27 Oktober 2019

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATEMATIKA


Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pelajaran Matematika Dengan Metode Tugas Terbimbing Di Kelas V SDN 001 Sebatik induk 2016/2017.”

Muhammad Asriansyah
S1.PGSD.Universitas Terbuka

ABSTRAK

Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Tugas Terbimbing

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan,
kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 001 Sebatik Induk. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (56%), siklus II (88%).
Dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah metode Tugas Terbimbing dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas V SDN 001 SEBATIK INDUK. Serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Matematika.

PENDAHULUAN
Dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi, satu diantaranya adalah Bentuk Pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran di sekolah ditunjukkan oleh tingkat penguasaan atau pemahaman terhadap materi ajar oleh siswa, yang biasanya dalam bentuk nilai yang diberikan oleh seorang guru.
Hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 001 sebatik Induk, menunjukkan pemahaman siswa terhadap hasil belajar matematika dengan materi pokok bahasan mengubah Pecahan Biasa ke bentuk Persen dan Desimal melalui tes tertulis, ternyata siswa dengan beberapa kali pemberian tes tertulis, ternyata para siswa tidak memberikan kemajuan yang berarti terutama pada soal-soal yang berbentuk Essay.
Hasil tes yang diberikan kepada 25 siswa kelas V di SD Negeri 001 Sebatik Induk,Soal berbentuk Essay ternyata siswa hanya mampu menjawab beberapa soal dengan benar. Dari fakta ini menuntut penulis untuk melakukan refleksi diri terhadap masalah yang muncul dikelas dengan melakukan Pemantapan kemampuan profesional ( PKP ) dengan tujuan mengidentifikasi masalah yang ada didalam kelas, yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap hasil belajar matematika dengan materi pokok bahasan Mengubah Pecahan Biasa ke bentuk Persen dan Desimal melalui Tes tertulis.
Dalam melakukan indentifikasi yang ada di dalam kelas terhadap sulitnya siswa untuk memahami materi ajar yang penulis ajarkan, penulis mendapatkan bimbingan dari supervisor dan dari teman sejawat yang bertindak sebagai observator dalam memberikan masukan terhadap pelaksana perbaikan pembelajaran.
Dengan arahan dan masukan-masukan dari supervesor dan teman sejawat, penulis berusaha memecahkan masalah yang terindentifikasi, kemudian dianalisis dan mencoba menelusuri penyebab timbulnya masalah pembelajaran di dalam kelas, dengan melihat dua unsur pokok dalam pembelajaran yaitu Siswa dan Guru, maka diperoleh:

a. Masalah yang timbul karena dari Guru (Penulis)
  1. Pada saat menjelaskan guru terlalu cepat
  2. Guru tidak memberikan contoh konkret yang mudah dimengerti oleh siswa
  3. Guru masih menggunakan metode convensional yaitu ceramah yang monoton
  4. Tanya jawab tidak diberikan kepada siswa
b. Masalah yang timbul karena dari Siswa.
  1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
  2. Siswa tidak merespon terhadap materi yang diajarkan guru
  3. Siswa bekerjasama jika diberikan tugas individu
Berdasarkan hasil indentifikasi masalah yang sudah dianalisis dan ditelusuri bersama Supervesor dan Teman Sejawat, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Pelajaran Matematika Dengan Metode Tugas Terbimbing di Kelas V SD Negeri 001 sebatik Induk, Tahun Pembelajaran 2016/2017.
Sesuai dengan hasil rumusan masalah yang sudah ditentukan maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran matematika dengan metode Tugas Terbimbing pada pokok bahasan Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya di Kelas V SD Negeri 001 Sebatik, Tahun ajaran 2016/2017.
Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat atau merupakan alternative metode Pembelajaran di kelas, adapun harapan penulis dalam penelitian ini kiranya dapat bermanfaatpada:

1) Untuk Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatakan kinerjanya sebagai guru yang professional dan sekaligus untuk memperbaiki pembelajaran yang yang dikelolanya.

2) Untuk Sekolah
Penelitian ini diharapkan menmberikan sumbangan bagi sekolah dalam hal meningkatkan hasil ketuntasan belajar pada sekolah itu.

3) Untuk Siswa
Penelitian ini diharapkan akan memberikan suasana yang tidak monoton dalam pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dalam belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah penerima pengalaman belajarnya yang mengalami perubahan kemampuan yang dicapai oleh siswa (Sudjana,2006)
Pada Hakikatnya PKP merupakan program kegiatan yang memberikan pengalaman belajar untuk meningkatkan kemampuan profesional guru SD dalam mengelola pembelajaran. Artinya, guru SD tidak saja bertanggung jawab mengajar lima bidang studi sebagai guru kelas di SD, tetapi juga harus terampil mengelolah dan memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran pada pelajaran yang lain misalnya: Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Bahasa Indonesia.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.
Metode Tugas Terbimbing adalah suatu cara penyajian materi pelajaran dengan memberikan terlebih dahulu permasalahan atau soal-soal kemudian membantu menyelesaikan soal itu, kemudian diikuti pemberian tugas yang harus diselesaikan sendiri oleh siswa. Dalam Tugas Terbimbing guru memantau dan mencatat bentuk-bentuk kesalahan siswa kemudian dilanjutkan pembenaran oleh guru secara keseluruhan di depan kelas, selanjutnya diberikan kembali soal-soal dan tugas guru mengadakan pembimbingan langsung kesiswa. Dengan demikian, suatu tugas terbimbing selalu diikuti dengan pemberian tugas,(Sudjana,2002)
Tujuan dan manfat dari metode tugas terbimbing ini adalah:
  1. Untuk memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas dan bukan sekedar penjelasan lisan.
  2. Untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam melakukan penyelesaian soal dengan secara cermat.
  3. Untuk menghindari adanya salah konsep, karena dalam metode ini setelah siswa mencoba sendiri maka bentuk atau kesalahan yang ada akan dibimbing oleh guru kemudian siswa mencoba melakukannya kembali dengan contoh yang lain.
  4. Untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam menyelesaikan soal-soal dengan mandiri.
Pelajaran matematika adalah pelajaran yang masih banyak ditakuti atau dihindari oleh siswa baik ditingkat dasar maupun menengah, tetapi matematika merupakan mata pelajaran wajib pada pendidikan Dasar dan Menengah dan kurikulum pembelajarannya dari Dirjen Pendidikan Nasional, pelajaran Matematika di SD Kelas V materinya, Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya.
Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya merupakan materi dalam matematika dengan bentuk umum clip_image002[4] Konsep Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya dan operasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai, sebagai bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya dan bahan yang bukan matematika yang terkait. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa banyak siswa sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya termasuk ditempat peneliti mengajar SD Negeri 001 Sebatik Induk.

METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD Negeri 001 Sebatik Induk, Adapun pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilakukan sebanyak dua siklus yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh Supervesor dan teman sejawat.Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk mengumpulkan data yang diinginkan. Penetian ini bertempat di SD negeri 001 Sebatik Induk. Kelas V pada pelajaran Matematika,Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret semester genap pada tahun pelajaran 2016 / 2017.Karakteristik siswa yang diteliti yaitu siswa siswi kelas V berjumlah 25 orang yang terdiri laki-laki 15 orang dan wnita 10 orang.

A. Diskripsi Per Siklus
Pada tahap ini penulis mebuat rencana pelaksanaan dan tindakan yang akan dilakukan, adapun tahap itu sebagai berikut:

1. Rencana
Setelah mengadakan tes tertulis terhadap hasil pembelajaran yang dilakukan di kelas ternyata hasiltes tidak sesuai dengan tujuan penilaian yang diharapkan, maka penulis menyusun rencana pembelajaran pada pokok bahasan berikutnya. Adapun langkah yang penulis lakukan untuk pembelajaran berikutnyaa dengan sub pokok bahasan yang berbeda yaitu Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya dengan metode Tugas Terbimbing, adapun jadawal rencana itu adalah sebagai berikut:
Jenis Kegiatan
Waktu Kegiatan
Tempat kegiatan
Siklus I Selasa, 25 April 2017 Kelas V SD Negeri 001 Sebatik
Siklus II Rabu, 10 May 2017 Kelas V SD Negeri 001 Sebatik
Siklus I:
  1. Siswa dalam kelas akan diberikan soal oleh guru dengan jalan menuliskan dipapan tulis, maksimal 2 soal.
  2. Siswa akan disuruh menyelesaikan soal-soal itu dengan cara sesuai pengetahuan yang dimiliki
  3. Guru berkeliling melihat hasil pekerjaan siswa dan mencatat jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
  4. Guru memberikan bentuk penyelesaian jawaban yang benar sambil meminta kepada siswa untuk bertanya jika ada cara atau langka yang kurang dipahami.
  5. Guru kembali memberikan soal yang sejenis sambil memeriksa hasil pekerjaan siswa, demikian dan seterusnya.
  6. Guru mengadakan tes tertulis dengan soal essay sebanyak 5 soal .
Siklus II:
  1. Guru memberikan lembaran yang di dalamnya ada soal-soal.
  2. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal-soal itu sesuai tingkat pemahamannya.
  3. Guru mempersilahkan kepada salah satu siswa yang untuk menuliskan jawabannya
  4. Guru mengadakan pembenaran dari jawaban siswa itu jika dianggap salah
  5. Guru memberikan soal-soal kembali dan bersama-sama siswa menyelesaikan soal itu.
  6. Guru mengadakan tes tertulis dengan 10 soal Essay
2. Pelaksanaan
Dengan menjalankan semua rencana pada siklus I dan mengikuti rambu-rambu perbaikan sesuai bentuk pembelajaran perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas, memberikan hasil yang berarti dan positif. Hal ini ditunjukkan dari hasil nilai siswa yang mengalami peningkatan dibandingkan hasil pada sebelum pembelajaran dengan metode Tugas Terbimbing walau pada pokok bahasan yang lain. Dari 25 siswa nilai tes pada siklus pertama 8 siswa mendapat nilai 75, 6 siswa mendapat nilai 70, 5 siswa mendapat nilai 60 dan sisanya kurang dari 60.
Langkah selanjutnya melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua. Dengan menjalankan semua rencana pada siklus II dan mengikuti rambu-rambu perbaikan sesuai bentuk pembelajaran perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas dan ternyata kemampuan siswa menjawab hasil tes pada siklus kedua sangat baik karena dari 25 siswa, yang mendapat nilai 100 ada 9 siswa, yang mendapat nilai 90 ada 4 siswa dan yang mendapat nilai 75 ada 5 siswa, dan sisanya mendapat nilai dibawah 75. Dengan demikian perbaikan yang dilakukan penulis dianggap berhasil sesuai dengan tujuan penilaian yang diinginkan oleh penulis (guru).

3. Pengamatan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan sistem siklus I dan II dengan bantuan teman sejawat yang bertindak sebagai observatory telah berhasil mengetahui masalah yang ada di kelas dengan cepat dan tepat melalui teknik pengumpulan data berupa tes tertulis dengan menggunakan metode Tugas Terbimbing. Dari pengamatan ini penulis berhasil mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang sudah penulis ungkapkan di dalam latar belakang penelitian ini. Berdasarkan data permasalahan yang ada penulis dapat denga cermat menentukan alat dan metode pembelajaran yang sesuai kemampuan siswa, yaitu dengan metode Tugas Terbimbing.

4. Refleksi
Refleksi merupakan bagian dari penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki sistem pembelajaran, pada tahap ini langkah penulis berusaha melakukan refleksi untuk mencatat dan menganalisa apa yang merupakan kelemahan dan kelebihan pada siklus I dan berusaha memperbaiki kelemahan dan mempertahankan kelebihan pada siklus II. Dengan dibantu oleh teman sejawat, penulis melakukan perbaikan pembelajaran melalui dua siklus dengan menggunakan metode Tugas Terbimbing.

Siklus I:
Kelemahan; Siswa masi terpokus pada penulisan soal dibuku sehingga menyita waktu untuk menjawab soal-soal itu. Siswa belum biasa membedakan bagaimana Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya.
Kelebihan: Siswa memperoleh kesan awal yang baik karena berangkat dari bekerja soal tanpa konsep dan dari mengerjakan soal mereka dapat konsep.

Siklus II:
Dengan pemberian lembar kerja yang telah disiapkan maka siswa lebih banyak waktu untuk mencoba soal-soal yang diberikan sehingga dengan tugas terbimbing berikutnya siswa lebih memahami.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Pada bab ini penulis akan membahas tentang hasil penelitian sesuai dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah penulis lakukan sebanyak dua siklus dengan rentang waktu yang berbeda guna menghasilkan nilai dan keberhasilan dalam pembelajaran.
Dalam bagian ini penulis menyajikan bentuk perubahan yang positif yang terjadi pada setiap siklus, berupa bentuk table nilai.

Tabel Nilai di Kelas V SD Negeri 001 Sebatik Induk
Sesudah Perbaikan
No Nama Siswa Perbaikan Siklus I Ket Perbaikan Siklus II Ket
1 Adam 75 T 100 T
2 Akram 75 T 100 T
3 Ahmad 75 T 100 T
4 Andini aminarti 75 T 100 T
5 Andi reski 75 T 100 T
6 Basir 75 T 100 T
7 Faisal 75 T 100 T
8 Faika sahra 75 T 100 T
9 husnawati 70 T 100 T
10 Iksan sahmil 70 T 90 T
11 Intan nuraini 70 T 90 T
12 Katarina 70 T 90 T
13 Kurniadi 70 T 90 T
14 Marfel 70 T 75 T
15 Muh. Rifki 55 TT 75 T
16 Muh. Aril 55 TT 75 T
17 Muh. Raslan 55 TT 75 T
18 Nurasyikin 55 TT 75 T
19 Nur Hasni 55 TT 70 T
20 Rahmat 55 TT 70 T
21 Rian Syahputra 50 TT 70 T
22 Satria Susilo 50 TT 65 T
23 Siti Nurhidayah 50 TT 60 TT
24 Syahriah 50 TT 60 TT
25 Winda 50 TT 60 TT
Jumlah 1600 14 2090 22
Rata-rata 64 83,6
Ketuntasan klasikal 56 % 88 %
Dari tabel di atas terlihat bahwa pencapaian nilai yang terjadi dari siklus I dan siklus II terjadi peningkatan.

Gambar gerafik nilai di kelas V SD Negeri 001 Sebatik induk sesudah perbaikan
clip_image004[4]
Pembahasan dari Setiap Siklus
Penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan di Kelas V SD Negeri 001 Sebatik Induk, Kabupaten Nunukan telah menunjukkan keberhasilan yang positif dilihat dari hasil tes yag diperlihatkan siswa yaitu dengan membandingkan hasil tes sebelum pembelajaran dengan metode Tugas Terbimbing dan hasil pembelajaran pada siklus I, demikian juga hasil siklus I dibandingkan dengan siklus II, semuanya terjadi peningkatan dan bahkan terjadi ketuntasan pembelajaran pada pokok bahasan tersebut, karena nilai rata-rata siswa dalam Kelas V tersebut adalah di atas 80 (sangat baik).

KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 001 Sebatik Induk,Kab. Nunukan terhadap pemahaman siswa yang kurang pada pelajaran matematika dengan materi pokok bahasan Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen dan Desimal Serta Sebaliknya dengan menggunakan metode Tugas Terbimbing, maka melalui perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus para siswa yang mendapatkan nilai yang positif dalam hal menunjukkan kemampuan kognitifnya dalam memahami soal-soal yang diberikan oleh guru.Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode Tugas Terbimbing ini, membuat guru untuk mampu merefleksi dirinya sendiri sehingga dalam pemberian materi di kelas dapat dilakukan secara benar, saat memberikan penjelasan tidak terlalu cepat dan guru juga mampu memberikan contoh yang konkret agar mudah dipahami oleh siswa. Selain itu guru juga harus pandai dalam memilih metode mengajar yang tepat dan guru juga berkenan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dengan adanya pelaksanaan perbaikan pembelajaran di kelas ini sudah tentu membuat siswa semangat dalam memperhatikan penjelasan guru dan diharapkan pu;a siswa semangat dalam memperhatikan penjelasan guru dan diharapkan pula siswa tidak akan saling mencontoh hasil tugas di kelas.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, yaitu:
  1. Dalam pemberian materi pelajaran hendaknya dilakukan secara, apabila memerlukan alat peraga gunakan dengan tepat dan tidak membingungkan pemahaman siswa.
  2. Saat memberikan penjelasan hendaknya jangan terlalu cepat dan jangan lupa menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.
  3. Hendaknya guru memberikan pertanyaan dan juga memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa.
  4. Hendaknya ada tindak lanjut untuk melalui Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) dan mengikuti diklat dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
  • Andayani, dkk. (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
  • Chotimah, Husnul, dkk. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfa Beta
  • Sudjana, (2002). Metodologi Penelitian dan Statistik. Jakarta: Rineke Cifta
  • Syaiful B.Dj. & Aswan Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta . Rineka Cipta
  • Tim Bina Karya Guru, dkk. (2007). Matematika Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta , Erlangga

Share:

Karya ILmiah Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas II dalam Pembelajaran IPS tentang Kedudukan dan Peran Keluarga dengan Menggunakan Metode Bermain Peran


PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS II DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TENTANG KEDUDUKAN DAN PERAN DALAM KELUARGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN SDN 003 SEBATIK TENGAH

Herfan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka Tarakan


ABSTRAK
Permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah terbatasnya minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas II SDN 003 Sebatik Tengah. Hal ini berkaitan dengan penggunaan pendekatan, strategi pembelajaran dan metode yang digunakan. Penggunaan metode bermain peran ini bertujuan untuk meningkatakan dan mengembangkan minat siswa dan kemampuan inovasi profesional guru dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Dapat diartikan bahwa penelitian ini juga membantu guru dalam meningkatkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini karena dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas II, melalui sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi serta direfleksikan.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan profesional keguruannya. karena pembelajaran IPS kurang diminati oleh para siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengelola pendidikan, agar
proses belajar mengajar lebih menarik sehingga siswa menyenangi pembelajaran IPS, dan dapat meningkatakan minat serta motivasi siswa terhadap pembelajaran IPS sehingga meningkatkan hasil prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Setelah melakukan penelitian ini ada beberapa temuan diantaranya Pertama meningkatkan kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi rencana persiapan pembelajaran, yang Kedua meningkatakan minat siswa dalam pembelajaran IPS, ketiga partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS menjadi efektif dan kondusif.


PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Sosial termasuk salah satu mata pelajaran yang amat penting dikuasai dan diminati sejak tingkat Sekolah Dasar oleh karena itu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sangat penting diminati oleh siswa yang ditunjukkan dengan motivasi yang tinggi dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Harapan tersebut ternyata belum nampak pada siswa kelas II SDN 003 Sebatik Tengah. Dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial para siswa sepertinya kurang tertarik, data pra  siklus menunjukkan dari jumlah siswa hanya 35% yang tertarik, sedangkan yang tidak tertarik 65%. Alasan yang sering mereka keluhkan antara lain, materi Ilmu Pengetahuan Sosial terlalu susah untuk dihafalkan dan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan.
Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan antara lain dengan tanya jawab, lembaran tugas, membuat rangkuman dan mengerjakan LKS.
Namun demikian belum tampak hasilnya. Untuk meningkatkan siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial perlu kiranya dicoba menerapkan metode pembalajaran yang membuat siswa lebih tertarik dan senang mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial. Metode pembelajaran tersebut yaitu Metode Bermain Peran, karena dalam metode bermain peran melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif serta psikomotor.
Sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum SD 1994 bahwa pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD berfungsi mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari; (Depdikbud, 1994). Oleh karena itu dituntut memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai memiliki kompetensi dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan peserta didik, mempunyai jiwa kreatif dan memiliki etos kerja serta komitmen yang tinggi terhadap profesinya.
Melalui penerapan Bermain Peran siswa juga dapat menguji hubungan personal dan perilaku sosial dan mengkritisi berbagai pandangan dan pelaku, karakter peran. dan meningkatan motivasi dan minat belajar siswa khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas II SDN 003 Sebatik Tengah.
Berdasarkan pernyataan di atas perlu kiranya di lakukan Penelitian Tindakan Kelas mengenai meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode bermain peran.
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS dapat dilakukan upaya antara lain :


  1. Apakah penggunaan metode pembelajaran dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS?
  2. Apakah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS?
  3. Apakah lingkungan sekolah dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS?
B. Tujuan Penelitian 
Penulisan KTI Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mengkaji dan menganalisis secara  reflektif, partisifatip, dan kolaboratif  terhadap realitas, kendala, problema aktual, dan implikasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dikembangkan berdasarkan penggunaan metode bermain peran. Selanjutnya tujuan penelitian tindakan kelas ini menemukan bahan informasi dan rujukan konseptual dalam mengadakan perubahan, perbaikan dan peningkatan iklim pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SDN 003 Sebatik Tengah. Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
  • Untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah menggunakan metode bermain peran.
C. Manfaat Penelitian 
Rinci manfaatnya Penelitian adalah:
Bagi Guru : 
melalui PTK ini guru dapat mengetahui metode pembelajaran metode bermain peran untuk meningkatkan minat belajar dalam pembelajaran IPS.
Bagi Siswa : 
diharapkan dapat tertarik dan senang mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga menumbuhkan keberanian untuk bertanya, menjawab sehingga aktifitas dan antusias belajar siswa lebih hidup dan meningkat.
Bagi Sekolah :
hasil dari proses belajar dan pembelajaran yang efektif diharapkan dapat meningkatkan mutu Pendidikan Sekolah.


D. Teori Pendudkung
IPS adalah bidang studi yang memepelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat di tinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu; ( Ischak 1997: 1.35). Bahan kajian IPS dalam kurikulum 2006 disusun dengan sistematis, materi pelajaran berorientasi pada fungsi dan tujuan pembelajaran, standar kompetensi dasar hasil belajar dan indikator serta ruang lingkup yang harus dicapai oleh siswa. Bidang studi IPS adalah ilmu yang mempelajari gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. IPS bukan merupakan pengajaran pengetahuan sosial yang terlepas dari satu dan terisolasi yang lainnya, tapi IPS merupakan proses pengajaran yang memadukan berbagai pengetahuan sosial; (Sumaatmadja, 1984:22). Pandangan lain bahwa karekteristik pendidikan IPS adalah :
  • Bahan pelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa, masalah-masalah sosial, keterampilan berpikir, serta pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam,
  • Program studi IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia,
  • Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang Integrated (terppadu) berhubungan sampai yang terpisah,
  • Susunan bahan pelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewarganegaraan, fungsional, humanitis sampai yang struktural,
  • Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratorium demokrasi,
  • Evaluasinya takan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor saja, tetapi juga mencobakan mengembangkan apa yang disebut Democratic Quotient dan Atizanship Quetient,
  • Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainya akan melengkapi program studi IPS. Begitu pula unsur-usnur Science, teknologi, matematika dan agama akan ikut memperkaya bahan pelajaran IPS; (Daldjoeni, 1992:60)

Pembelajaran pendidikan IPS bukanlah bertujuan untuk mengembangkan dan memenuhi ingatan para peserta didik semata melainkan juga untuk membina dan mengembangkan mental anak untuk sadar akan tanggung jawabnya baik bagi dirinya maupun masyarakat dan negara. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial para siswa dibekali konsep-konsep pengetahuan yang mengarah kepada pemahaman atau pengertian-pengertian. Dalam penyajiannya menggunakan akal pikiran (kognitif), afektif serta psikomotor.


METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi disebuah kelas dengan tujuan untuk peningkatan mutu pembelajaran di kelas (Zaenal Aqib, 2009: 13). Dalam penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan mengenai masih monotonnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial kelas II SDN 003 Sebatik Tengah, Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan
Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kolaboratif. M.Asrori, dkk (2009: 53) penelitian tindakan kolaboratif merupakan penelitian dimana peneliti bekerja sama dengan beberapa pihak baik kepala sekolah, rekan guru, maupun peneliti dari perguruan tinggi kependidikan secara serempak. Dalam hal ini guru kelas II bertindak sebagai pengajar dan peneliti sedangkan Kepala Sekolah sebagai pengamat peneliti (observer)

B. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian,Pihak yang Membantu
Subjek penelitian adalah siswa kelas II (dua) SDN 003 Sebatik Tengah yang ada di wilayah Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan tahun pelejaran 2016/2017. Sebanyak 20 Siswa  mata pelajaran IPS Tempat Perbaikan Pembelajaran SDN 003 Sebatik Tengah yang beralamat di Jl. Masago Baru Peringkat 9 Sebaik Tengah Waktu Pelaksanaan Siklus 1, Hari Senin, 22 Mei 2017 dan Siklus 2, Hari Sabtu, 29 Mei 2017. Dibantu oleh kepala sekolah SDN 003 Sebatik Tengah observasi kegiatan perbaikan pembelajaran

C. Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis
  • Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur Dasar Penelitian Tindakan Kelas Prosedur Dasar penelitian Tindakan Kelas (action research classrom) melalui empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi Bagan alur pelaksanaan tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut:

Prosedur penelitian ini terdiri 2 siklus yaitu :
a. Siklus I
Pelaksana perbaikan pada siklus I meliputi Perencanaan dan identifikasi masalah, penetapan alternative pemecahan masalah, merencanakan pembelajaran yang akan diterapakan dalam KBM, menentukan pokok bahasan. mengembangkan skenario pembelajaran, menyusun LKS, menyiapkan sumber belajar dan format Penilaian, menilai hasil tindakan dengan menggunakan format observasi dan LKS. Refleksi serta evalusi tindakan 
b. Siklus II 
Pelaksana perbaikan pada siklus I meliputi Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah, dan  Pengembangan program tindakan siklus II. Pelaksanaan tindakan  yaitu pelaksanaan program tindakan II. Pengamatan yaitu Pengumpulan data tindakan II. Refleksi yaitu Evaluasi tindakan 


D. Teknik Analisis Data
a) Observasi.
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti, yaitu mengamati aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan tindakan yaitu menggunakan metode bermain peran. Data dari hasil pengamatan (observasi), perhitungan persentase aktivitas siswa dan persentase nilai siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b) Dokumentasi
memuat hal–hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Didalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk menyajikan gambaran–gambaran yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung.

c) Tes Tertulis.
Tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif. Tes juga digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi setelah diberikan tindakan. Kriteria keberhasilan yang digunakan adalah pedoman kriteria keberhasilan pembelajaran ilmu pengetahuan. Indikator keberhasilan hasil belajar dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 70% dari jumlah siswa mendapat nilai KKM ≥ 70 maka tindakan dinyatakan berhasil baik pada ranah kognitif mauapun pada ranah afektif

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Tindakan Pra Siklus
Kegiatan pra siklus dilaksanakan sebelum digunakan sebagai acuan untuk membuat rencana tindakan., Hasil observasi keberhasilan bahwa jumlah siwa yang mendapat nilai lebih dari KKM 70 ≥ 70%. Dimana pada prasiklus diperoleh data hasil belajar siswa yang memperoleh KKM 6 siswa dari 20 orang siswa (40,%) dan 12 siswa (60%) memerlukan remedial sebelum menggunakan metode bermain peran. Berikut merupakan hasil sebelum dilakukan tindakan:

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Evaluasi Pra Siklus
70
80
60
50
60
80
70
60
80
20
50
80
50
60
60
80
60
40
80
60

Gambar 4.1Diagram Perolehan Nilai Evaluasi Pra Siklus

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus
Bermain-main
6
30%
Memperhatikan
4
20%
Bertanya
2
10%
Mengantuk
4
20%
Mengobrol
4
20%

Gambar 4.2 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a) Perencanaan
Menentukan waktu pelaksanaan dan rencana kegiatan dengan mengadakan diskusi dengan Supervisor 2 mengenai metode pembelajaran yang dapat diterapkan di siklus I dengan metode bermain peran

b) Pelaksanaan Tindakan
Guru mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan. Guru menggunakan metode bermain peran. Guru  membagi kelompok secara heterogen, dimana pada tiap kelompok ada 5 siswa. 

c) Observasi 
Dari hasil belajar tersebut sudah terlihat mengalami peningkatan hasil belajar namun masih ada siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan dari 20 siwa yang mendapat nilai ≥ 70 dari KKM. diperoleh data hasil belajar siswa yang memperoleh KKM 12 siswa dari 20 orang siswa (60%), dan siswa (40%) memerlukan remedial. Dari  hasil pengamatan di atas, guru sebagai peneliti terlihat  melakukan refleksi diri namun belum sepenuhnya berhasil. Guru melakukan diskusi dengan kolaborator mengenai masalah yang ditemui tersebut guru akan memperbaiki strategi pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dengan harapan keaktifan dan pemahaman anak menjadi meningkat. Maka mulailah siklus II dilaksanakan.

3. Pelaksanaan Tindakan siklus II
a) Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II ini dimulai dengan peneliti menentukan rencana kegiatan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II yang berisi perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.

b) Pelaksanaan Tindakan
Guru mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan. Guru menggunakan metode bermain peran. Guru  membagi kelompok secara heterogen, dimana pada tiap kelompok ada 5 siswa. 

c) Observasi
Berdasarkan lembar observasi dan evaluasi siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa guru sudah menerapkan langkah-langkah pembelajaran persiapan, pelaksanaan/tindakan, dan penutup/evaluasi yang harus dikerjakan guru sudah tercipta proses pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran. Dilihat dari sikap siswa sebagai timbal balik dari sikap guru. Sehingga berdasarkan data hasil belajar tes sebelum tindakan, siklus I, pada siklus II tersebut dapat memperkuat pendapat bahwa pembelajaran IPS menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas II SDN 003 Sebatik Tengah. Peningkatan hasil belajar siklus I dan siklus II sebesar 40%. Hasil observasi selama proses pembelajaran pada siklus I dan II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I
Siklus I
75
90
65
60
65
85
80
70
85
35
55
80
60
65
70
90
70
55
90
70
Siklus II
80
100
75
70
70
85
80
70
85
70
70
90
70
80
90
100
90
70
100
85

Gambar 4.5 Diagram Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I & II

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Siklus I
Siklus II
Bermain-main
4
20%
1
5%
Memperhatikan
4
20%
14
70%
Bertanya
4
20%
5
25%
Mengantuk
2
10%
0
0%
Mengobrol
6
30%
0
0%

Gambar 4.6 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I & II

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil observasi aktivitas siswa kelas II SDN 003 Sebatik Tengah yang rendah yang dibuktikan saat observasi awal siswa duduk diam, dan takut bertanya, saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa siswa hanya diam dan tanpa mau mencoba untuk memecahkan persoalan yang diberikan oleh guru, saat diberi tugas hanya sedikit siswa yang mengerjakan dengan serius dan siswa yang lain lebih suka mencontek, yang mengakibatkan hasil ulangan harian siswa rendah. 
Metode pembelajaran sebelumnya menggunakan metode ceramah yang dilaksanakan secara monoton yaitu dalam pembelajaran guru mendominasi pembelajaran dengan ceramah, sehingga ada kebosanan dalam diri siswa yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, hal tersebut didukung pendapat dari Suryosubroto (2002:165-176) yang mengatakan bahwa adalah kesalahan besar jika guru sering mengajar siswa-siswanya dengan ceramah tanpa memiliki pegangan dan tanpa media pembelajaran. Peneliti menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan berdasarkan observasi siklus I dan II mengalami peningkatan.

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1) Pelaksanaan pembelajaran IPS melalui penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS menjadi menarik minat dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Pengembangan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran terbukti meningkatkan minat belajar siswa SD, ini terlihat dari rencana pembelajaran hingga proses pembelajaran dengan menetapkan siswa sebagai pemeran aktif dalam pembelajaran yang didesain.
3) Penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS tujuan utamanya untuk meningkatkan minat siswa. Dalam belajar IPS yang terlihat peningkatan minat siswa dalam pembelajaran IPS meningkat serta prestasi belajar menunjukan kenaikan serta proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu di sampaikan untuk dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak yang akan menggunakan metode bermain peran. Saran-saran peneliti ajukan kepada Guru, Kepala Sekolah, Instansi terkait, dan peneliti selanjutnya.

a. Guru
Hendaknya guru melakukan kajian mendalam tentang metode bermain peran dalam pembelajaran IPS. Guru perlu menjalin hubungan baik dengan kepala sekolah, teman, siswa dan orang tua siswa sebab faktor-faktor tersebut dapat menjadi penentu keberhasilan pendidikan di sekolah

b. Kepala Sekolah
Sebagai manajer sekolah, hendaknya mampu memberikan situasi yang kondusif bagi pengembangan kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai profesional di sekolah. Kepala sekolah pun perlu mengevaluasi program sekolah sehingga diketahui keberhasilan sekolah yang dapat menjadi keunggulan sekolah tersebut.

c. Instansi terkait
Hendaknya memberikan kesempatan kepada guru secara merata untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang relevan. Pembinaan rutin pun kepada guru juga perlu diberikan agar guru senantiasa menjaga kemampuannya dan disiplin.

d. Untuk peneliti selanjutnya
Hendaknya mengkaji dan menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan metode bermain peran dengan lebih luas seperti kerangka teoritis maupun saat menerapkan.

Terima kasih telah mampir di blog ini, kali ini admin membagikan sebuah karya ilmiah khusus post ini tidak memiliki Daftar Pustaka. Mungkin pemiliknya buru-buru memberikan filenya kepada admin sehingga lupa melampirkan Daftar Pustaka.

Salam Blogger
Share:

Contoh Perangkat Pembelajaran {Silabus} Tema 9 Kelas 6 {Revisi 2018}

Situsartikel92.com, Selamat datang sobat situsartikel, melalui artikel ini admin akan berbagi Perangkat Pembelajaran {Silabus} Tema 9 (Sembilan) Kelas 6 (Enam) {Revisi 2018} Semester 1 (Satu) Kurikulum 2013. Filenya bisa Anda unduh pada link di bawah artikel ini.

Silabus tema kelas VI sekolah dasar adalah seperangkat rencana pengajaran untuk mata pelajaran tertentu, termasuk SK, KD, materi pembelajaran, evaluasi/penilaian, indikator,  alokasi waktu, serta sumber belajar yang dirumuskan oleh berbagai satuan pendidikan, dll.

Silabus Tematik Kelas VI K13 revisi terbaru, guru mendampingi guru menyusun RPP. Silabus kelas enam ini disusun berdasarkan buku ajar kelas enam kurikulum 2013 revisi 2018, Anda dan guru anda dapat menggunakan manajemen guru kelas enam terhadap siswa sekolah dasar.

Pada silabus Kelas 6 SD/MI Kurikulum 2013, format yang kami bagikan meliputi 8 kolom. Silabus ini tersimpan di dalam folder pada penyimpanan Google Drive sehingga dapat dengan mudah Anda mengambilnya, apalagi file silabus ini tersimpan dalam ekstensi {.doc} yang bisa langsung Anda edit.

Setiap guru pasti akan mempersiapkan diri sebelum melakukan pembelajaran kepada siswanya di kelas. Persiapan yang dibutuhkan seorang guru ada beberapa, salah satunya adalah ini (Silabus). Perangkat pembelajaran ini dibuat per semester oleh guru. Untuk melihat filenya ada dibawah ini :


Artikel ini saya bagikan untuk mempermudah Anda dalam mencari file Silabus. Dalam artikel ini juga admin memberikan dua cara mengunduh file Silabus ini. (1). Menggunakan link download di bawah ini, (2). Menggunakan file preview dari Google Drive. Tinggal Anda memilih saja dan terima kasih telah berkunjung di Website Situsartikel92.com.

Download

Jika artikel ini kurang jelas atau mungkin masih ada pertanyaan yang perlu di tanyakan, anda bisa memberikan pertanyaan pada kolom komentar yang terdapat pada akhir artikel ini. Untuk mudah mendapatkan notifikasi terkait artikel pada situs www.situsartikel92.com. Silahkan klik tombol ikuti pada bagian kanan atas dari artikel ini. Karena akan menyajikan berbagai artikel yang menarik.

Lihat juga :
Share:

Contoh Perangkat Pembelajaran {Silabus} Tema 8 Kelas 6 {Revisi 2018}

Situsartikel92.com, Selamat datang sobat situsartikel, melalui artikel ini admin akan berbagi Perangkat Pembelajaran {Silabus} Tema 8 (Delapan) Kelas 6 (Enam) {Revisi 2018} Semester 1 (Satu) Kurikulum 2013. Filenya bisa Anda unduh pada link di bawah artikel ini.

Silabus tema kelas VI sekolah dasar adalah seperangkat rencana pengajaran untuk mata pelajaran tertentu, termasuk SK, KD, materi pembelajaran, evaluasi/penilaian, indikator,  alokasi waktu, serta sumber belajar yang dirumuskan oleh berbagai satuan pendidikan, dll.

Silabus Tematik Kelas VI K13 revisi terbaru, guru mendampingi guru menyusun RPP. Silabus kelas enam ini disusun berdasarkan buku ajar kelas enam kurikulum 2013 revisi 2018, Anda dan guru anda dapat menggunakan manajemen guru kelas enam terhadap siswa sekolah dasar.

Pada silabus Kelas 6 SD/MI Kurikulum 2013, format yang kami bagikan meliputi 8 kolom. Silabus ini tersimpan di dalam folder pada penyimpanan Google Drive sehingga dapat dengan mudah Anda mengambilnya, apalagi file silabus ini tersimpan dalam ekstensi {.doc} yang bisa langsung Anda edit.

Setiap guru pasti akan mempersiapkan diri sebelum melakukan pembelajaran kepada siswanya di kelas. Persiapan yang dibutuhkan seorang guru ada beberapa, salah satunya adalah ini (Silabus). Perangkat pembelajaran ini dibuat per semester oleh guru. Untuk melihat filenya ada dibawah ini :


Artikel ini saya bagikan untuk mempermudah Anda dalam mencari file Silabus. Dalam artikel ini juga admin memberikan dua cara mengunduh file Silabus ini. (1). Menggunakan link download di bawah ini, (2). Menggunakan file preview dari Google Drive. Tinggal Anda memilih saja dan terima kasih telah berkunjung di Website Situsartikel92.com.

Download

Jika artikel ini kurang jelas atau mungkin masih ada pertanyaan yang perlu di tanyakan, anda bisa memberikan pertanyaan pada kolom komentar yang terdapat pada akhir artikel ini. Untuk mudah mendapatkan notifikasi terkait artikel pada situs www.situsartikel92.com. Silahkan klik tombol ikuti pada bagian kanan atas dari artikel ini. Karena akan menyajikan berbagai artikel yang menarik.

Lihat juga :
Share: