dan
karakter. Sebaliknya, "kemerdekaan" dalam KM bertujuan untuk menumbuhkan
karakter melalui proses pembelajaran itu sendiri, sejalan dengan
prinsip-prinsip humanistik dan konstruktivis. Evolusi filosofis ini
menyiratkan pengakuan bahwa kompetensi dan karakter sejati tidak dapat hanya
"diseimbangkan" atau dipaksakan secara eksternal, tetapi harus muncul dari
lingkungan yang mendorong otonomi, pilihan, dan keterlibatan mendalam.
Tujuannya adalah untuk menumbuhkan pendorong internal bagi pembelajaran dan
perilaku etis, daripada sekadar mentransmisikan pengetahuan dan sifat-sifat
yang diharapkan.
Perbandingan Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum 2013 memiliki muatan pembelajaran yang padat , dengan jam
pelajaran diatur per minggu. Kepadatan ini seringkali menjadi beban dan
menyebabkan pemahaman yang kurang mendalam. KM, di sisi lain, berfokus pada
materi esensial, mengurangi beban belajar, dan mengalokasikan jam pelajaran
per tahun. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai pembelajaran yang lebih
mendalam. Pergeseran dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
dirinci per tahun dalam K-13 menjadi Capaian Pembelajaran (CP) yang disusun
per fase (2-3 tahun) dalam KM memperkuat fleksibilitas dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu, KM mengintegrasikan mata pelajaran seperti IPA dan
IPS menjadi IPAS, dan memberikan kebebasan memilih mata pelajaran seni.
Pergeseran dari "cakupan luas" ke "kedalaman esensial" dalam struktur
kurikulum merupakan pengakuan kebijakan bahwa kuantitas materi yang berlebihan
dapat merugikan pembelajaran yang sesungguhnya. Struktur KM yang lebih ramping
dan alokasi waktu yang fleksibel dirancang untuk memungkinkan pemahaman
konseptual yang lebih dalam dan penguasaan keterampilan, daripada sekadar
cakupan konten. Hal ini memiliki implikasi signifikan terhadap cara guru
merencanakan dan menyampaikan pelajaran, mengubah fokus dari perlombaan
melawan waktu menjadi pendekatan yang lebih terencana dan disesuaikan dengan
kecepatan siswa.
Perbandingan Pendekatan Pembelajaran
Tabel 2: Perbandingan Pendekatan Pedagogis dalam Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka
K-13 menekankan pendekatan saintifik yang terstruktur. Sebaliknya, KM
mengadopsi pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis proyek (P5) , serta
pendekatan inovatif lainnya seperti inquiry-based learning, blended learning,
flipped classroom, gamifikasi, dan Teaching at the Right Level (TaRL).
Peran guru dalam K-13 adalah membimbing siswa untuk menguasai kompetensi.
Dalam KM, peran guru bergeser menjadi fasilitator, mediator, dan motivator,
yang memberikan kebebasan dan dukungan bagi siswa untuk mengeksplorasi dan
membangun pengetahuannya sendiri. Guru juga diharapkan lebih kreatif dan
inovatif. Sementara K-13 mendorong siswa aktif, inovatif, dan kreatif , KM
lebih jauh mendorong siswa untuk proaktif, mandiri, dan bertanggung jawab
atas pembelajarannya sendiri, memilih jalur belajar sesuai minat dan bakat.
Transformasi hubungan pedagogis ini merupakan pergeseran dari transmisi
pengetahuan ke kemitraan pembelajaran. Pergeseran peran guru dari
"pembimbing" yang mentransmisikan pengetahuan menjadi "fasilitator" yang
memberdayakan siswa untuk membangun pemahaman mereka sendiri, menunjukkan
perubahan mendasar dalam dinamika kekuasaan dan pola interaksi di kelas.
Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber kebenaran, melainkan mitra yang
mendukung siswa dalam mengeksplorasi, membuat pilihan, dan mengejar minat
mereka. Transformasi ini dari model hierarkis dan penyampaian konten menjadi
kemitraan kolaboratif yang didorong oleh siswa adalah perubahan pedagogis
yang mendalam. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan keterlibatan yang lebih
dalam, berpikir kritis, dan pembelajaran mandiri dengan mengakui agensi
siswa dan jalur pembelajaran yang unik. Langkah ini sangat penting untuk
mempersiapkan siswa menghadapi dunia yang cepat berubah, di mana hafalan
kurang bernilai dibandingkan kemampuan beradaptasi dan memecahkan masalah.
Perbandingan Sistem Asesmen
Tabel 3: Perbandingan Sistem Asesmen dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka
Dalam K-13, asesmen lebih dominan pada asesmen sumatif, seperti ujian
tertulis dan tes standar, yang bertujuan untuk menentukan kelulusan siswa.
Meskipun K-13 juga menggunakan penilaian autentik , implementasinya
seringkali masih terfokus pada aspek kognitif. Sebaliknya, KM secara
eksplisit menekankan asesmen formatif sebagai alat utama untuk memantau dan
memperbaiki proses pembelajaran, dengan asesmen sumatif sebagai pelaporan
akhir. KM mendorong asesmen autentik yang melibatkan proyek, simulasi,
presentasi, dan tugas berbasis masalah, yang terbukti meningkatkan
keterlibatan dan motivasi siswa. KM juga mempromosikan asesmen diri,
penilaian antar teman, dan refleksi diri sebagai bagian integral dari proses
belajar. Hasil asesmen formatif dalam KM digunakan secara langsung untuk
umpan balik dan penyesuaian strategi pengajaran.
Asesmen dalam KM bertransformasi menjadi alat pembelajaran, bukan sekadar
pengukuran. Pergeseran ini merupakan re-konseptualisasi mendalam terhadap
peran asesmen, dari alat penilaian akhir menjadi instrumen pembelajaran yang
dinamis dan berkelanjutan. Dengan menanamkan asesmen langsung ke dalam
proses pembelajaran dan memprioritaskan umpan balik daripada nilai, KM
bertujuan untuk menciptakan budaya peningkatan berkelanjutan, refleksi diri,
dan pola pikir bertumbuh. Hal ini memberdayakan guru dan siswa untuk secara
aktif berpartisipasi dalam membentuk perjalanan pembelajaran, menjadikannya
lebih responsif dan efektif.
Dampak Kurikulum Merdeka terhadap Pembelajaran dan Pengembangan Siswa
Peningkatan Motivasi dan Keterlibatan Siswa
Kurikulum Merdeka secara signifikan meningkatkan motivasi dan keterlibatan
siswa karena memberikan kebebasan dalam memilih topik dan metode belajar,
serta memastikan relevansi materi dengan kehidupan nyata. Pendekatan
pedagogis seperti pembelajaran berdiferensiasi dan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) secara khusus meningkatkan keterlibatan kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa.
Peningkatan motivasi dan keterlibatan ini bukan sekadar hasil dangkal,
melainkan konsekuensi langsung dari desain KM yang selaras dengan
teori-teori motivasi yang telah mapan. Motivasi yang muncul seringkali
bersifat intrinsik , berasal dari perasaan siswa akan kontrol atas
pembelajaran mereka (otonomi), relevansi materi yang dipelajari, dan
pengalaman keberhasilan yang mereka rasakan (kompetensi). Hal ini sangat
konsisten dengan prinsip-prinsip Self-Determination Theory dan
Expectancy-Value Theory. Dengan menumbuhkan otonomi, keterkaitan, dan
kompetensi, KM bertujuan untuk menanamkan keinginan belajar yang mendalam.
Keinginan ini krusial untuk keberhasilan akademik yang berkelanjutan dan
kesejahteraan siswa secara keseluruhan, membuka jalan bagi pembelajaran
sepanjang hayat. Ini adalah perbedaan signifikan dari pendekatan sebelumnya
yang mungkin lebih banyak mengandalkan motivator eksternal.
Pengembangan Keterampilan Abad ke-21 (Berpikir Kritis, Kreativitas,
Kolaborasi, Komunikasi)
Kurikulum Merdeka secara eksplisit dirancang untuk mengembangkan
keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi,
dan komunikasi. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan
pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan kunci untuk mencapai tujuan
ini.
Keterampilan abad ke-21 dalam KM dikembangkan sebagai produk sampingan
organik dari pembelajaran berbasis proyek dan berdiferensiasi. Sifat PjBL/P5
yang melibatkan pengamatan masalah, pencarian solusi, kerja kelompok, dan
penciptaan produk secara inheren menuntut siswa untuk berpikir kritis,
berkolaborasi, berkomunikasi, dan menjadi kreatif. Keterampilan ini tidak
diajarkan sebagai mata pelajaran terpisah, tetapi terintegrasi ke dalam
proses pembelajaran. Pendekatan KM terhadap keterampilan abad ke-21 tidak
dilakukan melalui modul pelatihan yang terisolasi, melainkan dengan
menanamkannya sebagai komponen esensial dari pengalaman belajar berbasis
masalah yang otentik. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan ini paling baik
dikembangkan secara organik melalui keterlibatan aktif dengan tugas-tugas
kompleks di dunia nyata. Integrasi ini membuat pengembangan keterampilan
lebih bermakna dan dapat ditransfer, mempersiapkan siswa secara lebih
efektif untuk tantangan di masa depan.
Pembentukan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai
pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku
sesuai nilai-nilai Pancasila. P5 menjadi strategi utama untuk menanamkan
nilai-nilai ini melalui proyek lintas disiplin. Karakter Pancasila berfungsi
sebagai kompas moral di era global. Penekanan pada Profil Pelajar Pancasila
(PPP) menunjukkan ambisi KM untuk menghasilkan bukan hanya individu yang
cerdas secara akademis, tetapi juga warga negara dengan fondasi moral dan
etika yang kuat yang berakar pada nilai-nilai nasional. Dalam dunia yang
semakin kompleks dan global, nilai-nilai ini berfungsi sebagai kompas moral,
memastikan bahwa kompetensi siswa digunakan secara bertanggung jawab dan
berkontribusi positif kepada masyarakat. Ini adalah upaya strategis untuk
menumbuhkan identitas nasional dan tanggung jawab warga negara yang
melampaui sekadar pencapaian akademik.
Mendorong Pembelajar Sepanjang Hayat (Lifelong Learner)
Kurikulum Merdeka dirancang untuk menumbuhkan pembelajaran sepanjang hayat
(lifelong learning). Ini dicapai melalui fleksibilitas, pembelajaran
berpusat pada siswa, PjBL, dan pengembangan keterampilan seperti berpikir
kritis dan literasi. Seorang pembelajar sepanjang hayat adalah individu yang
tidak mudah puas dengan keterampilan yang dimiliki saat ini dan terus
berupaya meningkatkan diri secara konsisten, terlepas dari usia.
KM memandang pembelajaran sepanjang hayat sebagai hasil sinergi antara
fleksibilitas, otonomi, dan relevansi. KM secara eksplisit bertujuan untuk
menumbuhkan pembelajar sepanjang hayat. Hal ini dicapai dengan memberikan
fleksibilitas , mendorong otonomi siswa , menekankan pembelajaran yang
bermakna dan kontekstual , serta mengembangkan keterampilan abad ke-21
seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi melalui PjBL.
Elemen-elemen ini menumbuhkan motivasi intrinsik dan pembelajaran mandiri.
KM menyadari bahwa pendidikan formal saja tidak cukup untuk dunia yang terus
berkembang pesat. Dengan menanamkan prinsip-prinsip fleksibilitas, agensi
siswa, dan relevansi dunia nyata, KM bertujuan untuk menanamkan disposisi
fundamental untuk pembelajaran berkelanjutan. Ini adalah investasi strategis
dalam modal manusia, mempersiapkan individu tidak hanya untuk pekerjaan
tertentu tetapi untuk adaptasi berkelanjutan, peningkatan keterampilan, dan
pertumbuhan pribadi sepanjang hidup mereka, menjadikan mereka tangguh
terhadap gangguan di masa depan.
Studi Kasus Keberhasilan Implementasi
Beberapa studi kasus awal menunjukkan dampak positif dari implementasi
Kurikulum Merdeka di berbagai satuan pendidikan.
Tabel 4: Dampak Kurikulum Merdeka terhadap Pengembangan Siswa (Studi Kasus/Data Kuantitatif)
Studi kasus ini memberikan bukti konkret bahwa implementasi Kurikulum
Merdeka, dengan penekanan pada pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis
proyek, telah menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan motivasi siswa,
keterlibatan, dan pengembangan keterampilan abad ke-21. Hal ini mendukung
klaim bahwa KM mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan
personal bagi siswa.
Tantangan Implementasi dan Solusi Strategis
Meskipun Kurikulum Merdeka menawarkan berbagai inovasi dan potensi positif,
implementasinya di lapangan tidak luput dari tantangan. Mengidentifikasi dan
mengatasi tantangan ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan
transformasi pendidikan.
Kesiapan Guru dan Kompetensi Pedagogis
Salah satu hambatan utama dalam implementasi KM adalah kesiapan guru dan
kompetensi pedagogis mereka. Banyak guru belum siap secara pedagogis dan
konseptual untuk menerapkan kurikulum berbasis proyek dan diferensiasi. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya pelatihan intensif dan pengalaman dalam metode
pembelajaran yang baru. Perubahan paradigma dari pembelajaran yang berpusat
pada guru (teacher-centered) menjadi berpusat pada siswa (student-centered)
membutuhkan waktu, pembiasaan, dan perubahan pola pikir yang signifikan dari
semua pemangku kepentingan pendidikan.
Kesiapan guru merupakan hambatan utama dalam transformasi kurikulum.
Berbagai sumber menunjukkan bahwa kesiapan guru dan kompetensi pedagogis
adalah tantangan besar dalam implementasi KM. Guru mengalami kesulitan dalam
merancang pembelajaran berbasis proyek , pembelajaran berdiferensiasi , dan
memahami filosofi kurikulum secara mendalam. Kurangnya kesiapan ini
seringkali berasal dari minimnya pelatihan dan pengalaman , serta kesulitan
dalam beradaptasi dengan pendekatan baru yang berpusat pada siswa. Hal ini
secara langsung memengaruhi efektivitas implementasi kurikulum. Keberhasilan
kurikulum yang berpusat pada siswa dan fleksibel seperti KM sangat
bergantung pada kemampuan para pelaksananya, yaitu guru. Tanpa investasi
yang cukup dalam pengembangan profesional berkelanjutan yang komprehensif,
yang mencakup pemahaman konseptual dan keterampilan pedagogis praktis,
tujuan ambisius KM berisiko tidak tercapai. Guru bukan hanya pelaksana
kurikulum, tetapi juga kekuatan pendorongnya , dan kesiapan mereka adalah
hambatan utama bagi transformasi pendidikan yang sistemik.
Solusi strategis untuk mengatasi tantangan ini meliputi:
- Pelatihan Guru yang Berkelanjutan dan Komprehensif: Pemerintah perlu menyediakan pelatihan intensif yang berfokus pada praktik baik, baik secara daring maupun luring. Pelatihan ini harus mencakup pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berdiferensiasi, asesmen formatif, dan penggunaan teknologi.
- Pengembangan Komunitas Belajar: Mendorong guru untuk membangun komunitas belajar di mana mereka dapat berbagi pengalaman, berkolaborasi, dan saling mendukung.
- Pendampingan dan Mentoring: Menyediakan program pendampingan dan mentoring yang konsisten bagi guru, terutama dari guru penggerak atau fasilitator yang berpengalaman.
- Penyederhanaan Administrasi: Mengurangi beban administratif guru agar mereka dapat lebih fokus pada pengajaran dan pengembangan inovasi pembelajaran.
Kesenjangan Infrastruktur dan Akses Teknologi
Tantangan signifikan lainnya adalah kesenjangan sumber daya dan fasilitas,
terutama di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Banyak sekolah
masih kekurangan infrastruktur dasar dan akses internet yang memadai, yang
menghambat penerapan pembelajaran digital dan berdiferensiasi yang
ditekankan dalam KM.
Kesenjangan infrastruktur dan teknologi merupakan penghambat utama bagi
pemerataan pendidikan. Meskipun KM menekankan penggunaan teknologi sebagai
alat bantu pembelajaran, realitas di lapangan menunjukkan ketimpangan yang
besar dalam akses dan ketersediaan infrastruktur, terutama di daerah
terpencil. Hal ini secara langsung memengaruhi kemampuan guru untuk
menerapkan pendekatan baru seperti pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis
proyek yang sangat bergantung pada teknologi. Kesenjangan ini menciptakan
hambatan yang signifikan bagi guru di daerah dengan fasilitas terbatas, yang
pada akhirnya dapat memperlebar kesenjangan kualitas pendidikan.
Solusi strategis untuk mengatasi tantangan ini meliputi:
- Investasi Infrastruktur Digital dan Fisik: Prioritaskan penyediaan akses internet yang merata dan perangkat teknologi yang memadai, terutama di daerah 3T.
- Penyediaan Sumber Daya Pendidikan yang Relevan: Memastikan ketersediaan bahan ajar digital dan sumber daya pendidikan lainnya yang dapat diakses oleh semua sekolah.
- Pemanfaatan Platform Digital: Mengoptimalkan penggunaan platform seperti Merdeka Mengajar untuk menyediakan materi ajar, pelatihan, dan forum berbagi praktik baik bagi guru.
Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat
Peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam mendukung implementasi
Kurikulum Merdeka. Kurangnya pemahaman orang tua terhadap konsep KM dapat
menghambat dukungan mereka terhadap proses belajar anak di rumah.
Keterlibatan orang tua dan masyarakat adalah faktor penentu keberhasilan
pendidikan. Keberhasilan implementasi KM tidak hanya bergantung pada sekolah
dan guru, tetapi juga pada dukungan eksternal dari keluarga dan komunitas.
Kurangnya pemahaman orang tua tentang filosofi dan pendekatan KM dapat
menyebabkan ketidakselarasan antara lingkungan belajar di sekolah dan di
rumah, yang pada akhirnya dapat memengaruhi motivasi dan kemajuan belajar
siswa.
Solusi strategis untuk mengatasi tantangan ini meliputi:
- Sosialisasi Komprehensif: Mengadakan sesi sosialisasi rutin dan komprehensif bagi orang tua dan masyarakat tentang konsep, tujuan, dan manfaat Kurikulum Merdeka.
- Membangun Kemitraan: Mendorong kerja sama yang erat antara sekolah, orang tua, dan komunitas pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
- Melibatkan Komunitas dalam Proyek: Mengintegrasikan komunitas dan dunia profesional dalam pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan mempersiapkan siswa menghadapi skenario dunia nyata.
Manajemen Waktu dan Sumber Daya
Implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan PjBL dalam KM membutuhkan
waktu dan sumber daya yang lebih besar dari guru. Guru seringkali kesulitan
mengatur alokasi waktu untuk menyiapkan multimetode, multimedia, dan
multisumber agar pembelajaran bervariasi. Beban tugas guru yang tinggi juga
menjadi kendala.
Tantangan manajemen waktu dan sumber daya ini dapat menghambat kualitas
implementasi. Desain KM yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa,
meskipun ideal, secara praktis menuntut lebih banyak waktu dan sumber daya
dari guru untuk perencanaan dan pelaksanaan yang efektif. Jika tidak
diatasi, hal ini dapat menyebabkan kelelahan guru dan implementasi yang
tidak optimal.
Solusi strategis untuk mengatasi tantangan ini meliputi:
- Fokus pada Diferensiasi Kunci: Guru tidak perlu mendiferensiasikan setiap pelajaran, tetapi fokus pada aktivitas atau asesmen kunci di mana diferensiasi akan memberikan dampak terbesar.
- Pemanfaatan Teknologi untuk Efisiensi: Menggunakan platform digital dan perangkat lunak untuk membantu pengelolaan pembelajaran, asesmen, dan penyediaan materi.
- Kolaborasi Antarguru: Mendorong kolaborasi untuk berbagi beban kerja dalam pengembangan materi dan strategi pembelajaran.
Konsistensi Kebijakan dan Koordinasi
Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan koordinasi lintas sektor, mulai
dari pemerintah pusat hingga daerah. Ketidakselarasan antara kebijakan pusat
dan daerah dapat menghambat proses pelaksanaan di sekolah. Selain itu, masih
ada kekhawatiran tentang konsistensi kebijakan jika terjadi perubahan rezim.
Konsistensi kebijakan dan koordinasi yang kuat sangat krusial untuk
implementasi yang efektif. Tanpa keselarasan yang jelas antara berbagai
tingkatan pemerintahan dan pemangku kepentingan, upaya implementasi di
tingkat sekolah dapat terhambat, menyebabkan kebingungan dan resistensi.
Solusi strategis untuk mengatasi tantangan ini meliputi:
- Penguatan Koordinasi Antar-Lembaga: Membangun mekanisme koordinasi yang lebih kuat antara Kemendikbudristek, pemerintah daerah, dan lembaga terkait lainnya.
- Mekanisme Evaluasi dan Umpan Balik Berkelanjutan: Menerapkan sistem evaluasi dan umpan balik yang inklusif untuk mengidentifikasi ketidakselarasan kebijakan dan menyusun penyesuaian yang diperlukan.
- Komunikasi yang Jelas dan Konsisten: Memastikan komunikasi yang jelas dan konsisten mengenai filosofi, tujuan, dan strategi KM kepada semua pemangku kepentingan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Kurikulum Merdeka merepresentasikan evolusi signifikan dari Kurikulum 2013,
yang dirancang untuk mengatasi tantangan pendidikan di Indonesia, terutama
setelah krisis pembelajaran akibat pandemi COVID-19. Perbandingan
komprehensif ini menyoroti pergeseran paradigma dari pendekatan yang
cenderung kaku dan berpusat pada konten dalam K-13 menuju model yang lebih
fleksibel, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada pengembangan karakter
dalam KM.
KM secara filosofis berakar pada prinsip "merdeka belajar," yang menekankan
otonomi, relevansi, dan pengembangan potensi intrinsik siswa. Ini tercermin
dalam struktur kurikulum yang lebih ramping dengan Capaian Pembelajaran per
fase dan alokasi jam pelajaran tahunan, memungkinkan pembelajaran yang lebih
mendalam dan kontekstual. Pendekatan pedagogis KM, seperti pembelajaran
berdiferensiasi dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), secara
organik menumbuhkan keterampilan abad ke-21 (berpikir kritis, kreativitas,
kolaborasi, komunikasi) dan membentuk karakter Pancasila. Sistem asesmen
dalam KM bertransformasi menjadi alat pembelajaran yang dinamis, dengan
penekanan kuat pada asesmen formatif untuk memberikan umpan balik
berkelanjutan dan mendorong pola pikir bertumbuh. Dampak positif yang
teramati dari implementasi KM meliputi peningkatan motivasi dan keterlibatan
siswa, pengembangan keterampilan holistik, dan penanaman semangat pembelajar
sepanjang hayat. Namun, implementasi KM dihadapkan pada tantangan
substansial, terutama terkait kesiapan guru, kesenjangan infrastruktur dan
teknologi, serta kebutuhan akan keterlibatan orang tua dan masyarakat yang
lebih kuat. Tantangan ini, jika tidak diatasi, dapat menghambat potensi
penuh KM untuk mentransformasi pendidikan.
Berdasarkan analisis ini, beberapa rekomendasi strategis dapat diajukan
untuk mengoptimalkan implementasi Kurikulum Merdeka:
- Investasi dalam Pengembangan Profesional Guru yang Berkelanjutan: Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu menyediakan program pelatihan dan pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan bagi guru, khususnya dalam pembelajaran berdiferensiasi, PjBL, dan asesmen formatif. Program ini harus berorientasi pada praktik dan mendukung perubahan paradigma guru dari pengajar menjadi fasilitator.
- Pemerataan Akses Infrastruktur dan Teknologi Pendidikan: Prioritaskan investasi dalam penyediaan infrastruktur digital dan fisik yang memadai, terutama di daerah 3T. Hal ini mencakup akses internet yang stabil, perangkat teknologi, dan sumber daya pendidikan digital yang relevan, untuk memastikan semua sekolah memiliki kesempatan yang sama dalam mengimplementasikan KM.
- Penguatan Kemitraan Sekolah-Komunitas-Orang Tua: Mengembangkan strategi sosialisasi yang efektif dan program kemitraan yang aktif untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan orang tua serta masyarakat dalam mendukung proses pembelajaran KM. Melibatkan komunitas dalam proyek-proyek pembelajaran dapat meningkatkan relevansi dan dampak pendidikan.
- Optimalisasi Manajemen Waktu dan Sumber Daya Guru: Menerapkan strategi manajemen waktu yang inovatif dan memanfaatkan teknologi untuk mengurangi beban administratif guru, sehingga mereka dapat lebih fokus pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berdiferensiasi dan berbasis proyek. Kolaborasi antar guru juga perlu didorong untuk berbagi beban kerja dan praktik terbaik.
- Memastikan Konsistensi Kebijakan dan Koordinasi Lintas Sektor: Membangun mekanisme koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan keselarasan kebijakan dan dukungan yang konsisten selama proses implementasi kurikulum.
Mengatasi tantangan-tantangan ini secara strategis, Kurikulum Merdeka
memiliki potensi besar untuk tidak hanya memulihkan pembelajaran yang
hilang, tetapi juga untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif,
relevan, dan memberdayakan, yang pada akhirnya akan menghasilkan generasi
pembelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila dan siap menghadapi
kompleksitas masa depan.
Daftar Pustaka
- Tantangan Guru Dan Siswa Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah, https://www.researchgate.net/publication/384738866_Tantangan_Guru_Dan_Siswa_Dalam_Penerapan_Kurikulum_Merdeka_Belajar_Di_Sekolah
- 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kurikulum 2013 ..., https://repository.stkippacitan.ac.id/id/eprint/439/8/NANDARIAWATI_BAB%202_PM2021.pdf
- Perbandingan Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum ..., https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/konstruktivisme/article/download/2986/1704/
- Dampak Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka, https://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/article/download/40243/12726
- Kurikulum Merdeka, Pengertian dan Perbedaannya dengan K13 - E-ujian.id, https://e-ujian.id/kurikulum-merdeka-pengertian-dan-perbedaannya-dengan-k13/
- The Relevance of The Kurikulum Merdeka Between Solutions And Ambition - Novateur Publications, https://novateurpublication.org/index.php/np/article/download/166/158/179
- Relevansi Kurikulum Merdeka dalam Kegiatan Belajar Mengajar di MA Darul Falah Sumbergempol terhadap Perspektif Ta - Journal on Education, https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/5724/4598/
- Apa Itu Kurikulum Merdeka? Inilah Pengertian, Prinsip, dan Karakteristiknya, https://www.journey.sekolahauliya.sch.id/apa-itu-kurikulum-merdeka-inilah-pengertian-prinsip-dan-karakteristiknya/
- Pengaruh Perubahan Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka terhadap Pembelajaran di Kelas V A SDN 101765 Bandar Setia, https://journal.amikveteran.ac.id/index.php/jpbb/article/download/3901/2799/13056
- KOMPARASI PELAKSANAAN KURIKULUM MERDEKA DAN K13 DI ..., https://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/jipsos/article/download/4295/3449/34682
- Landasan Filosofis Kurikulum Merdeka menurut ... - Melintas, https://www.melintas.id/pendidikan/344533893/landasan-filosofis-kurikulum-merdeka-menurut-permendikbudristek-nomor-12-tahun-2024-mengutamakan-kemerdekaan-dan-nilai-nilai-pancasila
- Landasan Filosofis Dalam Pengembangan Kurikulum | PDF | Karier & Perkembangan, https://id.scribd.com/document/326098486/Landasan-Filosofis-Dalam-Pengembangan-Kurikulum
- Implementasi dan Pengembangan Kurikulum 2013 - http ..., https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JMKB/article/view/24746/pdf
- Struktur Kurikulum 2013 | PDF | Karier & Perkembangan - Scribd, https://id.scribd.com/document/622407372/Struktur-Kurikulum-2013
- Struktur Kurikulum | SMA Negeri 1 Batang Kuis, https://smanegeri1batangkuis.sch.id/struktur-kurikulum/
- Apa Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka? - Tirto.id, https://tirto.id/apa-perbedaan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-merdeka-gTL3
- Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka - Perpus Kita, https://web.perpuskita.id/perbedaan-kurikulum-2013-dengan-kurikulum-merdeka/
- ANALISIS EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ANTARA KURIKULUM ..., http://eprints.umg.ac.id/9990/5/17733-59418-1-PB.pdf
- Perbandingan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Pkn di SD, https://kaltengnews.co.id/2024/06/perbandingan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-merdeka-dalam-pembelajaran-pkn-di-sd
- Perbandingan Konsep Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka | ANTHOR, https://anthor.org/anthor/article/view/304
- Mengenal Metode dan Model Pembelajaran Pada Kurikulum 2013, https://smpn2kalibawang.sch.id/read/7/mengenal-metode-dan-model-pembelajaran-pada-kurikulum-2013
- Pendekatan Saintifik: Pengertian, Prinsip, Langkah, dan Contohnya - Gramedia, https://www.gramedia.com/literasi/pendekatan-saintifik/
- Kekurangan dan Kelebihan Kurikulum 2013 - Wisatasekolah.com, https://wisatasekolah.com/kekurangan-dan-kelebihan-kurikulum-2013/
- Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 - SMA Kristen YPKPM Ambon, https://www.smakrisambon.sch.id/tulisan-ilmiah/261-kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013
- Asesmen dalam Pendidikan : Memahami Konsep,Fungsi dan Penerapannya, https://jurnaluniv45sby.ac.id/index.php/Dewantara/article/download/2915/2575/9462
- Perbedaan Penilaian Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka - JURNAL BASICEDU, https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/download/4444/pdf
- Jurnal Educatio - Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran ..., https://ejournal.unma.ac.id/index.php/educatio/article/download/1279/880/5508
- Memahami Filosofi Kurikulum Merdeka - Kak Candra, https://kakcandra.com/memahami-filosofi-kurikulum-merdeka/
- Filosofi Pendidikan dalam Kurikulum Merdeka - Dinas Pendidikan, https://disdik.hsu.go.id/2024/08/05/filosofi-pendidikan-dalam-kurikulum-merdeka/
- dampak pelaksanaan kurikulum merdeka belajar terhadap pembelajaran pendidikan agama islam - Ejournal Universitas Dharmas Indonesia (UNDHARI), https://ejournal.undhari.ac.id/index.php/de_journal/article/download/1345/683/8573
- Begini Karakteristik Kurikulum Merdeka yang Wajib Dipahami - ESQ Business School, https://esqbs.ac.id/begini-karakteristik-kurikulum-merdeka-yang-wajib-dipahami/
- Kurikulum Merdeka: Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan ..., https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/6324/5049/
- Strategi Penerapan Merdeka Belajar di Sekolah - Guruinovatif.id, https://guruinovatif.id/artikel/strategi-penerapan-merdeka-belajar-di-sekolah
- ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FLEKSIBILITAS KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN - Jurnal Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/download/22149/15597/71038
- Apa Itu Kurikulum Merdeka? Mengenal Kurikulum Terbaru dari ..., https://bentaracampus.ac.id/apa-itu-kurikulum-merdeka-mengenal-kurikulum-terbaru-dari-kemendikbud/
- Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka Belajar yang Harus Diketahui, https://asadewantara.org/2023/06/06/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-merdeka-belajar-yang-harus-diketahui/
- 5 Karakteristik Siswa dalam Kurikulum Merdeka - Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa, https://www.ybkb.or.id/5-karakteristik-siswa-dalam-kurikulum-merdeka/
- Apakah Kurikulum Merdeka penting dalam membangun pendidikan?, https://disdik.kutaibaratkab.go.id/apakah-kurikulum-merdeka-penting-dalam-membangun-pendidikan/
- Mengenal 3 Karakteristik Kurikulum Merdeka dan Penjelasannya ..., https://kumparan.com/ragam-info/mengenal-3-karakteristik-kurikulum-merdeka-dan-penjelasannya-23iM334AeNY
- Landasan Filosofis dan Peran Kurikulum Merdeka Dalam Meningkatkan Karakter Peserta Didik - Jurnal Pendidikan Tambusai, https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/22857/15562/38731
- Strategi Efektif Tingkatkan Prestasi Melalui Kurikulum Merdeka - Media Scanter, https://mediascanter.id/strategi-efektif-tingkatkan-prestasi-melalui-kurikulum-merdeka/
- Volume 5, Nomor 1, Mei 2024 - THE ROLE OF TECHNOLOGY IN IMPLEMENTING KURIKULUM MERDEKA, https://iicls.org/index.php/jer/article/download/215/176
- Authentic Assessment in Kurikulum Merdeka: Benefits, Challenges, and Implementation Strategies - Samudra Publisher, https://samudrapublisher.com/index.php/jpgenus/article/download/245/200/2774
- Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Gorowong 05 Parung Panjang - Jurnal UMJ, https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SEMNASFIP/article/view/23523/10848
- Kurikulum Merdeka - Sekolah Monte Sienna, https://montesiennaschool.com/kurikulum-merdeka/
- Self-Determination Theory, Motivation, and Your Classroom, https://site.nyit.edu/ctl/blog/self_determination_theory_motivation_and_your_classroom
- Using Expectancy Value Theory as a Framework to Reduce Student Resistance to Active Learning: A Proof of Concept - PMC, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5576764/
- The Influence of the Classroom Climate on Students' Motivation - Judit Heitzmann, https://okt.kmf.uz.ua/atc/oktat-atc/Bakalavr/MELT/Readings_II-4/Heitzmann_Judit_Influence_of_classroom_climate_on_motivation.pdf
- Keunggulan Kurikulum Merdeka Beserta Manfaat dan Dampak ..., https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/keunggulan-kurikulum-merdeka/
- The Effect of Implementing Merdeka Curriculum on Teachers' Pedagogical Literacy Skills in Learning and Evaluation at Elementary - Journal of English Language and Education, https://jele.or.id/index.php/jele/article/download/619/313
- Mengenal Struktur Kurikulum Merdeka yang Guru Harus Tahu, https://www.acerid.com/pendidikan/struktur-kurikulum-merdeka-yang-guru-harus-tahu
- struktur kurikulum merdeka pada jenjang smp dan sma, https://lmsspada.kemdiktisaintek.go.id/pluginfile.php/785096/mod_resource/content/7/Infografis%20Kurikulum%20Merdeka%20SMP%20%20SMA.pdf
- Empowering Student-Centered Learning in English Education (A Closer Look at Kurikulum Merdeka) - ResearchGate, https://www.researchgate.net/publication/376225773_Empowering_Student-Centered_Learning_in_English_Education_A_Closer_Look_at_Kurikulum_Merdeka
- HOW DOES GRANTING TEACHER AUTONOMY INFLUENCE CLASSROOM INSTRUCTION? LESSONS FROM INDONESIA'S CURRICULUM REFORM IMPLEMENTATION - Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, http://jurnalpuslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/index.php/litjak/article/view/768/234
- Pembelajaran Berdiferensiasi: Pengertian, Manfaat, dan Tujuannya - Acer Indonesia, https://www.acerid.com/pendidikan/pengertian-pembelajaran-berdiferensiasi-dan-manfaatnya
- PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DI SEKOLAH DASAR - jurnal - Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, https://jurnal.unipasby.ac.id/jurnal_inventa/article/download/8739/5335/29002
- Model Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka - Journal on Education, https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/5470/4378/
- Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka Belajar: Strategi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pendidikan Agama Kristen, https://jurnal.sttarastamarngabang.ac.id/index.php/sinarkasih/article/download/328/311/1205
- implementasi strategi pembelajaran berdiferensiasi dalam ..., https://jurnal.markandeyabali.ac.id/index.php/deiksis/article/download/54/50/
- Aspek dan Prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi yang Harus Guru Ketahui - Guruinovatif.id, https://guruinovatif.id/artikel/aspek-dan-prinsip-pembelajaran-berdiferensiasi-yang-harus-guru-ketahui
- 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembelajaran ..., http://repository.upi.edu/129814/10/S_PAUD_2000691_Chapter2.pdf
- Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di Era Kurikulum Merdeka Untuk Meningkatkan Hasil Belajar - Jurnal FKIP Universitas Mulawarman, https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/geoedusains/article/download/3744/1705/12902
- PRINSIP PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI (DIFFERENTIATED INSTRUCTION) - Kurikulum Merdeka, https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/arsip/Buku-Nasmik-ISBN.pdf
- pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka belajar di sekolah dasar differentiated, https://jicnusantara.com/index.php/jiic/article/download/2853/3040/14093
- Model Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi - Kurikulum ..., https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/03/Buku-Model-Pengembangan-Pembelajaran-Berdiferensiasi-SMPN-20-Tangsel-_5-Maretisbn.pdf
- (PDF) Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka, https://www.researchgate.net/publication/374366784_Implementasi_Pembelajaran_Berdiferensiasi_Dalam_Kurikulum_Merdeka
- Pembelajaran Berdiferensiasi: Antara Manfaat dan Tantangannya, https://bgpsumsel.kemdikbud.go.id/pembelajaran-berdiferensiasi-antara-manfaat-dan-tantangannya/
- Relevansi Growth Mindset dengan Kurikulum Merdeka Belajar di ..., https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/alislah/article/download/8048/1777
- 3 Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka yang Efektif untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa - SMK ISTEK Kota Tegal, https://www.smkistekkotategal.sch.id/berita/detail/1/3-model-pembelajaran-kurikulum-merdeka-yang-efektif-untuk-meningkatkan-kualitas-belajar-siswa/
- Pengaruh Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Terhadap Pembentukan Karakter dan Moral Peserta Didik Di Sekolah Menengah Per, http://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/6394/4550/10099
- Pengaruh Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang, https://ejournal.undaris.ac.id/index.php/waspada/article/download/610/452
- Project for Strengthening the Profile of Pancasila Students in Schools in Realizing the Sustainable Development Goal - Open Journal Systems, https://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah/article/download/6038/2729
- Strengthening Pancasila Student Profiles In Independent Learning Curriculum In Elementary School Nurhayati - SciSpace, https://scispace.com/pdf/strengthening-pancasila-student-profiles-in-independent-2nikbek6.pdf
- 123 The Merdeka Curriculum and P5: A Review of Teachers' Understanding and Students' Experiences - Jurnal Unigal, https://jurnal.unigal.ac.id/jwp/article/download/16822/9123
- The Merdeka Curriculum and P5: A Review of Teachers' Understanding and Students' Experiences - ResearchGate, https://www.researchgate.net/publication/388639334_The_Merdeka_Curriculum_and_P5_A_Review_of_Teachers'_Understanding_and_Students'_Experiences
- P5 dalam Kurikulum Merdeka: Pengertian, Prinsip, dan Manfaat - detikcom, https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6624332/p5-dalam-kurikulum-merdeka-pengertian-prinsip-dan-manfaat
- Kurikulum Merdeka Belajar: Pengertian, Tujuan, Hingga Implementasi - Acer Indonesia, https://www.acerid.com/pendidikan/pengertian-kurikulum-merdeka-belajar-dan-tujuannya
- What is Project Based Learning? | PBLWorks, https://www.pblworks.org/what-is-pbl
- Peran Guru Dalam Pembelajaran Project Based Learning Pada Profil Pelajar Pancasila Di Tk Islam Al-Amanah, Jakarta Utara, https://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah/article/downloadSuppFile/2157/341
- (PDF) Project-Based Learning in the Merdeka Curriculum in Terms ..., https://www.researchgate.net/publication/381850400_Project-Based_Learning_in_the_Merdeka_Curriculum_in_Terms_of_Primary_School_Students'_Learning_Outcomes
- Analysing Procedures and Teachers' Perception of Project- Based Learning in the Kurikulum Merdeka Framework, https://emergent.pubmedia.id/index.php/Emergent/article/download/47/92/185
- Implementasi Kurikulum Merdeka: Peluang dan Tantangan, https://mtsn8sleman.sch.id/blog/implementasi-kurikulum-merdeka-peluang-dan-tantangan/
- Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka - Journal of Information Systems and Management (JISMA), https://jisma.org/index.php/jisma/article/download/922/164/1315
- Analysis of Student Engagement in Project Based Learning in The Merdeka Curriculum - Pedagonal : Jurnal Ilmiah Pendidikan, https://pedagonal-fkip.unpak.ac.id/index.php/pedagonal/article/download/32/16
- Implementasi Project Based Learning Pada Kurikulum Merdeka - Portal Jurnal Online STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, https://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/jpimat/article/viewFile/4663/pdf
- Analysis of Student Engagement in Project Based Learning in The Merdeka Curriculum, https://www.researchgate.net/publication/391333638_Analysis_of_Student_Engagement_in_Project_Based_Learning_in_The_Merdeka_Curriculum
- Pembelajar Sepanjang Hayat melalui Pembelajaran Bermakna dalam Kurikulum Merdeka, https://man5tangerang.sch.id/2024/07/08/pembelajar-sepanjang-hayat-melalui-pembelajaran-bermakna-dalam-kurikulum-merdeka/
- jdih.kemdikbud.go.id SALINAN PERATURAN ... - Kurikulum Merdeka, https://kurikulum.kemdikbud.go.id/file/1711507788_manage_file.pdf
- Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada ..., https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/07/V.2-Dimensi-elemen-subelemen-Profil-Pelajar-Pancasila-pada-Kurikulum-Merdeka.pdf
- MODUL PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA KELS VII ..., https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/712895-1673196690.pdf
- (PDF) Lingkungan Belajar Terintegrasi Melalui Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Kinerja Guru - ResearchGate, https://www.researchgate.net/publication/382876645_Lingkungan_Belajar_Terintegrasi_Melalui_Kurikulum_Merdeka_dalam_Meningkatkan_Kinerja_Guru
- Revolutionizing Indonesian Language Learning: The Effectiveness of Kurikulum Merdeka at SMP Negeri 2 Selong - Journal Skiller Indonesia, https://skillerindonesia.id/index.php/ije/article/download/192/108
- www.ssoar.info Transforming Education in Indonesia: The Impact and Challenges of the Merdeka Belajar Curriculum, https://www.ssoar.info/ssoar/bitstream/handle/document/95381/ssoar-pos-2024-6-hunaepi_et_al-Transforming_Education_in_Indonesia_The.pdf?isAllowed=y&sequence=1
- FLEXIBLE APPROACH IN ENGLISH LANGUAGE LEARNING CURRICULUM DESIGN: OPTIMIZING TEACHING IN MERDEKA CURRICULUM - Eduvest - Journal of Universal Studies, http://www.eduvest.greenvest.co.id.submitjurnal.id/index.php/edv/article/download/43675/2993
- Belajar Lebih Menyenangkan dengan Kurikulum Merdeka, https://btikp.babelprov.go.id/content/belajar-lebih-menyenangkan-dengan-kurikulum-merdeka
- Dampak Positif Penerapan Kurikulum Merdeka Bagi Generasi Z - Kompasiana.com, https://www.kompasiana.com/auliarizkikas1504/656ad55fc57afb4dea3d9b53/dampak-positif-penerapan-kurikulum-merdeka-bagi-generasi-z
- Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar: Studi Kasus di SDN 106813 Amplas, https://journal.asdkvi.or.id/index.php/Realisasi/article/download/583/830/3315
- Teacher Strategies In Enhancing Students' Engagement In Learning English During Kurikulum Merdeka Implementation - UIN - Ar Raniry Repository, https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/41354/
- Inovasi Model dan Strategi Pembelajaran dalam Implementasi ..., https://jer.or.id/index.php/jer/article/download/1153/665/5727
- Teaching at the Right Level (TaRL): A Flexible Approach to Teaching in Kurikulum Merdeka, https://gurukreator.id/teaching-at-the-right-level-tarl-a-flexible-approach-to-teaching-in-kurikulum-merdeka/
- Teaching at the Right Level (TaRL) as a Potential Solution for Improving Middle School Education: A Systematic Review of the Literature, http://ijeais.org/wp-content/uploads/2024/4/IJAPR240422.pdf
- Panduan Pembelajaran dan Asesmen - Kurikulum Merdeka, https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Pembelajarn-dan-Asesmen.pdf
- Formative Assessment | Department of Education, https://educate.iowa.gov/pk-12/standards/assessment/formative
- Formative vs Summative Assessment - Eberly Center - Carnegie Mellon University, https://www.cmu.edu/teaching/assessment/basics/formative-summative.html
- Pengertian, Karakteristik, dan Fungsi Asesmen Formatif bagi Guru ..., https://kumparan.com/ragam-info/pengertian-karakteristik-dan-fungsi-asesmen-formatif-bagi-guru-20v2QLVKXuN
- Formative Assessment | Dartmouth Center for the Advancement of ..., https://dcal.dartmouth.edu/resources/evaluating-student-learning/formative-assessment
- 3 Jenis Asesmen dan Cara Menggunakannya pada Pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka - SMA NEGERI 9 BATAM, https://www.sman9batam.sch.id/berita/detail/427167/3-jenis-asesmen-dan-cara-menggunakannya-pada-pembelajaran-sesuai-kurikulum-merdeka/
- Perbedaan Penilaian Formatif dan Sumatif di Kurikulum Merdeka - Quipper Blog, https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/perbedaan-penilaian-formatif-dan-sumatif-di-kurikulum-merdeka/
- ASESMEN FORMATIF DAN SUMATIF - SMP MUHAMMADIYAH 12 KALIJAMBE, https://smpmuh12kalijambe.sch.id/detail/asesmen-formatif-dan-sumatif
- Formative Assessment | Office of Teaching, Learning, & Technology ..., https://my.uiw.edu/tlt/center-for-teaching-learning/assssment/formative-assessments1.html
- Penilaian/Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Pembelajaran - Aku Pintar, https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/penilaian-asesmen-formatif-dan-sumatif
- jenis, teknik, dan contoh instrumen asesmen pada kurikulum merdeka - SMA NEGERI 9 BATAM, https://www.sman9batam.sch.id/berita/detail/425233/jenis-teknik-dan-contoh-instrumen-asesmen-pada-kurikulum-merdeka/
- Pengertian Asesmen Formatif dan Manfaatnya dalam Kurikulum Merdeka | kumparan.com, https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-asesmen-formatif-dan-manfaatnya-dalam-kurikulum-merdeka-233JbdbIIbK
- What are the principles of assessment? | Cambridge Assessment ..., https://www.cambridgeassessment.org.uk/blogs/what-are-the-principles-of-assessment/
- (PDF) DISCLOSURE OF FORMATIVE ASSESSMENT PRACTICES IN THE MERDEKA CURRICULUM - ResearchGate, https://www.researchgate.net/publication/390918666_DISCLOSURE_OF_FORMATIVE_ASSESSMENT_PRACTICES_IN_THE_MERDEKA_CURRICULUM
- IMPLEMENTATION OF FORMATIVE ASSESSMENT IN KURIKULUM MERDEKA BY ENGLISH TEACHER OF SMPK ADISUCIPTO PENFUI - Ejurnal Undana, https://www.smkn2singaraja.sch.id/index.php/AJES/article/download/11723/5312/
- KURIKULUM MERDEKA'S AUTHENTIC ASSESSMENT FOR MULTICULTURAL ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION, https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/pai/article/download/4196/2653/
- JENIS, TEKNIK, DAN CONTOH INSTRUMEN ASESMEN PADA ..., https://www.sman15tanjabbarat.sch.id/read/139/jenis-teknik-dan-contoh-instrumen-asesmen-pada-kurikulum-merdeka
- Berbagai Strategi Asesmen Formatif selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) - Kejarpena, https://blog.kejarcita.id/berbagai-strategi-asesmen-formatif-selama-pembelajaran-jarak-jauh-pjj/
- 5 Contoh Kegiatan Asesmen Formatif saat Pembelajaran | kumparan.com, https://kumparan.com/ragam-info/5-contoh-kegiatan-asesmen-formatif-saat-pembelajaran-22IzfDl9YkA
- Current Reading: Formative Assessment | Magister P., https://magisterp.com/2024/02/25/current-reading-formative-assessment/
- Analisis Penggunaan Asesmen Formatif Sebagai Alat Penilaian ..., https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/1946/1436/2694
- Cara Mengembangkan Asesmen Formatif di Kelas - Kejarpena, https://blog.kejarcita.id/cara-mengembangkan-asesmen-formatif-di-kelas/
- Manfaat Asesmen Formatif bagi Tenaga Pendidik dan Peserta Didik - Guruinovatif.id, https://guruinovatif.id/artikel/manfaat-asesmen-formatif-bagi-tenaga-pendidik-dan-peserta-didik
- KENDALA DALAM PENERAPAN PENILAIAN FORMATIF (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 WONOSOBO), https://jmpa.stitmultazam.ac.id/index.php/jmpa/article/download/68/51
- implementasi penilaian formatif dalam pembelajaran bahasa inggris tatap muka terbatas untuk - JURNAL P4I, https://jurnalp4i.com/index.php/strategi/article/download/887/892/3805
- Contoh Asesmen Formatif - Kejarpena, https://blog.kejarcita.id/contoh-asesmen-formatif/
- Asesmen Formatif untuk Meningkatan Keterampilan Membaca Siswa di Tana Tidung, https://www.inovasi.or.id/id/asesmen-formatif-untuk-meningkatan-keterampilan-membaca-siswa-di-tana-tidung/
- Penerapan Asesmen Formatif Dan Sumatif Dalam Kurikulum Merdeka Di Madrasah Aliyah Swasta Darul Hadits Huta, https://journals.ldpb.org/index.php/cognoscere/article/download/169/142/619
- Developing a Formative Assessment of Academic Reading Comprehension for English Language Learners: A Tool to Improve Teaching and Learning - Institute of Education Sciences, https://ies.ed.gov/use-work/awards/developing-formative-assessment-academic-reading-comprehension-english-language-learners-tool
- The 6 Benefits of Formative Assessments - Gradient, https://gradientk12.com/formative-assessments-benefits/
- 10 Benefits Of Formative Assessments - Edsembli, https://edsembli.com/benefits-of-formative-assessments/
- 28 Best Formative Assessment Examples for Teachers - College Transitions, https://www.collegetransitions.com/blog/formative-assessment-examples/
- asesmen formatif kurikulum merdeka pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti fase e di sma negeri ambulu skripsi, https://digilib.uinkhas.ac.id/38838/1/NAJA%20WILDAN_202101010026.pdf
- Teacher's Paradigm in Interpreting the Birth of the Merdeka Curriculum Policy - Journal of Education Research, https://jer.or.id/index.php/jer/article/download/174/152
- Merdeka Curriculum: Teachers' Perception About The Implementation In Teaching English At Smkn 1 Polewali, https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/Eternal/article/view/44792/21011
- empowering educational autonomy to implement kurikulum merdeka in madrasah - e-Learning Informatika, http://103.55.33.27/index.php/jpi/article/download/35133/10881
- Implementasi Kurikulum Merdeka untuk Meningkatkan Motivasi Belajar pada Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan - ResearchGate, https://www.researchgate.net/publication/363096204_Implementasi_Kurikulum_Merdeka_untuk_Meningkatkan_Motivasi_Belajar_pada_Sekolah_Menengah_Kejuruan_Pusat_Keunggulan
- Peran Guru dalam Memaksimalkan Semangat Belajar Peserta Didik pada Implementasi Program Kurikulum Merdeka di SMK Negeri 1 Boyolali - JIIP, https://www.jiip.stkipyapisdompu.ac.id/jiip/index.php/JIIP/article/download/2753/2201/18448
- Teachers' Understanding of Facilitating Learning in Implementing Kurikulum Merdeka Belajar in Yogyakarta - Atlantis Press, https://www.atlantis-press.com/article/126009683.pdf
- the role of the teacher as a facilitator in the learning process: a review of educational psychology - ResearchGate, https://www.researchgate.net/publication/388615360_THE_ROLE_OF_THE_TEACHER_AS_A_FACILITATOR_IN_THE_LEARNING_PROCESS_A_REVIEW_OF_EDUCATIONAL_PSYCHOLOGY
- (PDF) The Influence of Teachers' Readiness Level and Motivation on The Implementation of The Merdeka Curriculum (IKM) in North Ternate City - ResearchGate, https://www.researchgate.net/publication/381721562_The_Influence_of_Teachers'_Readiness_Level_and_Motivation_on_The_Implementation_of_The_Merdeka_Curriculum_IKM_in_North_Ternate_City
- Tantangan dan Peran Dari Guru dalam Kurikulum Merdeka Belajar, https://jurnal.stkippgribl.ac.id/index.php/lentera/article/download/603/546/775
- Mengenal 5 Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD, https://www.paud.id/karakteristik-kurikulum-2013-paud/
- Implementasi Kurikulum Merdeka: Tantangan, Kebijakan, Dan ..., https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/edukatif/article/download/3404/2783/
- ASESMEN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ..., https://cdn.undiksha.ac.id/wp-content/uploads/2023/01/18062625/10-Orasi-Ilmiah-Prof.-Dr.-Dewa-Bagus-Sanjaya-M.Si_.pdf
- Pentingnya Penilaian Autentik dalam ... - Berita Magelang, https://www.beritamagelang.id/kolom/pentingnya-penilaian-autentik-dalam-implementasi-kurikulum-merdeka-ikm
- Formative and Summative Assessments | Poorvu Center for Teaching and Learning, https://poorvucenter.yale.edu/Formative-Summative-Assessments
- Pengaruh Implimentasi Kurikulum Merdeka Belajar dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Serta Dampaknya Pada - Innovative: Journal Of Social Science Research, https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/7683/5714/13304
- ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA DI ERA KURIKULUM MERDEKA - JURNAL P4I, https://www.jurnalp4i.com/index.php/manajerial/article/download/4750/3623
- Pengaruh Lingkungan Belajar yang Mendukung Motivasi Belajar - Kompasiana.com, https://www.kompasiana.com/fadilaindah6807/677e7d0e34777c390f72cae2/pengaruh-lingkungan-belajar-yang-mendukung-motivasi-belajar
- Flexible Learning Model Effects in Kurikulum Merdeka Implementation to Develop Soft-Kill and Student Character in Vocational High Schools - International Journal of Research and Innovation in Social Science, https://rsisinternational.org/journals/ijriss/articles/flexible-learning-model-effects-in-kurikulum-merdeka-implementation-to-develop-soft-kill-and-student-character-in-vocational-high-schools/
- empowering educational autonomy to implement kurikulum merdeka in madrasah, https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jpi/article/download/35133/10881/101867
- Flexible Learning Model Effects in Kurikulum Merdeka Implementation to Develop Soft-Kill and Student Character in Vocational High Schools - IDEAS/RePEc, https://ideas.repec.org/a/bcp/journl/v9y2025i3sp1590-1598.html
- Efek Implementasi Kurikulum Merdeka tentang Motivasi Belajar Siswa dalam Program Dasar Keahlian Subjek di SMK Negeri 2 Bogor - Jurnal UPI, https://ejournal.upi.edu/index.php/JPTB/article/view/67096
- How the Merdeka Curriculum Implementation and Teacher Motivation Shape High School Performance Outcomes in West Aceh, Indonesia | Journal of Educational Management and Learning, https://heca-analitika.com/jeml/article/view/252
- Kaitan Motivasi Akademik dan School Well-being Siswa SMA yang Menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar - EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, https://edukatif.org/edukatif/article/download/6867/pdf
- (PDF) Exploring the effectiveness of the Merdeka curriculum in promoting effective learning practices - ResearchGate, https://www.researchgate.net/publication/383602606_Exploring_the_effectiveness_of_the_Merdeka_curriculum_in_promoting_effective_learning_practices
- Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka Terhadap Motivasi Belajar dan Pembentukan Karakter Mahasiswa | Wijayanti | SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) - PROSIDING UNIPMA, https://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SENASSDRA/article/view/4129
- LIFELONG LEARNING DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ..., https://ejournal.upi.edu/index.php/IJACE/article/download/20008/10157
- Pendidikan seumur hidup adalah sebuah konsep pendidikan yang menerangkan tentang keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar, https://lmsspada.kemdiktisaintek.go.id/mod/resource/view.php?id=80545
- Mengenal Lifelong Learning (Belajar Sepanjang Hayat): Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya - Telkom University, https://telkomuniversity.ac.id/mengenal-lifelong-learning-belajar-sepanjang-hayat-pengertian-manfaat-dan-cara-melakukannya/
- Pembelajaran sepanjang hayat dapat ditumbuhkan lewat Kurikulum Merdeka, https://www.antaranews.com/berita/3920748/pembelajaran-sepanjang-hayat-dapat-ditumbuhkan-lewat-kurikulum-merdeka
- MERDEKA BELAJAR DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SAINS Anna ..., https://ipa-pasca.unpak.ac.id/pdf/Merdeka-Belajar-Dalam-Konteks-Pendidikan-Sains.pdf
- Implementasi Konsep Belajar Sepanjang Hayat Melalui Kurikulum Daur Belajar Pada PKBM Sanggar Anak Alam Yogyakarta, https://ulilalbabinstitute.id/index.php/PESHUM/article/view/6655/5172
- STUDI KASUS PEMBELAJARAN DIFERENSIASI DALAM KURIKULUM MERDEKA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 TARAKAN, https://repository.ubt.ac.id/repository/UBT08-01-2025-131921.pdf
- The Challenges of the Kurikulum Merdeka Implementation in 3T Area - KnE Open, https://knepublishing.com/index.php/KnE-Social/article/download/17598/27496
- Tantangan Guru Dalam Kurikulum Merdeka : Solusi dan Strategi, https://mysch.id/blog/detail/217/tantangan-guru-dalam-kurikulum-merdeka
- Kendala-Kendala Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan | IEMJ, https://journal.almaarif.ac.id/index.php/iemj/article/view/262
- Kendala Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kurikulum Merdeka pada Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Ramandhani Imelia An - Jurnal Fakultas Tarbiyah, https://jurnalfaktarbiyah.iainkediri.ac.id/index.php/sittah/article/download/3618/996
- Hambatan dan Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka di MTS ..., https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/4139/3386/
- Tantangan dan Solusi dalam Penerapan Kurikulum Merdeka di SMP N 1 Kota Bengkulu, https://journal.umg.ac.id/index.php/didaktika/article/download/9423/4969/
- Hambatan dan Solusi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka pada Jenjang Sekolah Dasar: Sebuah Kajian Literatur, https://jurnaldidaktika.org/contents/article/download/231/145/
- Berbagai Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi - Guruinovatif.id, https://guruinovatif.id/artikel/berbagai-tantangan-pembelajaran-berdiferensiasi
- tantangan implementasi pembelajaran berdiferensiasi - jurnal, https://jurnal.radenwijaya.ac.id/index.php/NIVEDANA/article/download/1072/592/
- Impacting educator motivation: Exploring the role of learning strategies in continuous professional development - My College, https://my.chartered.college/impact_article/impacting-educator-motivation-exploring-the-role-of-learning-strategies-in-continuous-professional-development/
- Teacher Motivation and Professional Development: A Guide to Resources - MSPnet Hub, https://mspnet.org/projects/mspmap2/24026.html
- Karimah Tauhid, Volume 3 Nomor 9 (2024), e-ISSN 2963-590X | Damayanti et al. 9585 - Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa - OJS Unida - Universitas Djuanda, https://ojs.unida.ac.id/karimahtauhid/article/download/14572/5776/47940 179. 14 Formative Assessment Examples (Challenges & Solutions) | EssayGrader, https://www.essaygrader.ai/blog/formative-assessment-examples