31 Oktober 2019
KARYA ILMIAH PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN METODE DEMONSTRASI TENTANG MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA PADA KELAS V SDN 002 SEBATIK UTARA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN METODE
DEMONSTRASI TENTANG MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA PADA KELAS V
SDN 002 SEBATIK UTARA
Jawaluddin Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas melalui
tahapan atau siklus, penelitian ini berlangsung dalam dua siklus.Prosedur
pelaksanaan tindakan meliputi beberapa tahapan. Penelitian tindakan kelas
ini dilakukan karena pembelajaran IPA kurang diminati oleh para siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPA di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap pengelola pendidikan, agar proses
belajar mengajar lebih menarik sehingga siswa menyenangi
pembelajaran IPA, dan dapat meningkatkan minat serta motivasi siswa
terhadap pembelajaran IPA sehingga meningkatkan hasil prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran IPA meningkat.
Setelah melakukan penelitian ini ada beberapa temuan diantaranya:Pertama
meningkatkan kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi rencana persiapan pembelajaran, kedua meningkatkan minat
siswa dalam pembelajaran IPA, ketiga partisipasi siswa dalam pembelajaran
IPA menjadi efektif dan kondusif.
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil Tes Formatif Pra Siklus untuk pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) siswa Kelas V SDN 002 Sebatik Utara Kecamatan
Sebatik Utara Kabupaten Nunukan, didefinisikan masih banyak siswa belum
tuntas dalam Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi Fungsi Organ Pencernaan
Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan”, ini terlihat dari
16 siswa anak kelas V hanya 4 siswa yang mendapat diatas KKM atau tuntas,
sedangkan 12 siswa belum tuntas. Tingkat ketuntasan hanya mencapai 25
%.
Melihat dari kondisi tersebut, akhirnya penulis mempunyai ide untuk
memperbaiki hasil penelitian anak tersebut dengan berusaha untuk melakukan
perbaikan pembelajaran.Menurut Carin (1992)dalam bukunya Amalia
Sapriati,dkk (2014:4.5) keterampilan proses IPA merupakan keterampilan
belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk belajar
berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari Dengan mengidentifikasi masalah yang ditemukan diantaranya Rendahnya
penguasaan materi IPA dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi Fungsi
Organ Pencernaan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan “,
penyampaian materi terlalu cepat karena waktu pelajaran cukup singkat,
media yang kurang tepat, siswa bosan dan tidak tertarik dengan penjelasan
guru karena guru hanya berceramah secara monoton sehingga siswa kurang
kesempatan bertanya, metode yang kurang tepat, siswa kurang berani
bertanya meskipun mengalami kesulitan.
Adapun masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah “Apakah penggunaan
media gambar dan metode demonstrasi dapat meningkatkan pembelajaran materi
organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan”
pada siswa kelas V semester I di SDN 002 Sebatik Utara Kecamatan Sebatik
Utara Kabupaten Nunukan Tahun Pelajaran 2016/2017.
Secara operasional tujuan perbaikan adalah sebagai berikut: (a) Untuk
mendiskripsikan proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia “ pada siswa kelas V
semester I SDN 002 Sebatik Utara Kecamatan Sebatik Utara Kabupaten
Nunukan Tahun Pelajaran 2016/2017. (b) Untuk mencari metode dan media
pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami oleh siswa. (c) Untuk
mengidentifikasi prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA Kompetensi
Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya
dengan makanan dan kesehatan“dengan menggunakan“media gambar alat
pencernaan manusia dan metode demonstrasi”
Media Menurut Heinich dkk. (1996) dalam bukunya Amalia Sapriati,dkk
(2014:5.2), media (jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah saluran
komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima
informasi.Menurut Heinich dkk. (1996) dalam bukunya Amalia
Sapriati,dkk (2014:5.3), dalam merencanakan dan menyelenggarakan
pembelajaran perlu melakukan hal berikut, yaitu memahami karakteristik
siswa, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan jembatan atau penghubung
antara pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa dengan tujuan yang
akan dicapai melalui pembelajaran, menentukan metode dan format media yang cocok atau tepat, menggunakan media,
melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, melakukan
evaluasi dan revisi terhadap pembelajaran.
Jenis Media PembelajaranAda beberapa jenis media pembelajaran menurut
Heinich,dkk(1996)dalam bukunya Amalia Sapriati,dkk (2014:5.5) yang biasa
digunakan dalam proses pembelajaran antara lain :Media tidak diproyeksikan
(non projected media) seperti objek nyata, model, bahan tercetak, bahan
ilustrasi;Media diproyeksikan (projected visual) seperti
transparansi,slide;Media audio seperti kaset, rekaman fonograf, compact
disk,audio cards;Media gerak seperti film atau video; Komputer;Media
radio.
Suatu teknik mengajar bukanlah “monopoli” dari suatu metode mengajar
tertentu.Suatu teknik tertentu dapat merupakan bagian dari suatu metode,
tetapi sekaligus juga menjadi bagian dari metode yang lain. Sehingga dapat
dikatakan keanekaragaman metode mengajar itu, jumlahnya tidak terbatas,
sedangkan teknik mengajar jumlahnya terbatas. Jadi, metode adalah suatu
unsur terpenting dalam mengajar untuk merangsang serta mengarahkan siswa
untuk belajar dengan berbagai macam cara yang mengarah kepada tujuan yaitu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta idealisme. Dikutip dari
bukunya Amalia Sapriati,dkk (2014;3.4).
Jenis metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara lain:Penugasan,diskusi,tanya jawab, latihan,
ceramah, simulasi, proyek, study lapangan/widyawisata, demontrasi, dan
eksperimen.Dalam melakukan perbaikan pembelajaran pada penelitian ini,
peneliti menggunakan menggunakan media gambar dan metode demontrasi pada
pembelajaran alat pencernaan manusia.
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah di siswa kelas V (lima) SDN 003 Sebatik
Utara yang ada di wilayah Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan Tahun
Pelejaran 2016/2017 berjumlah 16 orang siswa, pada mata pelajaran IPA.
Tempat Perbaikan Pembelajaran SDN 2 Sebatik Utara yang beralamat Jln. TVRI
Rt.03 Desa Lapri Kec. Sebatik Utara Kab. Nunukan waktu pelaksanaan siklus
I Tanggal 08 Mei 2017, pelaksanaan siklus II Tanggal 22 Mei 2016, lama
tindakan siklus I dan siklus II 4 x 45 menit (2 jam pelajaran).
Karakteristik Siswa kerja keras, kreatif,mandiri, rasa ingin tahu. peduli
lingkungan Prosedur Perbaikan pembelajaran ini sesuai dengan Peneltian Tindakan
Kelas (PTK), dilaksanakan dalam dua (2) siklus. Setiap proses siklus
terdiri dari 4 tahap yaitu:
a) Tahap Perencanaan (planning);b) TahapPelaksanaan (acting);
c) Tahap Pengamatan (observasi);
d) Tahap Refleksi (reflecting)
Teknik analis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar Observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap guru
sebagai peneliti oleh supervisor 2, dan pengamatan (observasi) terhadap
siswa sebagai subyek penelitian. Lembar observasi terhadap guru sebagai
peneliti adalah jurnal yang telah disediakan oleh UT. Lembar obsevasi
untuk siswa sebagai subyek perbaikan penelitian adalah observasi
aktivitas siswa selama proses pembelajaran, analisis aktivitas siswa
dianalisis dengan menggunakan presentase (%) yakni mengitung
banyaknya frekuensi aktivitas yang muncul dibagi dengan jumlah seluruh
frekuensi aktivitas, kemudian dikalikan 100%. Analisis digunakan selama
proses belajar-mengajar.
b. Lembar tes / soal-soal
tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data-data dikumpulkan
melalui hasil tes pembelajaran. Tes pembelajaran berupa soal-soal tes
yang disusun dalam RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) setiap
siklusHasil tes pembelajaran dimasukkan kedalam suatu tabel, kemudian
dideskripsikan sehingga diketahui peningkatan perbaikan pembelajaran
setiap siklusnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Data Per Siklus
Data hasil tes formatif pada pra siklus sebagai data awal sebelum di
adakan perbaikan sebagai ajuan penulis melakukan penelitian yaitu
terdapat nilai dari 16 siswa ternyata terdapat 12 siswa yang penguasaan
materinya masih dibawah 65%, dan dari pengamatan aktivitas di atas, pada
waktu guru memberikan pelajaran dengan metode ceramah, banyak siswa yang
diam saja untuk mengikutinya, ada yang kurang aktif, ada yang mengobrol,
bahkan ada yang mengantuk. Maka perlu diadakan perbaikan untuk siklus ke
I, dan Observasi aktivitas siswa, guru akan mengubah strategi
pembelajaran dengan metode diskusi dengan harapan keaktifan dan
pemahaman anak menjadi meningkat.
Dan pada pembelajaran siklus I (satu) ini, terdapat peningkatan hasil
belajar siswa yang semula 25% menjadi 37,6% keaktifan siswa yang semula
0 % menjadi 18,8 % , bertanya 12,5% menjadi 18,8%. Hal ini dikarenakan
dalam proses pembelajaran pada siklus I (satu) ini, guru melakukan
refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode diskusi dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Namun demikian guru belum puas dengan
hasil pada siklus pertama ini. Guru perlu memperbaiki proses
pembelajaran pada siklus berikutnya.
Setelah melakukan proses belajar mengajar IPA dengan kompetensi dasar
Mengidentifikasikan alat pencernaan manusia dan hubungannya dengan
makanan dan kesehatan pada meteri pokok alat pencernaan manusia,
sebagian besar siswa menunjukkan peningkatan pemahaman yang cukup
signifikan pada pembelajaran siklus II (dua) ini, terdapat peningkatan
keaktifan siswa yang semula 12,5% menjadi 50%, bertanya semula 18,8%
menjadi 44% Hal ini dikarenakan dalam demonstrasi guru dapat menjelaskan
cara manusia bernapas dengan menggunakan media gambar dan metode
demontrasi. Hanya ada 6,3% atau satu orang anak saja yang belum bisa
menuntaskan pelajaran di karenakan terdapat kelaianan (Autisme) pada
siswa tersebut.
Pengaruh aktivitas siswa juga terlihat dalam pengerjaan LKS, siswa
diharuskan untuk menjawab soal dengan pemahaman yang dimilikinya
terdapat peningkatan daya serap siswa yang semula 37,6% menjadi 93,8%,
kemudian kegiatan dalam diskusi yaitu setiap kelompok dengan perwakilan
kelompoknya menunjukkan bagian bagian alat pencernaan dengan menggunakan
tubuhnya. Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir
siklus II (dua) ini, guru melakukan refleksi diri. Ternyata dengan
menggunakan metode demonstrasi dan disertai diskusi dengan media gambar
dapat meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman siswa.
Untuk mengetahui nilai perbandingan per siklus, dapat dilihat pada
tabel berikut:
- Analisis Hasil Kerja Siswa
- DiagramAnalisis Hasil Kerja Siswa
- Analisis Aktivitas Siswa
- Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa
b. Pembahasan dan
Temuan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode
demonstrasi dan disertai diskusi dengan media gambar dapat
meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman siswa. Hal ini terjadi
karena sesuai dengan bentuk-bentuk kegiatan belajar
siswa antaranya:
a) Belajar
menemukan
Jerome S. Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah
bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan
mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut Bruner,
selama kegiatan belajar berlansung hendaknya siswa dibiarkan
untuk menemukan sendiri makna segala sesuatu yang
dipelajarinya ( discovery learning ). Dalam hal ini siswa di
beri kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam memecahkan
masalah. Dengan cara tersebut diharapkan mereka mampu memahami
konsp-konsep dalam bahasa mereka sendiri
(http://saifulmmuttaqin.blogspot.com). Dengan kata lain metode
discovery learning mendorong siswa untuk bertanya dan
merumuskan jawaban sementara mereka, serta menarik kesimpulan
terhadap prinsip umum dari contoh praktik atau pengalaman yang
dilakukannya (Bruner,1966:96), dikutip dalam bukunya I.G.A.K
wardani,dkk (2011:5.5).
b) Belajar
menyimak
Menyimak merupakan proses berbahas/mengungkapkan yan paling
misterius Loudsteen dalam Tompkins Dan Hoskinson, 1991 dalam
bukunya Yeti Mulyati, dkk (2011:2.4) menyatakan proses
menyimak merupakan proses intraktif yang mengubah bahasa lisan
menjadi makna dalam pikiran.
c) Belajar
meniru
Anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru (modelling)
dari lingkungan sekitanya. Guru dan orang merupakan lingkungan
yang paling dekat dengan anak. Anak akan banyak sekali belajar
dengan melihat, mengamati, menginternalisasi, hingga meniru
dalam bentuk prilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru itu
menetap sebagai suatu kebiasaan dan kegemaran.
d) Belajar
menganalisis
Kegiatan pemebelajaran yang mengandung analisis dapat
menghibur anak, mengasah daya ingat anak, mengembangkan
kemampuan analisis anak, dapat mengajarkan anak mengkarifikasi
sebuah permasalahan.
e) Belajar
merespon
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang
sebagai reaksi dari suatu tertentu.
f) Belajar
mengorganisasikan
Menurut teori humanistik yang dikemukan Carl Roger
(http:www.uny.ac.id) dalam bukunya I.G.A.K wardani,dkk
(2011:5.13) yang terpenting dalam proses pemebelajaran adalah
pentinganya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan
pembelajaran, yaitu:
- Manuasia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-halyang tidak ada artinya;
- Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya;
- Pengorganisasian bahan pengajaran berarti meng-organisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
g) Belajar
mengamati
Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 lampiran IV.
Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok
salah satunya yaitu mengamati. Mengamati merupakan metode yang
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning).
SIMPULAN DAN SARAN
Dengan melaksanakan perbaikan melalui Siklus I dan Siklus II,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa “ Penggunaan media
gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.Berdasarkan
pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:
- Perolehan nilai pra siklus yaitu sebesar 25 %. Hal ini disebabkan belum menggunakan media gambar;
- Perolehan nilai siklus I, yaitu sebesar 37,6 %. Hal ini disebabkan sudah menggunakan metode cerama.
- Perolehan nilai Siklus II, yaitu sebesar 93,5 %. Hal ini disebabkan sudah diberikan materi dengan menggunakan media gambar dan metode yang relevan dan bervariasi.
Berdasarkan perolehan nilai yang meningkat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk keberhasilan pembelajaran IPA terutama meningkatkan
penguasaan materi oleh siswa, maka sebaiknya :
- Bagi guru
- Guru harus mampu memilih alat peraga dengan baik agar proses pembelajaran berlangsung lancar,
- Pemahaman siswa menjadi meningkat apabila guru menggunakan metode dan alat peraga yang tepat dalam pembelajaran,
- Guru harus menguasai berbagai metode mengajar untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran,
- Guru dalam memberikan pertanyaan harus memberikan waktu untuk siswa berfikir.
- Bagi siswa
- Siswa dalam mengikuti pelajaran harus lebih Aktif, efektif, dan Rajin Bertanya demi meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran.
- Bagi sekolah
- Sebaiknya sekolah lebih mengembangkan sarana dan prasarana pembelajaran supaya dapat meningkatkan mutu pembelajaran serta lulusan yang berkualitas.
Demikian hal-hal yang penulis temukan melalui Penelitian
Tindak Kelas (PTK). Untuk mencapai hasil yang lebih baik perlu
Kelompok Kerja Guru (KKG) diberdayakan, Untuk memberi masukan
- masukan, saran-saran dan pengalaman masing-masing dalam
melaksanakan tugas sehari - hari.
DAFTAR PUSTAKA
- Wardani,I.G.A.K.,dkk.,(2014), Pemantapan Kemampuan Professional, Tangerang Selatan: Cet.6;ed.2-- Universitas Terbuka.
- Depdiknas., (2006), kurikulum tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
- Permendikbud 81A lamp IV., (2013),kurikulum tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar K.13 : Departemen Pendidikan dan kebudayaan
- Anggoro, M., Toha.,Ir., (2014), Metode Penelitian, Tangerang Selatan : Cet.9;Ed.1--Universitas Terbuka.
- Sumardi, Y., dkk., (2011), Konsep Dasar IPA di SD, Jakarta : --Cet.9;Ed.1-- Universitas Terbuka
- Sapriati, A.,dkk., (2014), Pembelajaran IPA di SD, Tangerang Selatan : --Cet.14;Ed.1 Universitas Terbuka.
- Harminto, S., (2006). Biolog Umum. Jakarta : --Cet.7-- Universitas Terbuka
- Haryanto., (2004), Sains, Jakarta penerbit Erlangga : Departemen Pendidikan Nasional
- Wahyudin, D., dkk., (2014), Pengantar Pendidikan, Tangerang Selatan : --Cet.17;Ed.1--Universitas Terbuka.
- Wardani, I.G.A.K., Wihardit, K., (2014), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :--Cet.21;Ed 1-- Universitas Terbuka.
- Wardani, I.G.A.K.,dkk., (2016), Tehnik Menulis Karya Ilmiah, Tangerang Selatan: --Cet.10;Ed.1-- Universitas Terbuka.
- Wardani ,I.G.A.K.,dkk., (2011), Perspektif Pendidkan SD, Jakarta: --Cet.7;Ed.1-- Universitas Terbuka.
- Rustaman, N.,dkk., (2011), Materi dan Pembelajaran IPA SD , Jakarta: --Cet.3;Ed.1-- Universitas Terbuka.
- www.kajianteori.com, (2017), Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), diambil tanggal 02 mei 2017
27 Oktober 2019
CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATEMATIKA
Muhammad Asriansyah
S1.PGSD.Universitas Terbuka
ABSTRAK
Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Tugas Terbimbing
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi
permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara
maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki
cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan
disampaikan.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu:
rancangan,
kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini
adalah siswa kelas V SDN 001 Sebatik Induk. Data yang diperoleh berupa
hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (56%), siklus
II (88%).
Dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah metode Tugas Terbimbing
dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas V SDN 001
SEBATIK INDUK. Serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif pembelajaran Matematika.
PENDAHULUAN
Dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran banyak faktor yang
mempengaruhi, satu diantaranya adalah Bentuk Pembelajaran. Keberhasilan
pembelajaran di sekolah ditunjukkan oleh tingkat penguasaan atau pemahaman
terhadap materi ajar oleh siswa, yang biasanya dalam bentuk nilai yang
diberikan oleh seorang guru.
Hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 001 sebatik
Induk, menunjukkan pemahaman siswa terhadap hasil belajar matematika
dengan materi pokok bahasan mengubah Pecahan Biasa ke bentuk Persen dan
Desimal melalui tes tertulis, ternyata siswa dengan beberapa kali
pemberian tes tertulis, ternyata para siswa tidak memberikan kemajuan yang
berarti terutama pada soal-soal yang berbentuk Essay.
Hasil tes yang diberikan kepada 25 siswa kelas V di SD Negeri 001 Sebatik
Induk,Soal berbentuk Essay ternyata siswa hanya mampu menjawab beberapa
soal dengan benar. Dari fakta ini menuntut penulis untuk melakukan
refleksi diri terhadap masalah yang muncul dikelas dengan melakukan
Pemantapan kemampuan profesional ( PKP ) dengan tujuan mengidentifikasi
masalah yang ada didalam kelas, yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap
hasil belajar matematika dengan materi pokok bahasan Mengubah Pecahan
Biasa ke bentuk Persen dan Desimal melalui Tes tertulis.
Dalam melakukan indentifikasi yang ada di dalam kelas terhadap sulitnya
siswa untuk memahami materi ajar yang penulis ajarkan, penulis mendapatkan
bimbingan dari supervisor dan dari teman sejawat yang bertindak sebagai
observator dalam memberikan masukan terhadap pelaksana perbaikan
pembelajaran.
Dengan arahan dan masukan-masukan dari supervesor dan teman sejawat,
penulis berusaha memecahkan masalah yang terindentifikasi, kemudian
dianalisis dan mencoba menelusuri penyebab timbulnya masalah pembelajaran
di dalam kelas, dengan melihat dua unsur pokok dalam pembelajaran yaitu
Siswa dan Guru, maka diperoleh:
a. Masalah yang timbul karena dari Guru (Penulis)
-
Pada saat menjelaskan guru terlalu cepat
-
Guru tidak memberikan contoh konkret yang mudah dimengerti oleh siswa
-
Guru masih menggunakan metode convensional yaitu ceramah yang monoton
-
Tanya jawab tidak diberikan kepada siswa
b. Masalah yang timbul karena dari Siswa.
-
Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
-
Siswa tidak merespon terhadap materi yang diajarkan guru
-
Siswa bekerjasama jika diberikan tugas individu
Berdasarkan hasil indentifikasi masalah yang sudah dianalisis dan
ditelusuri bersama Supervesor dan Teman Sejawat, maka penulis merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: “Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Pelajaran Matematika Dengan Metode
Tugas Terbimbing di Kelas V SD Negeri 001 sebatik Induk, Tahun Pembelajaran 2016/2017.”
Sesuai dengan hasil rumusan masalah yang sudah ditentukan maka tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran matematika dengan metode Tugas Terbimbing pada pokok bahasan
Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya di
Kelas V SD Negeri 001 Sebatik, Tahun ajaran 2016/2017.
Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat atau merupakan
alternative metode Pembelajaran di kelas, adapun harapan penulis dalam
penelitian ini kiranya dapat bermanfaatpada:
1) Untuk Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatakan
kinerjanya sebagai guru yang professional dan sekaligus untuk memperbaiki
pembelajaran yang yang dikelolanya.
2) Untuk Sekolah
Penelitian ini diharapkan menmberikan sumbangan bagi sekolah dalam hal
meningkatkan hasil ketuntasan belajar pada sekolah itu.
3) Untuk Siswa
Penelitian ini diharapkan akan memberikan suasana yang tidak monoton
dalam pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dalam belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
penerima pengalaman belajarnya yang mengalami perubahan kemampuan yang
dicapai oleh siswa (Sudjana,2006)
Pada Hakikatnya PKP merupakan program kegiatan yang memberikan pengalaman
belajar untuk meningkatkan kemampuan profesional guru SD dalam mengelola
pembelajaran. Artinya, guru SD tidak saja bertanggung jawab mengajar lima
bidang studi sebagai guru kelas di SD, tetapi juga harus terampil
mengelolah dan memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran pada
pelajaran yang lain misalnya: Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS),
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Bahasa
Indonesia.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian
pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru
pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat
berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual
dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di
kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif
beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas
masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.
Metode Tugas Terbimbing adalah suatu cara penyajian materi pelajaran
dengan memberikan terlebih dahulu permasalahan atau soal-soal kemudian
membantu menyelesaikan soal itu, kemudian diikuti pemberian tugas yang
harus diselesaikan sendiri oleh siswa. Dalam Tugas Terbimbing guru
memantau dan mencatat bentuk-bentuk kesalahan siswa kemudian dilanjutkan
pembenaran oleh guru secara keseluruhan di depan kelas, selanjutnya
diberikan kembali soal-soal dan tugas guru mengadakan pembimbingan
langsung kesiswa. Dengan demikian, suatu tugas terbimbing selalu diikuti
dengan pemberian tugas,(Sudjana,2002)
Tujuan dan manfat dari metode tugas terbimbing ini adalah:
-
Untuk memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas dan bukan sekedar penjelasan lisan.
-
Untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam melakukan penyelesaian soal dengan secara cermat.
-
Untuk menghindari adanya salah konsep, karena dalam metode ini setelah siswa mencoba sendiri maka bentuk atau kesalahan yang ada akan dibimbing oleh guru kemudian siswa mencoba melakukannya kembali dengan contoh yang lain.
-
Untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam menyelesaikan soal-soal dengan mandiri.
Pelajaran matematika adalah pelajaran yang masih banyak ditakuti atau
dihindari oleh siswa baik ditingkat dasar maupun menengah, tetapi
matematika merupakan mata pelajaran wajib pada pendidikan Dasar dan
Menengah dan kurikulum pembelajarannya dari Dirjen Pendidikan Nasional,
pelajaran Matematika di SD Kelas V materinya, Mengubah Pecahan Biasa ke
Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya.
Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya
merupakan materi dalam matematika dengan bentuk umum
Konsep Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta
Sebaliknya dan operasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk
dikuasai, sebagai bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya dan
bahan yang bukan matematika yang terkait. Kenyataan dilapangan menunjukkan
bahwa banyak siswa sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami
Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya
termasuk ditempat peneliti mengajar SD Negeri 001 Sebatik Induk.
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD Negeri 001 Sebatik Induk,
Adapun pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilakukan sebanyak dua
siklus yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh Supervesor
dan teman sejawat.Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk mengumpulkan data yang diinginkan. Penetian ini
bertempat di SD negeri 001 Sebatik Induk. Kelas V pada pelajaran
Matematika,Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau
saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret semester genap pada tahun pelajaran 2016 / 2017.Karakteristik siswa
yang diteliti yaitu siswa siswi kelas V berjumlah 25 orang yang terdiri
laki-laki 15 orang dan wnita 10 orang.
A. Diskripsi Per Siklus
Pada tahap ini penulis mebuat rencana pelaksanaan dan tindakan yang akan
dilakukan, adapun tahap itu sebagai berikut:
1. Rencana
Setelah mengadakan tes tertulis terhadap hasil pembelajaran yang
dilakukan di kelas ternyata hasiltes tidak sesuai dengan tujuan penilaian
yang diharapkan, maka penulis menyusun rencana pembelajaran pada pokok
bahasan berikutnya. Adapun langkah yang penulis lakukan untuk pembelajaran
berikutnyaa dengan sub pokok bahasan yang berbeda yaitu Mengubah Pecahan
Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya dengan metode Tugas
Terbimbing, adapun jadawal rencana itu adalah sebagai berikut:
Jenis Kegiatan
|
Waktu Kegiatan
|
Tempat kegiatan
|
Siklus I | Selasa, 25 April 2017 | Kelas V SD Negeri 001 Sebatik |
Siklus II | Rabu, 10 May 2017 | Kelas V SD Negeri 001 Sebatik |
Siklus I:
-
Siswa dalam kelas akan diberikan soal oleh guru dengan jalan menuliskan dipapan tulis, maksimal 2 soal.
-
Siswa akan disuruh menyelesaikan soal-soal itu dengan cara sesuai pengetahuan yang dimiliki
-
Guru berkeliling melihat hasil pekerjaan siswa dan mencatat jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
-
Guru memberikan bentuk penyelesaian jawaban yang benar sambil meminta kepada siswa untuk bertanya jika ada cara atau langka yang kurang dipahami.
-
Guru kembali memberikan soal yang sejenis sambil memeriksa hasil pekerjaan siswa, demikian dan seterusnya.
-
Guru mengadakan tes tertulis dengan soal essay sebanyak 5 soal .
Siklus II:
-
Guru memberikan lembaran yang di dalamnya ada soal-soal.
-
Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal-soal itu sesuai tingkat pemahamannya.
-
Guru mempersilahkan kepada salah satu siswa yang untuk menuliskan jawabannya
-
Guru mengadakan pembenaran dari jawaban siswa itu jika dianggap salah
-
Guru memberikan soal-soal kembali dan bersama-sama siswa menyelesaikan soal itu.
-
Guru mengadakan tes tertulis dengan 10 soal Essay
2. Pelaksanaan
Dengan menjalankan semua rencana pada siklus I dan mengikuti rambu-rambu
perbaikan sesuai bentuk pembelajaran perbaikan melalui Penelitian Tindakan
Kelas, memberikan hasil yang berarti dan positif. Hal ini ditunjukkan dari
hasil nilai siswa yang mengalami peningkatan dibandingkan hasil pada
sebelum pembelajaran dengan metode Tugas Terbimbing walau pada pokok
bahasan yang lain. Dari 25 siswa nilai tes pada siklus pertama 8 siswa
mendapat nilai 75, 6 siswa mendapat nilai 70, 5 siswa mendapat nilai 60
dan sisanya kurang dari 60.
Langkah selanjutnya melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus
kedua. Dengan menjalankan semua rencana pada siklus II dan mengikuti
rambu-rambu perbaikan sesuai bentuk pembelajaran perbaikan melalui
Penelitian Tindakan Kelas dan ternyata kemampuan siswa menjawab hasil tes
pada siklus kedua sangat baik karena dari 25 siswa, yang mendapat nilai
100 ada 9 siswa, yang mendapat nilai 90 ada 4 siswa dan yang mendapat
nilai 75 ada 5 siswa, dan sisanya mendapat nilai dibawah 75. Dengan
demikian perbaikan yang dilakukan penulis dianggap berhasil sesuai dengan
tujuan penilaian yang diinginkan oleh penulis (guru).
3. Pengamatan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan sistem siklus I dan
II dengan bantuan teman sejawat yang bertindak sebagai observatory telah
berhasil mengetahui masalah yang ada di kelas dengan cepat dan tepat
melalui teknik pengumpulan data berupa tes tertulis dengan menggunakan
metode Tugas Terbimbing. Dari pengamatan ini penulis berhasil mengumpulkan
data yang sesuai dengan permasalahan yang sudah penulis ungkapkan di dalam
latar belakang penelitian ini. Berdasarkan data permasalahan yang ada
penulis dapat denga cermat menentukan alat dan metode pembelajaran yang
sesuai kemampuan siswa, yaitu dengan metode Tugas Terbimbing.
4. Refleksi
Refleksi merupakan bagian dari penelitian tindakan kelas untuk
memperbaiki sistem pembelajaran, pada tahap ini langkah penulis berusaha
melakukan refleksi untuk mencatat dan menganalisa apa yang merupakan
kelemahan dan kelebihan pada siklus I dan berusaha memperbaiki kelemahan
dan mempertahankan kelebihan pada siklus II. Dengan dibantu oleh teman
sejawat, penulis melakukan perbaikan pembelajaran melalui dua siklus
dengan menggunakan metode Tugas Terbimbing.
Siklus I:
Kelemahan; Siswa masi terpokus pada penulisan soal dibuku
sehingga menyita waktu untuk menjawab soal-soal
itu. Siswa belum biasa membedakan bagaimana Mengubah Pecahan Biasa ke
Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya.
Kelebihan:
Siswa memperoleh kesan awal yang baik karena berangkat dari bekerja
soal tanpa konsep dan dari mengerjakan soal mereka dapat konsep.
Siklus II:
Dengan pemberian lembar kerja yang telah disiapkan maka siswa lebih
banyak waktu untuk mencoba soal-soal yang diberikan sehingga dengan tugas
terbimbing berikutnya siswa lebih memahami.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Pada bab ini penulis akan membahas tentang hasil penelitian sesuai dengan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah penulis lakukan sebanyak dua
siklus dengan rentang waktu yang berbeda guna menghasilkan nilai dan
keberhasilan dalam pembelajaran.
Dalam bagian ini penulis menyajikan bentuk perubahan yang positif yang
terjadi pada setiap siklus, berupa bentuk table nilai.
Tabel Nilai di Kelas V SD Negeri 001 Sebatik Induk
Sesudah Perbaikan
No | Nama Siswa | Perbaikan Siklus I | Ket | Perbaikan Siklus II | Ket |
1 | Adam | 75 | T | 100 | T |
2 | Akram | 75 | T | 100 | T |
3 | Ahmad | 75 | T | 100 | T |
4 | Andini aminarti | 75 | T | 100 | T |
5 | Andi reski | 75 | T | 100 | T |
6 | Basir | 75 | T | 100 | T |
7 | Faisal | 75 | T | 100 | T |
8 | Faika sahra | 75 | T | 100 | T |
9 | husnawati | 70 | T | 100 | T |
10 | Iksan sahmil | 70 | T | 90 | T |
11 | Intan nuraini | 70 | T | 90 | T |
12 | Katarina | 70 | T | 90 | T |
13 | Kurniadi | 70 | T | 90 | T |
14 | Marfel | 70 | T | 75 | T |
15 | Muh. Rifki | 55 | TT | 75 | T |
16 | Muh. Aril | 55 | TT | 75 | T |
17 | Muh. Raslan | 55 | TT | 75 | T |
18 | Nurasyikin | 55 | TT | 75 | T |
19 | Nur Hasni | 55 | TT | 70 | T |
20 | Rahmat | 55 | TT | 70 | T |
21 | Rian Syahputra | 50 | TT | 70 | T |
22 | Satria Susilo | 50 | TT | 65 | T |
23 | Siti Nurhidayah | 50 | TT | 60 | TT |
24 | Syahriah | 50 | TT | 60 | TT |
25 | Winda | 50 | TT | 60 | TT |
Jumlah | 1600 | 14 | 2090 | 22 | |
Rata-rata | 64 | 83,6 | |||
Ketuntasan klasikal | 56 % | 88 % |
Dari tabel di atas terlihat bahwa pencapaian nilai yang terjadi dari
siklus I dan siklus II terjadi peningkatan.
Gambar gerafik nilai di kelas V SD Negeri 001 Sebatik induk sesudah
perbaikan
Pembahasan dari Setiap Siklus
Penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan di Kelas V SD Negeri 001
Sebatik Induk, Kabupaten Nunukan telah menunjukkan keberhasilan yang
positif dilihat dari hasil tes yag diperlihatkan siswa yaitu dengan
membandingkan hasil tes sebelum pembelajaran dengan metode Tugas
Terbimbing dan hasil pembelajaran pada siklus I, demikian juga hasil
siklus I dibandingkan dengan siklus II, semuanya terjadi peningkatan dan
bahkan terjadi ketuntasan pembelajaran pada pokok bahasan tersebut,
karena nilai rata-rata siswa dalam Kelas V tersebut adalah di atas 80
(sangat baik).
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di
SD Negeri 001 Sebatik Induk,Kab. Nunukan terhadap pemahaman siswa yang
kurang pada pelajaran matematika dengan materi pokok bahasan Mengubah
Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya dengan
menggunakan metode Tugas Terbimbing, maka melalui perbaikan pembelajaran
sebanyak dua siklus para siswa yang mendapatkan nilai yang positif dalam
hal menunjukkan kemampuan kognitifnya dalam memahami soal-soal yang
diberikan oleh guru.Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode Tugas Terbimbing ini,
membuat guru untuk mampu merefleksi dirinya sendiri sehingga dalam
pemberian materi di kelas dapat dilakukan secara benar, saat memberikan
penjelasan tidak terlalu cepat dan guru juga mampu memberikan contoh
yang konkret agar mudah dipahami oleh siswa. Selain itu guru juga harus
pandai dalam memilih metode mengajar yang tepat dan guru juga berkenan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dengan adanya
pelaksanaan perbaikan pembelajaran di kelas ini sudah tentu membuat
siswa semangat dalam memperhatikan penjelasan guru dan diharapkan pu;a
siswa semangat dalam memperhatikan penjelasan guru dan diharapkan pula
siswa tidak akan saling mencontoh hasil tugas di kelas.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa,
yaitu:
-
Dalam pemberian materi pelajaran hendaknya dilakukan secara, apabila memerlukan alat peraga gunakan dengan tepat dan tidak membingungkan pemahaman siswa.
-
Saat memberikan penjelasan hendaknya jangan terlalu cepat dan jangan lupa menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.
-
Hendaknya guru memberikan pertanyaan dan juga memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa.
-
Hendaknya ada tindak lanjut untuk melalui Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) dan mengikuti diklat dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
- Andayani, dkk. (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
- Chotimah, Husnul, dkk. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfa Beta
- Sudjana, (2002). Metodologi Penelitian dan Statistik. Jakarta: Rineke Cifta
- Syaiful B.Dj. & Aswan Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta . Rineka Cipta
- Tim Bina Karya Guru, dkk. (2007). Matematika Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta , Erlangga