11 Desember 2021

Karya ILmiah Dampak Globalisasi Terhadap Nasionalisme

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan negatif diberbagai bidang kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang akan berpengaruh pada semangat mewujudkan nilai-nilai nasionalisme bangsa. Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional terutama globalisasi. 

Disadari atau tidak, nasionalisme bangsa memberikan pengaruh yang besar bagi kemajauan suatu bangsa tersebut. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas negara menjadi bias. Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya universal. Globalisasi sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Oleh sebab itu kita sebagai pelajar hendaknya dapat mengetahui apa saja dampak globalisasi ini terhadap nasionalisme bangsa Indonesia. 

B. Rumusan Masalah 

Adapun rumusan masalah dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 

1. Bagaimana pengaruh dari globalisasi terhadap semangat nasionalisme Bangsa Indonesia 

2. Bagaimana cara menyikapi dampak globalisasi terhadap semangat nasionalisme.

C. Tujuan Dan Manfaat 

Tujuan Penulisan 

Adapun tujuan dari penulisan karya ilimiah ini adalah: 

a. Untuk mengetahui pengaruh dari globalisasi terhadap nasionalisme Bangsa Indonesia.

b. Untuk mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme.

Manfaat Penulisan 

Adapun manfaat dari karya ilmiah ini adalah: 

a. Menambah pemahaman kita mengenai pengaruh atau dampak globalisasi dan cara mengatasinya.

b. Untuk penulis sendiri karya ilmiah ini bermanfaat untuk menyelesaikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah di dapat dari pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 

D. Metode Penulisan 

Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah metode Studi Kepustakaan baik dari buku ataupun referensi lain yang mendukung 

E. Sistematika Penulisan 

Pada karya ilmiah ini, penulis akan menjelaskan hasil pengamatan tentang fakta yang terjadi sekarang dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab selanjutnya menjelaskan mengenai tinajuan teoritis dari maslah yang dikemukakan dan pembahasan serta kesimpulan dan saran dari masalah yang ada. 

KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Umum Tentang Globalisasi 

Pengertian Globalisasi 

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. 

Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Dibawah ini beberapa konsep globalisasi menurut para ahli adalah: 

  • Malcom Waters, Globalisasi adalah sebuah proses social yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan social budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang. 
  • Emanuel Ritcher, Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia. 
  • Thomas L. Friedman, Globalisasi adalah memiliki dimensi ideologi dan teknologi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
  • Princeton N. Lyman, Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antar negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan. 

Proses Globalisasi 

Proses globalisasi lahir dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi transportasi dan komunikasi. Globalisasi akan memberikan corak budaya baru, dan memberi dampak yang luas terhadap kebebasan budaya setempat dan mengukuhkan domisi budaya barat dalma budaya masyarakat di negara-negara berkembang melalui penjajahan baru, yaitu kebudayaan. Bagaimanapun itu harus kita cegah karena kebudayaan bangsa merupakan hasil peninggalan nenek moyang bangsa kita yang harus kita jaga dan kita lestarikan. Salah satu penyebab terjadinya era globalisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi komunikasi, seperti teknologi media cetak dan media elektronik. Ada 3 institusi yang memainkan peranan penting dalam globalisasi, yakni Dana, Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Pada dasarnya ke 3 institusi besar ini mempunyai tugas menstabilkan ekonomi dunia. Lembaga PBB adalah lembaga publik. Ini penting untuk anda ingat karena uang yang disediakan IMF berasal dari pajak masyarakat di seluruh dunia.

Dampak Globalisasi 

Adanya globalisasi membawa manfaat bagi umat manusia tetapi ada juga dampak buruknya. Adapun dampak dari globalisasi anatar lain: 

Dampak Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya 

Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.Dampak positif globalisasi di bidang sosial adalah para generasi muda mampu mendapatkan sarana-sarana yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dan berhubungan dengan lebih efisien dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak negatifnya adalah bahwa generasi muda yang tidak siap akan adanya informasi dengan sumber daya yang rendah hanya akan meniru hal-hal yang tidak baik seperti adanya bentuk-bentuk kekerasan, tawuran, melukis di tembok-tembok, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas yang canggih membuat seseorang enggan untuk berhubungan dengan orang lain sehingga rasa kebersamaan banyak berkurang. 

Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi 

Dampak positif globalisasi di bidang ekonomi adalah mampu memacu produktivitas dan inovasi para pelaku ekonomi agar produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk-produk yang lain. Pada era globalisasi ini menuntut manusia yang kreatif dan produktif.Sedangkan dampak negatifnya adalah mampu menimbulkan sifat konsumerisme di kalangan generasi muda.Sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan zaman karena sudah terbiasa menerima teknologi dan hanya mampu membeli tanpa membuatnya. Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih tinggi.Semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara miskin. Munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, WTO. 

Dampak Globalisasi di Bidang Budaya dan Politik 

Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi (dambaan akan kebebasan). 

Aspek – aspek globalisasi 

Berkembangnya arus globalisasi jelas memberikan dampak pada kebudayaan manusia. Banyak yang terlihat jelas dalam perubahan dan pegeseran pola hidup masyarakat, yaitu: 

  • Agraris tradisional menjadi masyarakat industri modern 
  • Kehidupan berasaskan kebersamaan menjadi kehidupan individualis 
  • Kehidupan lamban menjadi kehidupan serba cepat 
  • Kehidupan berasaskan nilai sosial menjadi konsumeris menjadi materialis 
  • Kehidupan yang bergantung pada alam menjadi kehidupan yang menguasai alam. 

Dari contoh tersebut, terdapat beberapa macam pengaruh terhadap kehidupan masyarakat, dibagi menjadi 2 aspek, yaitu : 

1. Aspek positif 

Beberapa aspek positif dari perkembangan teknologi dan arus globalisasi > Pola Hidup yang serba cepat 

Teknologi memberikan manfaat waktu bagi masyarakat, misalnya dalam bidang pertanian, petani yang awalnya memanen padinya 6 bulan sekali sekarang sudah dapat memanenkan 3 bulan sekali, kemudian dalam bidang makanan banyak produk makanan siap saji (serba instant). 

> Pesatnya Perkembangan Informasi dan Transformasi 

Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan adanya perkembangan informasi sangat banyak, misalnya dengan adanya internet anda dapat mencari ilmu pengetahuan secara gratis dan berlimpah. Selain itu, perkembangan teknologi transformasi yang semakin cepat dan akurat, misalnya dengan adanya pesawat terbang kita dapat bepergian lebih cepat.

> Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Melimpah 

Dengan adanya pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat, misalnya pemanfaatan sumber daya emas oleh PT Freport di Papua akan memberiakan peluang pekerja bagi masyarakat Papua itu sendiri. 

2. Aspek negative 

Perkembangan teknologi juga emberikan dampak negatif bagi kebudayaan masyarakat, dampak tersebut sebagai berikut: 

> Beralihnya Masyarakat Agraris Menjadi Masyarakat Industri Modern 

Banyak industri modern berdampak pada kebutuhan tenga kerja yang sangat banyak sehingga masyarakat yang awalnya bekerja sebagai petani beralih pekerjaan menjadi buruh pabrik. 

> Perubahan dari kehidupan Berasaskan Kebersamaan Menjadi Kehidupan Individualis. 

Hal ini terjadi karena kesibukan masyarakat yang sudah bersifat materialistis dan melupakan kehidupan sosialnya. 

> Masuknya Pola Hidup budaya barat. 

Dampak Negatifnya seperti masuknya budaya barat yang bertolak belakang dengan budaya timur yang sederhana, sopan, dan santun. Fenomena anak melawan kepada orang tua, murid yang mengancam guru, perkelahian antara pelajar, model pakaian yang tidak sesuai, dan pemakaian perhiasan wanita oleh laki-laki merupakan perilaku menyimpang sebagai dampak negatif dari era globalisasi dan arus informasi yang tidak terbendung. Pendapat Selo Sumardjan bahwa perubahan budaya yang cepat dan saling menyusul mengakibatkan suasana yang berkepanjangan. Suasana anomi ialah suasana ketika masyarakat yang sedang mengalami perubahan budaya yang tidak mgnetahui secara jelas nilai-nilai budaya mana yang perlu diambil dan mana yang harus dikembangkan. 

B. Tinjau Umum Tentang Dampak Globalisasi Terhadap Nasionalisme bangsa 

Pengertian Nasionalisme 

Pengertian Nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri. Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut : 

  1. Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama. 
  2. Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa. 
  3. 3. Nasionalisme ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya. 

Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri. 

2. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai – Nilai Nasionalisme Bangsa 

Pengaruh globalisasi berupa pengaruh positf dan negatif. Diantarnya: 

a. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme 

  1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat 
  2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa 
  3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. 

b. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme 

  1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang 
  2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. 
  3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat 
  4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. 

PEMBAHASAN

A. Dampak Globalisasi Terhadap Nasionalisme Bangsa 

Salah satu faktor kuat yang terus mengikis nasionalisme bangsa Indonesia adalah globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Edison A. Jamli dkk. Kewarganegaraan. 2005). Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan peran yang sangat penting bagi berlangsungnya proses globalisasi. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif, dimana pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka pandangan masyarakat secara global. Dampak yang ditibulakan ada yang positif dan ada yang negative. 

1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Nasionalisme 

a. Dilihat dari globalisasi politik 

Pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 

b. Dari aspek globalisasi ekonomi 

Terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. 

c. Dari globalisasi sosial budaya 

Kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.    

2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Nasionalisme 

  • a. Globalisasi dapat memberikan pandangan pada masyarakat bahwa liberalisme dapat membawa perubahan yang baik pada mereka. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang. 
  • b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. 
  • c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya yang cenderung meniru budaya barat 
  • d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. 
  • e. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

B. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda 

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. 

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme? Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. 

C. Cara Menyikapi Dampak Negatif Globalisasi 

Pada masa sekarang ini satu hal yang perlu dibenahi oleh bangsa Indonesia adalah mentalitas warga masyarakatnya. Sikap mental yang kuat dan konsisten serta mampu mengeksplorasi diri adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Saat ini memang bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa keterpurukanya dalam dunia internasional. Krisis multidimensi yang di barengi dengan krisis ekonomi yang berkepanjanganlah yang menyebabkan kegoncangan dan keterpurukan mental Indonesia. Bangsa Indonesia yang pada masa dahulu terkenal dengan kebudayaan yang begitu eksklusif dan memukau serta penduduk yang ramah-tamah di dukung juga oleh kondisi geografis yang sangat strategis dan dikaruniai tanah yang subur, sekarang justru berubah180 drajat. Hal ini tidak lepas dari mentalitas warga pendukung yang sangat lemah. 

Globalisasi merupakan suatu proses yang tak terelakkan. Kita tidak mungkin mengabaikan serta menghentikan proses globalisasi. Agar dampak globalisasi tidak merusak kehidupan masyarakat maka kita harus mengetahui sisi positifnya, sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak negatif globalisasi globalisasi dapat mempengaruhi tingkah laku kita dalam kehidupan sehari – hari. Untuk itu kita harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi globalisasi, khususnya dari pengaruh negatif. Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi misalnya : 

  1. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 
  2. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. 
  3. Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan perilaku yang benar dan salah. 
  4. Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa. 
  5. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. 
  6. Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. 
  7. Menggunakan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. 
  8. Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh terhadap lingkungan dan pergaulan buruk.
  9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya. 
  10. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. 

Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. 

PENUTUP

A. Kesimpulan 

Globalisasi berasal dari kata global yang artinya universal. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah Ada sebagain yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang. Dampak positif adanya globalisasi adalah Adanya globalisasi menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional; berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju; serta tingkat kehidupan yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan dampak negatif dari adanya globalisasi diantaranya : Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran; hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri; mayarakat lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat; sikap individualistik yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga; serta kesenjangan sosial. 

Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme adalah kita perlu memahami pentingnya nasionalisme untuk menjaga integritas kita sebagai bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia perlu membenahi mentalitas warga masyarakatnya. Sikap mental yang kuat dan konsisten adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Bangsa Indonesia harus bangkit kembali dengan semangat nasionalisme yang lebih besar lagi untuk menghadapi globalisasi. Kita juga perlu menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya; memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa; selektif terhadap pengaruh globalisasi di segala bidang. 

B. Saran 

Globalisasi memang tidak bisa dihindari. Jika kita menghindari justru akan menjadi manusia yang primitif lagi. Tetapi sebaiknya selektif terhadap pengaruh globalisasi. Dapat membedakan mana yang memberikan pengaruh baik dan mana yang memberikan pengaruh buruk bagi kita. Kita harus membekali diri dengan kepribadian yang kuat agar tidak mudah begitu saja terpengaruh dengan dampak negatif globalisasi. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah cara terbaik untuk tidak mudah terpengaruh dari arus globalisasi. 


DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Saroji dan Asy’ari.2006.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta : Erlangga. http://afand.abatasa.com/post/detail/2761/dampak-positif-dan-dampak-negatif–globalisasi-dan-modernisasi 

http://hankam.kompasiana.com/2010/09/24/nasionalisme-bangsa-vs-globalisasi/  

http://khukus.multiply.com/journal/item/28/NASIONALISME   

http://www.gusbud.web.id/2010/01/dampak-globalisasi-ekonomi-dan-pengaruh.html  

http://www.google.com. pengaruh globalisasi terhadap nasionalisme bangsa indonesia. 

http://www.correyananta.com/2014/08/makalah-pkn-pengaruh-dan-implikasi.html 

http://tresnapamungkas.blogspot.com/2013/04/makalah-globalisasi.html 


FILE

Download Disini

Share:

Karya Ilmiah Menerapkan Konsep Multiple Intellegence dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

MENERAPKAN KONSEP MULTIPLE INTELLEGENCE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV PADA SDN 001 SEBATIK UTARA

Riksan

S1 PGSD Universitas Terbuka


ABSTRAK

      Meningkatkan Pemahaman siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV di SDN 001 Sebatik Utara, Dibimbing : Roby Zulkarnain Noer, M.Pd. selain itu dibantu juga oleh Supervisor 2 : Arsah, S.Pd. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara Kecamatan Sebatik Utara Kabupaten Nunukan terhadap pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan konsep multipel intellegence. Pencapaian keberhasilan pembelajaran perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kwalitas siswa. Penelitian tindakan kelas ini bermaksud untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran, penggunaan metode diskusi bertujuan memberikan sedikit rangsangan kepada siswa untuk cakap dalam mengeluarkan pendapat, jawaban, ide, gagasan, serta pertanyaan. Hasil dari pelaksanaan penelitian ini memberikan kejutan bagi pendidik, perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus perbaikan. pada Siklus I memberikan peningkatan sebanyak 60% yang awalnya pada Pra siklus ketuntasan siswa hanya 25%. Hal ini memberikan semangat terhadap pendidik. Perbaikan pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat drastis dengan persentase 90%, artinya dari 25 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan mengacu pada KKM pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 70, memberikan hasil yang memuaskan bagi pendidik. Hasil perbaikan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa melalui perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus dengan menggunakan Konsep Multiple Intellegence dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 

Kata kunci : Konsep Multiple Intellegence

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran yang berlangsung dalam kelas IV di SDN 001 Sebatik Utara yang berjumlah 24 Siswa, terdiri dari 13 laki-laki dan 11 perempuan, pada mata pelajaran bahasa indonesia dengan materi pantun anak. Siswa diharapkan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi yang ditulis pada kertas hinga menjadi pantun anak. Pada proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung terdapat siswa sedang asik bermain dengan teman sebangkunya, ada juga siswa yang diam dan tertunduk lesu seperti mengantuk (kurang semangat) di dalam kelas tanpa memperhatikan penjelasan guru. Hal ini dapat memberikan dampak yang tidak baik dalam kelas karena dapat merusak proses pembelajaran. Secara tidak langsung siswa yang lain bisa terjangkit dengan kondisi siswa seperti ini, Maka perlu tindakan yang lebih serius mengenai hal tersebut.

Bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan mata pelajaran paling membosankan bagi siswa, tidak bisa dipungkiri lagi dari beberapa kasus yang serupa bahwa pelajaran Bahasa Indonesia kurang diminati siswa padahal pelajaran tersebut merupakan salah mata pelajaran yang ada dalam Ujian Nasional (UN). Dari evaluasi terakhir sebelum melakukan penelitian pada siswa kelas IV SDN 001 Sebatik Utara menunjukkan bahwa pelajaran Bahasa  Indonsia dari 24 siswa, 10 diantaranya masih dibawah standar KKM. Kurangnya minat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia disebabkan beberapa faktor, berdasarkan pengamatan penulis tanggal 27 April 2017 terdapat beberapa faktor yaitu : (1) metode yang digunakan guru kurang cocok pada materi yang diajarkan; (2) guru terlalu monoton pada buku tanpa menggunakan media pembelajaran; (3) kurangnya melibatkan siswa dalam suatu studi kasus pada pelajaran Bahasa Indonesia; dan masih banyak lagi. Beberapa faktor diatas sangat jelas bahwa masih banyak siswa yang mengalami permasalahan terhadap pelajaran bahasa indonesia. Hal ini akan bertambah parah jika tidak segera di tangani, sehingga pada saat ujian, ulangan harian, dll, akan mengalami kegagalan. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya hal tersebut adalah rendahnya hasil belajar siswa.

Dari pengamatan yang dilakukan maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk memperbaiki permasalahan terhadap pelajaran bahasa indonesia. Pembenahan lebih dini diperlukan sebelum melangkah lebih jauh, perlu melakukan revisi diri pada guru sebelum melakukan pembelajaran di dalam kelas. Menyiapkan materi serta penyajiannya di dalam kelas dan pemilihan metode, strategi dan pendekatan pada pembelajaran tersebut harus sesuai. Demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di dalam pembelajaran.

Teori Multiple Intellegence yang menyatakan bahwa kecerdasan meliputi delapan kemampuan intelektual. Menurut (Gardner, 1983) bahwa kemampuan intelektual yang diukur melalui tes IQ sangatlah terbatas karena tes IQ hanya menekan pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. Maka dari itu, guru selaku guru yang bertanggung jawab atas proses pembelajaran di kelas harusnya menjadi fasilitator untuk memberikan dukungan serta dorongan kepada siswa agar mencapai kecerdasan yang sesuai dengan kondisi siswa tersebut. Namun banyak ditemukan guru dalam paradigma pendidikan klasik mengacuhkan kewajibannya untuk menumbuhkan potensi kecerdasan siswanya. Dari penjelasan pada latar belakang diatas dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 001 Sebatik Utara terhadap konsep Multiple Intellegence melalui materi Pantun Anak ?

2. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN 001 Sebatik Utara pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Pantun Anak melalui konsep Multiple Intellegence ?

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada di atas dapat berikan pula tujuan perbaikan pembelajaran sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa SDN 001 Sebatik Utara terhadap konsep multiple intelence.

2. Mendeskripsikan cara meningkatkan motivasi belajar siswa SDN 001 Sebatik Utara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Pantun Anak melalui konsep Multiple Intellegence.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

a. Bagi Siswa

Meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta kecerdasannya dalam berbagai aspek. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai karya masing-masing dengan penerapan konsep multiple intellegence melalui materi pantun anak. 

b. Bagi Guru

Menambah wawasan serta pengetahuan tentang penggunaan dan penerapan konsep multiple intellegence dalam pembelajaran Bahasa Indonesai dengan materi Pantun Anak, sehingga mampu mengimplementasikan dalam pelaksanaannya.

c. Bagi Sekolah

Suatu bahan atau aset dalam memperkaya proses pembelajaran didalam kelas, baik pembelajaran yang terkait dengan materi-materi pelajaran Bahasa Indonesia atau pun pelajaran yang lain.

d. Bagi Institut Pendidikan Secara Umum

Sebagai suatu referensi untuk program pendidikan yang akan datang agar kiranya memberikan dorongan dan motivasi kepada para guru atau pendidik untuk selalu menggali potensi diri dalam mengajar, baik potensi dari dalam diri maupun dari luar. Sehingga lahir sesuatu yang baru, yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran di daerah manapun tanpa terhalangi dengan berbagai kekurangan dalam kelasnya. Baik sarana maupun prasarana.

Menurut Rohani (2004:4) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses menguasai tujuan pengajaran, pembelajaran adalah suatu aktivitas (proses) belajar mengajar yang melibatkan dua subjek, yaitu guru dan peserta didik. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu aktivitas mengajar yang dilakukan guru dan aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Pendapat lain dari Hamalik (2005:77) bahwa pembelajaran adalah suatu komunikasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi guna mencapai tujuan pembelajaran. 

Sanjaya (2011: 13-14) bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriteriannya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Sedangkan menurut Komalasari (2013:3) bahwa Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.

Sanjaya (2011: 13-14) bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriteriannya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Sedangkan menurut Komalasari (2013:3) bahwa Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.

Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan tehnik adalah suatu cara strategi atau taktik yang digunakan oleh guru untuk mencapai hasil yang maksimum pada waktu mengajar pada bagian pelajaran tertentu.

Menurut Kamaruddin Hj. Husin & Siti Hajar Hj. Abdul Aziz dalam bukunya Pengajian Melayu III : Teknik bisa didefinisikan sebagai pengendalian suatu organisasi yang benar-benar berlaku di dalam pengajaran yang digunakan untuk mencapai suatu objektif.

Teknik secara harfiah juga diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan suatu metode.

Dengan kata lain Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik. Teknik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari sejarahnya,tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 

Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard (dalam Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.

Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Teori Multiple Intellegence atau kecerdasan majemuk ini diperkenalkan oleh Howard Gardner, yang merupakan seorang psikolog pendidikan asal Inggris. Teori ini muncul karena melihat bahwa teori kecerdasan klasik yang hanya merujuk pada logika dan bahasa tidak mampu mengakomodasi banyak ragam kecerdasan yang sebenarnya dimiliki setiap siswa secara spesifik. Artinya proses pembelajaran klasik dianggap kurang berhasil dalam mendidik siswa sesuai dengan tujuan dari pencapaian suatu proses pendidikan yang diharapkan.

Dasar dari sebuah penelitian ini bermula pada fakta yang menunjukkan bahwa lulusan yang memiliki kecerdasan intelektual dengan nilai tinggi (IQ) tidak secara otomatis akan berhasil dalam kehidupan nyatanya. Karena di dalam kehidupan nyata banyak hal-hal yang memerlukan penyelesaian menggunakan aspek kecerdasan yang lain, tidak hanya kecerdasan intelektual (IQ). Dengan menggunakan instrumen Multiple Intellegences Checklist for Adult (MICA) yang terdiri dari  49 poin dari tujuh aspek kecerdasan majemuk yaitu (1) Verbal Linguistik (VL), (2) Logik Matematik (LM), (3) Visual-Ruang (VR), (4) Kinestetik Badan (KB), (5) Muzik (MZ), (6) Interpersonal (IE), (7) Intrapersonal (IA), dan (8) Naturalis (NA). Inilah dasarnya diujikan ke para pendidik, hasilnya adalah para pendidik tersebut menunjukkan aspek pergaulan (intrapersonal) yang lebih menonjol dibanding aspek yang lain. Hal ini didukung dengan aspek visual-ruang yang menunjang hingga terjadinya aspek intrapersonal sebanyak 55%.

Penerapan Multiple Intellegence System (MIS) ada beberapa tahapan dalam proses kerja sistem ini, diantaranya adalah. Pertama yang perlu dilakukan adalah pembenahan dari dalam, yaitu dari sekolah yang bersangkutan. Harus melakukan evaluasi secara rinci terhadap kekurangan dan kelebihan sekolah sebelum melakukan penerapan metode MIS, sebelum menerapkan metode MIS harus perlu melakukan pembenahan secara mendasar dari sekolah yang bersangkutan, tidak akan memberikan dampak atau hasil secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. 

Kedua memasuki tahapan reformasi. Yaitu sekolah dengan ketertinggalannya akan memberikan dampak yang buruk karena sekolah tersebut tidak akan maju, bisa jadi masyarakat juga kurang menerima dikarenakan nama, sarana dan prasarana, lokasi, dll. Akan memberikan gambaran yang buruk di benak masyarakat. Hal itu akan menjadi penghalang demi kemajuan sekolah tersebut. Reformasi sekolah bisa saja terjadi bila dilakukan beberapa cara, yaitu mengganti nama sekolah yang ada dengan nama lain yang lebih sederhana, menarik dan mudah di ingat bagi masyarakar, mengganti penampilan sekolah yang lebih baru dan lebih segar agar memberikan kesan di benak masyarakat, dan yang terakhir adalah melakukan pindah lokasi sekolah agar memberikan suasana yang baru untuk mendukung upaya-upaya perubahan yang akan dilakukan.

Ketiga yaitu melakukan susunan dan konsep MIS dalam struktur sekolah sudah diperbaiki maka penggunaan MIS baru akan tampak hasilnya. Jadi faktor yang paling penting dalam Kecerdasan Majemuk adalah adanya tanggung jawab institusi-institusi pendidikan.

Pembelajaran berbasis multiple intellegence menerapkan dua kali tes yang dilakukan terhadap peserta didik. Yang pertama adalah tes Multiple Intellegence Reaserch (MIR) untuk mengetahui aspek kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa ketika  akan dirumuskan rencana pembelajaran di dalam kelas. Yang kedua adalah evaluasi pada akhir rangkaian proses pembelajaran untuk melihat hasil dari penerapan proses pembelajaran tersebut yang lebih konprehensif. 

Jika dirumuskan dalam sebuah hubungan matematis maka dapat dituliskan bahwa metode pembelajaran berbasis multiple intellegence harus memiliki hubungan yang baik antar guru dan peserta didik sebagai berikut :

     Gaya Belajar Peserta Didik + Gaya Mengajar Guru = Rumus Pembelajaran

Untuk pembelajaran multiple intellegence memiliki persentase dalam pembagian alokasi waktu yaitu 70% adalah waktu untuk peserta didik, sedangkan 30% adalah waktu untuk guru memberikan pengarahan terhadap peserta didik.

METODE PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV pada SD Negeri 001 Sebatik Utara, Kec. Sebatik Utara, Kab. Nunukan yang berjumlah 24 Siswa dengan rincian bahwa 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. SD Negeri 001 Sebatik Utara Memiliki 10 Ruang Kelas dengan 20 Rombongan Belajar, kondisi dalam kelas lumayan menarik karena ruang dengan tekstur beton atau bangunan permanen dengan luas kelas adalah 56 m2. Sedikit memberikan kenyamanan bagi siswa maupun guru untuk melakukan pembelajan. Dinding yang dipenuhi dengan hiasan-hiasan yang terbuat dari kertas serta karton yang berisi materi-materi tentang pembelajaran yang diberikan terdahulu. Sekolah ini terletak di pinggir Jalan Poros yang ada di Desa Sei. Pancang. Sekolah ini beralamat di Jl. H. Beddu Rahim, RT. 08 Desa Sei. Pancang, Kec. Sebatik Utara, Kab. Nunukan. Berada depan gerbang atau jalan masuk menuju asrama Koramil. 

Dalam penelitian dilakukan sebanyak dua siklus yang tersiri dari siklus I dan siklus II, penelitian ini memakan waktu dua minggu dengan rincian sebagai berikut :

1. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 02 Mei 2017 di SD Negeri 001 Sebatik Utara dengan keterangan jumlah siswa 24 orang, 10 laki-laki dan 14 perempuan.

2. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2017 di SD Negeri 001 Sebatik Utara dengan keterangan jumlah siswa 24 orang, 10 laki-laki dan 14 perempuan.

Desain penelitian ini merupakan desain penetilian tindakan kelas yang menyangkup lingkup kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru pada pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Berikut gambar desain penelitian tindakan kelas dibawah ini.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu sebagai berikut :

3. Hasil lembar observasi

Dalam melakukan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknis analisis dengan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dengan cara sebagai berikut :

Tabel : 3.1 Kriteria Hasil Lembar Observasi

4. Hasil tes tertulis

Hasil tes tertulis dianalisis tingkat pemahaman siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan metode diskusi. Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes yang dapat dirumuskan:


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Persentase hasil perbaikan siswa yang tuntas belajar belum mengalami kenaikan pada siklus I dengan persentase 35% tuntas yang setara dengan 8 siswa saja dan 65% tidak tuntas yang setara dengan 16 siswa (dari jumlah 24 siswa). Hasil belajar siswa dapat dilihat meningkat setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II, siswa yang tuntas belajar dengan persentase 90% atau setara dengan 22 siswa dan tidak tuntas belajar dengan persentase 10% atau setara dengan 2 siswa (dari jumlah 24 siswa), Grafik persentase siswa tuntas dan tidak tuntas tercantum di bawah ini.

Rincian yang ada pada grafik dengan persentase dapat di jabarkan dengan jumlah ketuntasan dalam bilangan sesuai dengan persentase ketuntasan. Pada siklus I terdapat 35% tuntas dengan rincian 8 Siswa, dan 65% tidak tuntas dengan rincian 16 siswa. Setelah melakukan perbaikan pembelajaran dengan siklus II terdapat 90% tuntas dengan rincian 22 siswa, dan 10% tidak tuntas dengan rincian 2 siswa, sedangkan Berikut deskripsi per siklus akan di bahas mengenai pelaksanaannya.

Penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan di kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara telah menunjukkan keberhasilan yang positif dilihat dari hasil tes yang diperlihatkan siswa yaitu dengan membandingkan hasil tes pembelajaran pada siklus I dengan siklus II, semuanya terjadi peningkatan pada pokok bahasan Pantun Anak.

Pada perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV dengan materi Pantun Anak dengan menggunakan Konsep Multiple Intellegence menunjukkan hasil yang memuaskan. Pada siklus I hanya 35% (8 siswa) sudah mendapatkan nilai tuntas 

Guru hanya mengajar dengan pola lama, sehingga anak-anak mudah jenuh dan merasa bosan, tidak bersemangat mengikuti pembelajaran, dan guru tidak mengkondisikan siswa siap secara fisik dan psikis. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa harus benar-benar belajar yang komprehensif, seperti pendapat Bell-Gredler (1986:1) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. 

Dengan menerapkan konsep multiple intellegence pada siklus I, ternyata prestasi belajar siswa meningkat. Siswa berani bertanya dan menjawab pertanyaan serta mengeluarkan gagasan atau ide. Keaktifan ini bisa terjadi karena penerapan konsep multiple intellegence. 

Setelah diterapkannya multiple intellegence pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I, hasil belajar siswa mulai meningkat bila dibandingkan dengan pembelajaran sebelum melakukan penelitian. Berpedoman dari hasil pembelajaran pada siklus I maka penulis berusaha meningkatkan dan mengoptimalkan penggunaan konsep multiple intellegence dalam perbaikan pembelajaran siklus II. 

Dengan menerapkan konsep multiple intellegence secara tepat dan memberdayakan siswa dalam proses pembelajaran secara optimal seperti memberi kesempatan bertanya, menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat serta ide dan gagasan, serta menggunakan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 

Jadi dapat disimpulkan secara sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran. 

proses pembelajaran pada diri siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran.

KESIMPULAN

Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 001 Sebatik Utara, Kec. Sebatik Utara, Kab. Nunukan terhadap pemahaman siswa yang kurang pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok Pantun Anak dengan menggunakan Konsep Multiple Intellegence, maka melalui perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus sehingga siswa yang mendapatkan nilai yang kurang berhasil menunjukkan kemampuan pengetahuannya dalam memahami soal-soal yang diberikan oleh guru.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan konsep multiple intellegence. Membuat guru untuk mampu merefleksi dirinya sendiri sehingga dalam pemberian materi di kelas dapat dilakukan secara benar, saat memberikan penjelasan tidak terlalu cepat dan guru juga mampu memberikan contoh yang konkret agar mudah dipahami oleh siswa. Selain itu guru juga harus pandai dalam memilih metode mengajar yang tepat dan guru juga berkenan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 

Berdasarkan kesimpulan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, yaitu:

1. Dalam pemberian materi pelajaran hendaknya melibatkan siswa untuk mengeluarkan pendapatnya sesuai pemahaman yang dimiliki oleh siswa tersebut.

2. Saat memberikan penjelasan hendaknya jangan terlalu cepat dan jangan lupa menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.

3. Hendaknya guru memberikan pertanyaan dan juga memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa.

4. Guru harus sekali-kali memperhatikan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

5. Guru harus menghindari penyebutan kata secara berulang, agar siswa tidak mengikuti apa yang disebutkan oleh guru

DAFTAR  PUSTAKA

Wardani, I G.A.K & dkk. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Chotimah, Husnul, dkk. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfa Beta

Wahyuni, S.Y. (2011). Panduan Pendidik : Memerapkan Konsep Multiple Intellegence Dalam Proses Belajar Mengajar Di Kelas. Jakarta Timur. CV. Sahala Adidayatama.

Kosasih, E. (2010). Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung. Genesindo.

Kosasih, E. (2010). Pendekatan Berbasis Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pembelajaran Konstektual Bahasa Indonesia. Bandung. Genesindo

Kosasih, E. (2010). Sistem Pengajaran Modul pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bandung. Genesindo.

Rokayah, Y & A. Titin, E. (2010). Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung. Genesindo

Mawadah, H.A. (2011). Panduan Pendidik : Strategi Belajar Mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta Timur. Multazam Mulia Utama.

Crispina. (2011). Teori Belajar Bahasa Indonesia. diakses tanggal 29 April 2017. Sumber : http://impiandalamhati.blogspot.co.id/2011/03/teori-belajar-bahasa-indonesia.html.

Sam, H. (2016). 22 Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli Terlengkap. Diakses tanggal 09 Mei 2017. Sumber : http://www.dosenpendidikan.com/22-pengertian-pembelajaran-menurut-para-ahli-terlengkap/

Mulyana, A. (2012). Pengertian Metode Pembelajaran dan Jenisnya. Diakses tanggal 03 Mei 2017. Sumber : http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-metode-pembelaaran-dan.html#

Dina, I. (2015). Macam-macam Teknik Pembelajaran. Diakses tanggal 03 Mei 2017. Sumber : http://islamidinah26.blogspot.co.id/2015/04/macam-macam-tekhnik-pembelajaran.html

Rijal. (2016). Pengertian Tujuan Pembelajaran. Diakses tanggal 03 Mei 2017. Sumber : http://www.rijal09.com/2016/05/tujuan-pembelajaran.html

Lestari, P. (2010). Manfaat Belajar. Diakses tanggal 03 Mei 2017. Sumber : http://pujilestari23.blogspot.co.id/2010/05/manfaat-belajar.html

Riski, A.R. (2013). Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegence. Diakses tanggal 03 Mei 2017. Sumber : http://ririnayurizki.blogspot.co.id/2013/03/strategi-pembelajaran-berbasis-multiple.html

FILE

Download Disini

Share:

14 November 2021

Karya Ilmiah Dengan Alat Peraga Papan Bilangan Siswa dapat Meningkatkan Pembelajaran Matematika dengan Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat



Dengan Alat Peraga Papan Bilangan Siswa Dapat Meningkatkan Pembelajaran Matematika Dengan Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat

JUMADI
NIM. 822572984
S.I. PGSD Universitas Terbuka

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa  dalam pembelajaran matematika dengan materi operasi hitung bilangan bulat. Dilaksanakan di SDN N0 001 Sebatik Utara tahun ajaran 2017. Pada umumnya siswa kurang menyukai pelajaran matematika karena membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi, faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah kurang perhatian orang tua, kecanggihan tekhnologi informasi disegala bidang yang membuat mereka lebih suka bermain game di internet. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 29 0rang. Pada siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi diatas,dengan ditunjukakan adanya nilai di bawah KKM 8 siswa, dengan presentasi 27,5 %. Guru menggunakan alat praga Papan Bilangan secara berkelompok, kelihatan peningkatan pemahaman siswa bertambah,sehingga nilai dibawah KKM tinggal 5 siswa, dengan presentase 17 %. Dengan penambahan  alat peraga setiap individu satu alat, pembelajaran kembali secara klasikal, maka pemahaman siswa meningkat dratis, nilai dibawah KKM tinggal 2 dengan presentase 6,8%,nilai didominasi angka 70 sampai 90 bahkan ada yang mendapat 100 walaupun hanya 2 0rang. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemahaman siswa dengan materi operasi hitung bilangan bulat. Dengan demikian maka Papan Bilangan adalah alat peraga yang cocok untuk pembelajaran matematika dengan materi operasi htung bilangan bulat.

Kata Kunci  :  Pemahaman, kerja kelompok, alat peraga papan bilangan 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dunia modern saat ini tidak lepas dari kecanggihan tehnologi informasi disegala bidang, contohnya telivisi yang menayangkan hal-hal yang menarik bagi anak.Selain dari itu telpon genggam yang berisi permainan game yang menyenangkan bagi anak,juga warung internet (warnet) yang bebas memberi peluang bagi anak untuk bermain games. Dari siswa saya yang berjumlah 29 orang bila ditanya siapa yang tadi malam tidak belajar hampir semua angkat tangan, Tetapi bila ditanya siapa yang suka bermain game, maka hampir semua angkat tangan. Dengan demikian kemauan untuk belajar berkurang. Sehingga hal tersebut berpengaruh pada tingkat konsentrasi anak pada saat dia sedang mengikuti pembelajaran di kelas.

Matematika merupakan salah satu ilmu yang harus dimiliki oleh anak, karena dari padanya anak dapat memperoleh ketrampilan berhitung bersikap dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk meningkatkan konsentrasi dan pemahaman anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, maka guru berupaya untuk membuat alat peraga yang cocok bagi siswa hidupnya   dilingkungan yang berdekatan dengan pasar, sehingga pengaruh terhadap minat belajar siswa di rumah berkurang, karena sebagian siswa kebanyakan membantu orang tuanya berdagang. Untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika, maka guru memilih menggunakan papan bilangan dalam pembelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan bulat.

B. Identifikasi Masalah
  • Anak kuarang memahami pelajaran matematika dengan materi operasi hitung   bilangan bulat.
  • Perhatian tidak fokus pada saat pembelajaran berlangsung
  • Ada sebagian siswa bicara sendiri
C. Rumusan Masalah 
Dengan menggunakan alat peraga papan bilangan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran matematika dengan materi operasi hitung bilangan bulat kelas VI tahun ajaran 2017 di SDN 001 Sebatik Utara.

D. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan pertanyaan - pertanyaan diatas,tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah meningkatkan pemahaman siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika mengenai operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga berupa papan bilangan.

E. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
  1. Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar matematika.
  2. Bagi guru sebagai peneliti untuk meningkatkan profesionalisme dan mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian yang serupa.
  3. Bagi guru sejawat untuk memberikan motivasi serta referensi pembelajaran dengan menggunakan model-model alat peraga yang mudah dibuat.
  4. Adanya guru mengadakan penelitian tindakan kelas di kelasnya masing-masing maka akan terjadi perubahan positif dan berkualitas.
  5. Bagi sekolah hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan informasi bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran di sekolah khususnya dan sekolah lainnya pada umumnya.
  6. Bagi dinas pendidikan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan bahan kajian dalam pengembangan kurikulum dan program peningkatan mutu pembelajaran pada tingkatan yang lebih luas. 
KAJIAN PUSTAKA

A. Ciri  Pelajaran Matematika
Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri khusus antara lain abstrak, deduktif,  konsisten,  hierarkis dan logis. Matematika objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik terhadap pelajaran matematika. Dengan demikian perlu adanya cara agar matematika merupakan pelajaran yang menarik, menyenangkan dan lebih mudah dipahami.

B. Karakteristik siswa sekolah dasar dalam pembelajaran matematika
Siswa sekolah dasar (SD) berada pada umur yang berkisar antara usia 7 hingga 12 tahun, pada tahap ini siswa masih berpikir pada fase oprasional kongkret, kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah- kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.
Agar pengajaran matematika dapat menarik bagi siswa, maka seorang guru mulailah dengan pertanyaan yang menantang,atau dengan permainan,atau dengan simulasi.

C. Metode yang digunakan pada pelajaran matematika
Menggunakan metode yang cocok dalam pengajaran matematika seperti, model pembelajaran kooperatif, kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok, kemudian metode ceramah, simulasi atau tanya jawab.

Dengan memilih salah satu metode yang sesuai dengan pembelajaran matematika dengan materi operasi hitung bilangan bulat, maka diharapkan akan ada peningkatan pemahaman siswa pada materi tersebut.

D. Alat peraga yang cocok untuk pembelajaran matematika operasi hitung bilangan bulat.
Untuk membantu siswa dalam mempelajari matematika materi operasi hitung bilangan bulat, ada beberapa media (alat peraga) yang bisa digunakan diantaranya: mistar hitung, alat ini bisa dibuat sendiri dari kertas karton. Mistar hitung yang akan digunakan terdiri dari dua buah mistar dengan skala yang sama dan terdiri dari bilangan bulat negatif, nol dan bilangan bulat positif. Contoh penggunaan mistar hitung untuk penjumlaham bilangan bulat: 8 + (-3) =.......... Pasangkan bilangan 8 pada mistar bawah dengan bilangan 0 pada mistar atas, lalu lihat bilangan -3 pada mistar atas ternyata berpasangan dengan bilangan 5 pada mistar bawah,sehingga 8 + (-3) = 5 .

E. Hasil Belajar Siswa
Prestasi   belajar diperoleh dari hasil  belajar siswa yang  diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes hasil prestasi  belajar. Sedangkan prestasi  belajar matematika yang dikemukakan oleh Hudoyo (Hudoyo, 1990), adalah gambaran tingkat penguasaan siswa dalam prestasi  belajar matematika yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil prestasi  belajar matematika. Oleh karena itu, prestasi  belajar dapat dicapai melalui proses  belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru.

Untuk melihat sejauh mana hasil belajar seseorang dan keberhasilan mengajar guru diperlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadai tentang indikator – indikator perubahan tingkah laku/perilaku dan pribadi pserta didik.

PELAKSANAAN PERBAIKAN, TEMPAT DAN WAKTU, PIHAK YANG MEMBANTU

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V1 SDN 001  Sebatik Utara. mata pelajaran matematika mulai tanggal 15 Mei sampai dengan tanggal 24 Mei tahun 2017. 
Jadwal pembelajaran perbaikan adalah sebagai berikut :
a. Tanggal 15 Mei 2017 mata pelajaran matematika 
b. Tanggal 24 Mei 2017 mata pelajaran matematika


B. Deskripsi 
Pertama yang saya lakukan adalah mencoba memperbaiki hasil belajar siswa dengan pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat, Pertama kami mengidentifikasi penyebab mengapa hasil belajar siswa di kelas V1 kurang memuaskan. Perencanaan yang kami susun untuk memperbaiki hasil belajar siswa  menggunakan alat peraga garis bilangan. Berbagai hal perbaikan yang kami lakukan di dalam KBM dari perencanaan yang matang, menyiapkan bahan – bahan yang menunjang dalam pembelajaran guna meningkatkan pemahaman anak. Sehingga menghasilkan nilai yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Setelah selesai pembelajaran saya melakukan refleksi guna mempersiapkan hasil belajar siswa lebih baik. Perencanaan yang saya persiapan dari RPP lebih ditekankan pada perbaikan alat peraga, kemudian  dalam pelaksanaannya dengan diskusi dan kerja kelompok agar siswa yang belum mengerti bisa bertanya dengan teman sekelompoknya.

1. Perencanaan 
Perencanaan yang diambil adalah mengetahui atau memperhatikan keadaan/situasi di dalam kelas, mengatur tempat duduk siswa supaya tenang dan tertib, pendekatan kepada siswa yang lambat dalam menyelesaikan soal latihan, menggunakan contoh bervariasi agar siswa tertarik, menggunakan bahan – bahan yang nyata, menggunkan alat peraga yang tepat supaya dimengerti oleh siswa, memberikan tugas kepada siswa untuk maju kedepan untuk melaporkan hasil diskusinya secara bergantian, memberikan bimbingan pada siswa yang kurang mengerti, dan memberikan tugas dirumah sebagai latihan.

2. Prosedur Pelaksanaan
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran matematika tema  Materi Pokok Bahasan operasi hitung bilangan bulat bekerja sama dengan sejawat untuk mengamati proses belajar mengajar dari awal hingga akhir. Kemudian penulis bersama teman sejawat merencanakan suatu perbaikan yang di anggap perlu. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Setelah mengadakan penilaian terhadap perolehan nilai siswa pada perbaikan pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan perolehan nilai. Peningkatan ini berupa peningkatan perolehan nilai secara individu maupun peningkatan perbaikan nilai secara keseluruhan. 

B. Deskripsi Temuan dan Refleksi
Setelah diadakan perbaikan, nilai pada anak meningkat, nilai dibawah KKM tinggal 5 siswa dengan presentase 17 persen,nilai 60 hanya 17 persen. Ternyata didominasi dengan nilai 70 yang mencapai 45 persen. Hal tersebut masih kurang memuaskan karena masih ada beberapa siswa yang belum paham materi tersebut. setelah guru mengadakan refleksi dan temuan di lapanngan, maka kendala yang terjadi adalah alat peraga kurang, karena hanya diperuntukkan perkelompok, sebagian anak hanya melihat temannya bekerja dan sebagian hanya bermain dan bicara atau hanya ikut-ikutan.

C. Pembahasan
Pada awal pembelajara ada 8 siswa dengan presentase 27,5 persen yang tidak  mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena penggunaan alat pembelajaran yang membosankan sehingga siswa jenuh dan tidak tertarik dengan pelajaran yang akan diterima. Kemudian peneliti melakukan perbaikan pembelajaran berdasarkan permasalahan yang muncul. Peneliti melakukan perubahan dalam penggunaan alat peraga dari garis bilangan diganti dengan penemuan penulis sendiri yaitu papan bilangan. Siswa antusias pada saat alat pembelajaran yang ditampilkan. Siswa tampak bersemangat dengan sengan hati siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan mengalami peningkatan.  Hal ini ditunjukkan dengan adanya :
  • Peningkatan nilai yang diperoleh siswa
  • Berkurangnya jumlah siswa yang masih di bawah KKM
  • Dalam menyelesaikan soal-soal latihan lebih cepat dari waktu yang diberikan.
Pada dasarnya banyak peningkatan yang terjadi di kelas, namun setelah dilaksanakan tes tertulis guru masih menemukan 5 siswa dengan presentase 17 persen yang mendapat nilai di bawah KKM. Tingkat keberhasilan menggunakan papan bilangan secara berkelompok masih belum efektif. Oleh karena itu guru dan teman sejawat sepakat untuk melaksanakan siklus 2 pada hari Rabu, 24 Mei 2017. Guru dan teman sejawat mencoba merevisi kembali RPP yang ada pada bagian kegiatan inti. Guru lebih memaksimalkan pada persiapan dan penyajian alat peraga. Alat peraga dijadikan bahan utama pembelajaran, sehingga siswa dapat mencoba alat peraga yang diberikan secara individu. Tanpa disadari, siswa mampu memahami materi berdasarkan pengalaman yang mereka lakukan sendiri dari mencoba alat berupa papan bilangan untuk menyelesaikan soal-soal tentang operasi hitung bilangan bulat.

Melihat hasil perbaikan pembelajaran mengalami perubahan yang sangat signifikan, maka saya sebagai guru kelas VI berdiskusi dengan teman sejawat. Hasilnya memutuskan tidak perlu lagi diadakan perbaikan pembelajaran siklus 3 karena dari kualitas siklus rata – rata kelas 67,5 menjadi 76 pada siklus 2. Siswa yang tidak mencapai KKM hanya 2 orang dari 29 siswa. Jika dipersentasekan keberhasilan menggunakan alat peraga secara individu pada siklus 2 telah mencapai 76 persen. Berdasarkan data tersebut perbaikan pada siklus 3 tidak dilakukan.

KESIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran, nilai –nilai yang diperoleh siswa cukup bervariasi. Hal ini dapat kami amati melalui pegalaman – pengalaman yang kami alami selama proses pembelajaran berlangsung. Pengalaman - pengalaman ini antara lain adanya ketidak seriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran, kondisi lingkungan dekat pasar dan latar belakang pekerjaan orang tua sebagai pedagang,sehingga berpengaruh terhadap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah,karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya.Selain itu  keadaan ekonomi yang kurang mendukung. Hal – hal inilah yang mempengaruhi pemahaman siswa lambat pada saat guru menyampaikan pembelajaran. Oleh karena itu dapat disimpulkan:
  • Siswa memerlukan bimbingan secara individual
  • Menuntut ketekunan dalam melaksanakan pembelajaran 
  • Perlunya wawasan dan pengetahuan yang luas tentang kondisi masing-masing siswa, serta perencanaan yang matang dan persiapan yang baik sebelum melakukan pembelajaran.
  • Menuntut guru dalam menyampikan materi pembelajaran dengan cara yang membuat siswa merasa tertarik dan diberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan serta menggungkapkan suatu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran dengan bimbingan dan arahan guru serta diberikan tugas rumah.
  • Kenaikan peningkatan secara signifikan dari 29 anak yang nilainya dibawah KKM menjadi 2 siswa, hal ini menandakan bahwa pembelajaran matematika mengenai penjumlahan bilangan bulat sudah dipahami secara bersama – sama.
B. Saran DanTindak Lanjut
Dari hasil penelitan diatas maka guru dituntut untuk mengembangkan kemampuannya dengan berbagai cara, misal dengan banyak membaca tentang dunia pendidikan atau dengan berkumpul teman sejawat di kantor membahas tentang berbagai permasalahn anak didik. Tidak boleh lagi guru merasa gengsi bertanya pada teman sejawat walaupun lebih muda darinya.

Pemerintah telah memberikan berbagai insentif dan kesejahteraan bagi guru,  tentunya dengan harapan agar dengan dana yang lebih dari pemerintah bisa digunakan untuk mengembangkan pengetahuannya, mungkin dengan kuliah atau seminar. Selain itu pemerintah mengharapkan dunia pendidikan kita semakin baik generasi muda kita menjadi siap sebagai tongkat estafet dalam mengelola bangsa dan negara ini.Tidak ada lagi guru yang bermalas-malasan membiarkan dirinya tertinggal dari informasi di era globalisasi. Mari kita berlomba-lomba untuk mengembangkan diri diberbagai wadah pendidikan yang sederhana seperti di KKG, disini kesempatan guru menyampaikan segala kesulitan tentang kegiatan pembelajaran di sekolahnya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA
  • Muhsetyo,Gatot dkk.(2015). Pembelajaran Matematika SD.Banten.Kementrian Riset,Teknologi dan PendidikanTinggi Universitas Terbuka.
  • Asrulkarim pgsd.blogspot.co.id/2013/09/pembelajaran matematika-di-sekolah.html.
  • http : // www.sekolahdasar.net/2013/08/media-pembelajaran-operasi-hitung-bilangan-bulat.html#ixzz3nguJTWMS.
  • Pakantondwilaksono.blogspot.co.id/2012/01/alat.peraga.matematika.operasi-hitung.htm.
  • Wapik web.org/article/detail/pembelajaran-matematika-mudahnya-belajar-bilangan-bulat-dengan-petak-pintar-AA-00371.php.
  • https://Triliusrumana.files.wordpress.com/2011/11/word-seminar-pdf.

Share: