LANDASAN DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Landasan Pengembangan Kurikulum

Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan aspek-aspek yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum satuan pendidikan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

Menurut salah seorang pakar ilmu kurikulum yang bernama Robert S. Zais (1976), kurikulum suatu lembaga pendidikan didasarkan pada lima landasan (Foundations), yaitu :

(1) philosophical assumption (asumsi-asumsi filosofis), 
(2) epistemology (the nature of knowledge) (sifat-sifat pengetahuan , 
(3) society/ culture (masyarakat/kebudayaan), 
(4) the individual (individu/peserta didik), dan 
(5) learning theory (teori-teori belajar).

Selain pandangan pakar kurikulum di atas, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat landasan pokok yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu landasan filosofis, psikologis, sosiologis (social budaya) dan teknologis (perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi).

  • Landasan filosofis berkaitan pentingnya filsafat dalam membina dan mengembangkan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan. Filsafat menjadi landasan atau rujukan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya dalam pengembangan kurikulum. Tujuan dan isi kurikulum pada dasarnya tergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong aplikasi pengembangan kurikulum yang berbeda pula. Berdasarkan filosofis inilah ditentukan tujuan-tujuan pendidikan.
  • Landasan psikologis terutama berkaitan dengan teori belajar dan teori perkembangan anak. Teori belajar memberikan konstribusi dalam hal bagaimana isi kurikulum itu disampaikan kepada siswa dan bagaiman siswa harus mempelajarinya. Teori perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang akan diberikan kepada siswa agar tingkat kelulusan dan kedalamannya sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
  • Landasan sosiologis berkaitan dengan pentingnya mempertimbnagkan aspek perkembangan masyarakat dan kebudayaan dalam mengembangkan kurikulum suatu pendidikan. Pendidikan selalu mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan masyarakat dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya yang menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan dan kurikulum.
  • Landasan teknologis berkaitan dengan pentingnya mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikan. Karena pengembangan program pendidikan (kurikulum)  harus dilandasi dan mengacu pada perkembangan dan kemajuan IPTEKS yang secara langsung akan menjadi isi/materi kurikulum dan cara penyampaiannya.

B. Pendekatan Pengembangan Kurikulum

Menurut Wina Sanjaya (2008:77) pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seeorang terhadap suatu proses tetentu. Dengan demikian pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang peruses pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum itu sendiri, berkenaan dengan pengembangan kurikulum yang sifatnya sama sekali baru (curriculum construction) maupun berupa penyempurnaan atau perbaikan dari kurikulum yang telah atau sedang dilaksanakan saat ini (curriculum improvement).

Dalam pengembangan kurikulum terdapata tiga sudut pandang pendekatan  yaitu pendekatan dari sudut pandang kebijakan pengembangan kurikulum, pengorganisasian isi kurikulum dan orientasi penyususnan kurikulum.

  • Pendekatan dari sudut pandang kebijakan pengembangan kurikulum, Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum dari sudut pandang kebijakan yaitu :
    • Pendekatan administratif (administrative approach) yaitu pendekatan pengembangan kurikulum dengan menggunakan system komando dari atas ke bawah. Pendekatan ini disebut juga pendekatan top-down karena pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif dan gagasan para pemegang kebijakan pendidikan atau administrator pendidikan di tingkat pusat dengan menggunakan prosedur administratif.
    • Pendekatan akar rumput (grassroots approach) yaitu pendekatan pengembangan kurikulum yang diawali dengan inisiatif dari bawah (guru dan kepala sekolah) selanjutnya disebarluaskan pada tingkat yang lebih luas. Pendekatan ini sering juga dinamakan pendekatan pengembangan kurikulum dari bawah ke atas (bottom up). Dalam proses pengembangan kurikulum, guru atau kelompok guru memiliki peranan yang sangat besar, sedangkan administrator pendidikan tidak lagi berperan sebagai pengendali tetapi berperan sebagai motivator dan fasilitator.
  • Pendekatan dari sudut pandang pengorganisasian isi kurikulum, Ada tiga pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum dari sudut pandang pengorganisasian isi kurikulum yaitu :
    • Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran (subject) yaitu pendekatan yang bertitik tolak dari mata pelajaran (subject) sebagai suatu disiplin ilmu yang terpisah antara satu dengan yang lainnya.
    • Pendekatan interdisipliner yaitu pendekatan yang berangkat dari masalah-masalah social yang ada dalam kehidupan nyata yang tidak mungkin ditinjau hanya dari satu segi/aspek saja. Pendekatan interdisipliner terdiri atas tiga jenis pendekatan yaitu :
      • Pendekatan structural bertitik tolak dari suatu disiplin ilmu tertentu, misalnya IPS didalamnya terdiri atas sejarah, geografi dan sosiologi. IPA didalamnya terdiri atas biologi, kimia dan fisika.
      • Pendekatan fungsional bertitik tolak dari suatu masalah tertentu yang terjadi dalam masyarakat atau lingkungan sekolah. Misalnya masalah yang dipilih dan akan dipelajari adalah masalah-masalah yang bermakna bagi kehidupan siswa.
      • Pendekatan daerah bertitik tolak dari pemilihan suatu daerah tertentu sebagai subjek pelajaran. Berdasarkan daerah itu, kemudian dipelajari hal-hal yang berkaitan dengan letak geografi, keadaan ekonomi, antropologi, adat istiadat dan bahasa.
    • Pendekatan terpadu (integrated) yaitu pendekatan bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur, di mana kurikulum di susun sedemikian rupa agar mampu mengembangkan pribadi yang utuh. Pendekatan pembelajaran tematik merupakan penerapan dari pendekatan ini.
  • Pendekatan dari sudut pandang orientasi penyusunan kurikulum, Pendekatan pengembangan kurikulum dalam sudut pandang ini pada umumnya di dapat bedakan menjadi tiga yaitu : 
    • Pendekatan yang beorientasi pada tujuan mengandung maksud bahwa penyusunan kurikulum didasarkan pada tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan secara jelas, mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan satuan pendidikan (tujuan internasional), tujuan mata pelajaran (tujuan kurikuler), sampai dengan tujuan pembelajaran (tujuan intruksional).
    • Pendekatan yang beorientasi pada bahan ajar mengandung maksud bahwa penyusunan kurikulum didasarkan atau sangat menitikberatkan pada bahan ajar atau materi pelajaran yang akan diajarkan, dimana tujuan dapat ditentukan berdasarkan bahan ajar tersebut.
    • Pendekatan yang beorientasi pada kegiatan belajar mengajar yaitu menitikbratkan pada cara siswa belajar, serta cara dan langkah-langkah yang perlu dilakukan agar siswa menguasai keterampilan untuk mendapatkan pengetahuan.

Posting Komentar

0 Komentar