- Buka kaki selebar bahu. Satu kaki ditekuk (misalnya kaki kiri) dan kaki kanan ditarik ke belakang.
- Ayunkan kaki kanan ke depan. Pandangan ke arah depan.
- Lakukan gerakan mengayun dengan kuat. Gerakan ini diikuti ayunan lengan untuk menjaga keseimbangan tubuh.
- Bentuklah kelompok terdiri atas 8–10 orang. Bagi kelompok menjadi dua yang berdiri saling berhadapan sejauh 6–8 meter. Misalnya, kelompok A dan kelompok B. Berbarislah dalam kelompok secara tertib dan disiplin.
- Anggota kelompok A yang berdiri paling depan (pemain A1) menendang bola ke arah anggota kelompok B paling depan (pemain B1). Bola ditendang dengan kaki kanan bagian dalam. Setelah menendang, pemain A1 berlari ke arah belakang dari barisannya.
- Pemain B1 menghentikan bola dengan kaki kanan bagian dalam. Bola ditendang dengan kaki kanan bagian dalam ke arah pemain A2. Pemain B1 segera berlari ke arah belakang dari barisannya.
- Lakukan gerakan ini hingga semua anggota kelompok melakukan variasi gerak menendang dan menghentikan bola. Lakukan dengan kaki kanan dan kiri secara bergantian.
- Bentuklah kelompok yang terdiri atas 8–10 orang, misalnya kelompok C, D, dan seterusnya. Berbarislah dalam kelompok masing-masing secara tertib dan disiplin. Siapkan tiang pancang atau corong (cone) untuk tanda garis awal (titik X) dan akhir (titik Y) sejauh 5–7 meter.
- Anggota kelompok C paling depan (pemain C1) menggiring bola ke arah tiang pancang akhir (titik Y). Pemain C1 menggunakan kaki kanan saat menggiring bola. Sesampainya di titik Y, pemain C1 menendang bola ke arah teman kelompoknya (pemain C2). Bola dihentikan oleh pemain C2 dengan kaki kanan bagian dalam.
- Pemain C2 menggiring bola menuju titik Y. Langkah-langkahnya sama seperti pemain C1. Begitu seterusnya, hingga semua anggota kelompok menerima giliran. Lakukan latihan ini dengan variasi kaki kanan terlebih dahulu, kemudian kaki kiri. Ingat, perhatikan unsur keselamatan dan keamanan saat berlatih sepak bola.
VARIASI GERAK DASAR NONLOKOMOTOR DAN MANIPULATIF PERMAINAN SEPAK BOLA
- Carilah pasangan untuk melakukan aktivitas ini. Setiap pasangan saling berhadapan sejauh 3 meter.
- Lambungkan bola ke arah pasanganmu. Pasangan memantulkan bola dengan cara mengayunkan lengan bawah untuk diarahkan kepada temanmu. Bola yang dimainkan tidak boleh terjatuh menyentuh tanah.
- Setiap pasangan tidak diperkenankan berpindah tempat. Aktivitas passing bawah ini dilakukan selama + 5 menit.
- Amati gerakan temanmu, kemudian bandingkan dengan gerakanmu.
- Siswa mencari pasangan untuk melakukan passing atas. Setiap pasangan saling berhadapan sejauh 3 meter.
- Siswa melambungkan bola atas ke arah pasangan dengan menggunakan jari-jari dan telapak tangan di atas kepala. Pasangan memantulkan bola ke atas dengan mendorong kedua lengan atas. Bola diarahkan kepada pasangannya. Bola yang dimainkan tidak boleh menyentuh tanah.
- Setiap pasangan tidak diperbolehkan berpindah tempat. Aktivitas passing atas ini dilakukan selama + 5 menit.
- Amati gerakan temanmu kemudian bandingkan dengan gerakanmu. Kemukakan perbandingan gerakanmu kepada gurumu.
MATERI PJOK : KOMBINASI GERAK DALAM PERMAINAN BOLA VOLLI
- Panjang lapangan 100-110 meter
- Lebar 64-75 meter.
- Bola dibuat dari kulit dengan berat 196-453 gram dan keliling 68-71 cm
- Panjang lapangan permainan bola voli adalah 18 meter dan lebarnya 9 meter.
- Keliling bola 65-67 cm dan berat 260-280 gram
- Tinggi Net putra 2,44 meter dan net Putri 2,24 meter
- Panjang lapangan 28 meter
- Lebar lapangan 15 meter
- Tinggi keranjang 2,75 meter
- Diameter keranjang 45 cm.
PERMAINAN BOLA BESAR
Tubuh di condongkan kebelakang bertujuan sebagai ancang-ancang lemparan, agar lemparan jauh dan terarah.
KOMBINASI GERAK DASAR LOKOMOTOR, NONLOKOMOTOR, DAN MANIPULATIF, PADA PERMAINAN BOLA BESAR
Sekolah dasar berpotensi berkontribusi signifikan terhadap penyebaran COVID-19, karena anak-anak belum bisa menerapkan protokol kesehatan secara mandiri di bandingkan orang dewasa. Hal itu dapat di lihat dari beberapa kasus positif COVID di kalangan anak-anak.
Sebuah penelitian di Belgia yang memantau kejadian COVID-19 di komunitas sekolah dasar menemukan sebagian besar infeksi terkait kembali ke sekolah, dan anak-anak dinyatakan positif terkena virus pada tingkat yang sama dengan orang dewasa.
Temuan ini tidak sesuai dengan data sebelumnya yang menunjukkan insiden COVID-19 yang lebih rendah di antara anak-anak, dan menunjukkan anak-anak mungkin memainkan peran yang lebih besar dalam penularan SARS-CoV-2 dari pada yang diperkirakan sebelumnya, kata penelitian yang diterbitkan di JAMA Network Open.
Studi Kohort terhadap 63 anak-anak dan 118 orang dewasa menemukan bahwa anak-anak secara signifikan lebih mudah terkena virus tanpa gejala dari pada orang dewasa, yang berarti mereka bisa menjadi pembawa virus secara diam-diam. Mereka juga cenderung sakit untuk waktu yang lebih singkat.
“Kemungkinan peran anak-anak dalam penularan SARS-CoV-2 dan tingkat infeksi di antara anak-anak mungkin diremehkan karena anak-anak lebih sering tanpa gejala,” kata para peneliti.
“Rekonstruksi wabah mengungkapkan bahwa sebagian besar peristiwa penularan terjadi antara guru dan antara anak-anak di sekolah. Dari kejadian penularan rumah tangga yang diamati, sebagian besar tampaknya berasal dari anak atau guru yang tertular infeksi di sekolah,” kata mereka.
Para peneliti mengatakan memahami kemungkinan peran anak-anak dalam penularan SARS-CoV-2 penting dalam mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk mengurangi penyebaran virus sambil tetap membuka sekolah.
Keterbatasan Studi
Cara untuk mengurangi penyebaran COVID di sekolah
1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular, tetapi di banyak negara anak usia sekolah dasar tidak memenuhi syarat. Jadi, penting bagi orang dewasa dan anak yang lebih tua yang memenuhi syarat untuk divaksinasi untuk mengurangi penularan. Pengurangan penularan melalui vaksinasi terjadi dengan mengurangi jumlah orang yang terkena COVID sejak awal, jika ada infeksi massal, hal ini dapat mengurangi lamanya waktu mereka untuk menularkan virus COVID ini.
2. Masker
Banyak sekolah di seluruh dunia mendorong pemakaian masker atau memiliki mandat masker, di mana jarak fisik tidak memungkinkan. Tidak ada data yang cukup tentang efektivitas masker pada anak kecil, tetapi bukti menunjukkan bahwa masker memang mengurangi kasus COVID dan kematian pada orang dewasa.
Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan pemakaian masker pada anak berusia di atas lima tahun jika ada penularan komunitas yang intens.
3. Kebersihan
Anak-anak dan staf sekolah perlu menjaga dasar-dasar mencuci tangan atau sanitasi secara teratur, jika batuk atau bersin harus melakukan lekukan pada lengan sebagai salah satu pencegahan menyebarnya partikel kecil dari mulut dan hidung. Pembersihan harian dan disinfeksi lingkungan dan permukaan sekolah juga harus dilakukan.
4. Tetap di rumah jika Anda sakit
Pengujian dalam berbagai bentuk telah dipraktikkan dengan cara yang berbeda di sekolah-sekolah di seluruh dunia. WHO merekomendasikan sekolah untuk memberlakukan siswa dan staf untuk tinggal di rumah jika mereka tidak sehat dan memastikan siswa yang telah melakukan kontak dengan kasus COVID tinggal di rumah selama 14 hari.
5. Ventilasi
Jika memungkinkan, anak-anak harus dipisahkan setidaknya 1 meter di ruang kelas, kata WHO, dan ventilasi yang baik sangat penting.
“Ventilasi alami yang bersih (yaitu, membuka jendela) harus digunakan di dalam gedung jika memungkinkan, tanpa sirkulasi ulang udara. Jika sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara digunakan, mereka harus diperiksa, dirawat, dan dibersihkan secara teratur.”