31 Oktober 2015

SOAL LATIHAN BAHASA INDONESIA KELAS 3 SD dan MI


A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

Pertanyaan :

1. Pergilah ke Puskesmas. Temuilah kepal Puskesmas. Jelaskan maksud kedatanganmu. Mintalah           penjelasan tentang hal-hal yang diperlukan.
    Urain diatas merupakan penjelasan ....
  • Wawancara dengan kepala puskesmas
  • Petunjuk melakukan sesuatu
  • Petunjuk untuk mencari lamat seseorang
  • Petunjuk menggunakan obat
2. Ani membeli obat di apotek. Ia menyerobot antrean orang lain. Pada saat itu Ani memang tergesa-     gesa karena ditunggu ayahnya di mobil.
    Pendapat yang tepat untuk menanggapi tindakan Ani adalah.....
  • Ani benar karena sudah ditunggu ayahnya.
  • Tindakannya wajar karena ibunya sedang sakit.
  • Saya setuju karena ia sedang tergesa-gesa.
  • Tindakan Ani kurang baik karena dapat membuat kacau keadaan.
3. Penggunaan tanda koma yang tepat terdapat pada kalimat .....
  • Hai, aku, akan kerumahmu, besok pagi.
  • Ibu ke pasar membeli gula, garam, dan minyak.
  • Dina dan Ani, akan pergi ke stasiun.
  • Siapa, nama anak itu ?
4. Tempat pemberhentian kereta api disebut stasiun. Keadaan stasiun sangat ramai. Di stasiun banyak     kereta api.
    Bagaimana keadaan stasiun? Jawaban yang tepat adalah.....
  • Tempat pemberhentian kereta api disebut stasiun.
  • Keadaan stasiun sangat ramai.
  • Di stasiun banyak kereta api.
  • Stasiun adalah tempat untuk membeli tiket.
5. Kalimat yang merupakan pendapat adalah....
  • Menurutku, mengebut di jalan raya sangat berbahaya.
  • Buanglah sampat di tempat tersedia.
  • Ayah naik kereta api ke Jakarta.
  • Alangkah baiknya jika kamu belajar setiap hari.
6. Kalimat yang berhubungan dengan tempat umum adalah ....
  • Ayah membaca koran di teras.
  • Ibu berbelanja di Pasar.
  • Anita sedang tidur di kamar.
  • Beni bermain di halaman.
7. Kalimat yang tidak berhubungan dengan tempat umum adalah ....
  • Kakek menunggu bus di halte.
  • Koko menabung di Bank.
  • Nenek membeli oleh-oleh di dekat terminal.
  • Mila menggosok gigi  di kamar mandi.
8. Jika kita akan bepergian naik kereta api, kita harus menuju .....
  • Terminal
  • Pelabuhan
  • Bandar udara
  • Stasiun
9. Pasar, Stasiun, dan rumah sakit adalah termasuk tempat .....
  • Rekreasi
  • Umum
  • Belanja
  • Berobat
10. Untuk menyembuhkan sakit ayah, ibu membeli obat di ....


  • Pasar
  • Restoran
  • Apotek
  • Terminal


Print PDF
Share:

CERITA DAERAH KRAYAN BAGIAN 3

PESTA SETELAH MEMBUNUH HARIMAU

Setelah berhasil membunuh induk harimau beserta anaknya, Moyang dan Goya meminta kepada masyarakat yang ikut bersamanya pada saat itu untuk membelah perut dan mengeluarkan isinya dan mengambil daging dan kulit di bawa pulang kerumah.

Menurut masyarakat yang berada disekitar daerah tersebut, tampak sebuah keanehan setelah membelah perut harimau dan di dapati 3 buah empedu dan hati yang bergelombang. Sejak nenek moyang mereka belum ada menemui kelainan karena sudah sering dan banyak binatang yang mereka potong dan makan, belum pernah didapati kelainan seperti itu terutama pada hati harimau yang bergelombang. Melihat kelainan dan keganjilan pada hati binatang tersebut, lalu diputuskan untuk diambil dan digantung di serambi depan rumah untuk diperlihatkan kepada tetua-tetua kampung guna meramalkan bagaimana nasib masyarakat di daerah ini ke depannya.

Daging harimau yang dibawa pulang tadi lalu direbus dalam wajan/kuali besar sampai mendidih, tiba-tiba terdengar suara yang berasal dari daging harimau yang direbus tadi dan berkata "Boro-Boro Muyuh", yang artinya "Larilah kamu dari sini". Mendengar hal tersebut justru masyarakat semakin bersemangat dan berteriak kalau musuh mereka sudah kalah. karena keselamatan yang mereka peroleh yaitu dengan berhasilnya membunuh musuh mereka yaitu sang harimau.

Untuk merayakan kemenangan, masyarakat mengadakan pesta pora selama 1 minggu di kampung dengan memakan daging harimau yang telah masak, dan ratusan tempayan yang berisi arak yang mereka minum sambil menari.


HUJAN TIADA HENTI

Saat pesta berlangsung dan suasana begitu ramai, saat itu pula hujan mulai turun tiada henti selama 1 minggu pula, dari pagi sampai malam. Selama hujan tersebut tidak disangka-sangka melihat keanehan lainnya yaitu kodok-kodok yang berada di sungai pun naik kerumah dengan bergandengan tangan. Melihat hujan yang tiada henti, kemudian Moyang dan Goya memutuskan untuk naik ke atas bumbung/atap rumah sambil memukul gong yang mereka miliki dengan harapan hujan bisa berhenti.


ISTANA/RUMAH JADI BATU

Setelah sekian lamanya Moyang dan Goya memukul gong, namun yang terjadi justru sebaliknya hujan turun semakin deras dan semakin lama hujan yang turun menjadi hujan batu. Semakin banyak hujan batu yang turun di perkampungan mereka yang tiada henti dan muncul sebuah keajaiban yang ternyata istana, rumah dan perkampungan yang berada di sekitar wilayah tersebut berubah menjadi batu. Sebuah Istana/rumah panjang yang berubah jadi batu, mereka menyebutnya dengan nama 3 (istana) bersaudara jadi batu. yaitu Gora Betung, Gora Mirir dan Gora Moyang.

Selain ketiga istana tersebut juga terdapat Gora Sebeh dan Batu Gerit yang juga dahulu merupakan rumah yang menjadi batu. Dan masih banyak lagi peninggalan-peninggalan sejarah berupa rumah yang berubah menjadi batu di wilayah krayan. Namun, batuan tebing memanjang ini hanya ada didaerah hutan adat lokasi/desa Pa'Betung dan Long Api, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur.


Print PDF
Share:

28 Oktober 2015

PERIBAHASA INDONESIA PART 5


PERIBAHASA :
  1. Belum beranak sudah ditimang.
  2. Angan lalu paham bertumbuk.
  3. Angan-angan menerawang langit.
  4. Angan-angan mengikut tubuh.
  5. Angguk bukan, geleng ia.
  6. Anggung-anggip bagai rumput tengah jalan.
  7. Angin berputar ombak bersambung.
  8. Kemana angin bertiup ke situ condongnya.
  9. Tahu di angin turun naik.
  10. Tahu di angin berkisar.
  11. Kalau tiada angin bertiup, takkan pokok bergoyang.
  12. Angkuh terbawa, tampan tinggal.
  13. Bagai anjing beranak enam.
  14. Anjing menyalak di ekor gajah.
  15. Melepaskan anjing terjepit.
  16. Seperti anjing terpanggang ekor.
  17. Seperti disalak anjing bertuah.
  18. Anjing di tepuk menjungkit ekor.
  19. Seperti anjing bercawat ekor.
  20. Anjing galak, babi berani.


ARTINYA :

  1. Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dahulu.
  2. Diduga gampang, tetapi sukar dilaksanakan.
  3. Mencita-citakan segala sesuatu yang tinggi-tinggi.
  4. Bersusah hati karena memikirkan yang bukan-bukan.
  5. Lain di mulut lain di hati.
  6. Hidup yang serba susah.
  7. Sangat sulit di selesaikan; biasanya tentang perkara.
  8. Tidak teguh pendiriannya (plin-plan).
  9. Tahu akan gelagat sesuatu yang akan terjadi.
  10. Tahu akan perubahan hati seseorang.
  11. Sesuatu yang terjadi pasti ada penyebabnya.
  12. Baik rupanya, tetapi tidak baik sikapnya.
  13. Kurus sekali.
  14. Orang hina (keci, lemah)hendak melawan orang berkuasa.
  15. Menolong orang yang tidak tahu membalas budi.
  16. Mendapat kesusahan yang amat sangat sehingga tidak keruan tingkah lakunya.
  17. Tak dapat ditangguh lagi = tak dapat di tunda lagi.
  18. Orang yang hina (miskin, bodoh) kalau mendapat kebesaran menjadi sombong.
  19. Menghindar karena malu.
  20. Sama-sama pemberani.

Print PDF
Share:

CERITA DAERAH KRAYAN BAGIAN 2

PENCARIAN JENAZAH DAYANG


Mendengar jeritan tangis keduanya (Moyang dan Goya), masyarakat disekitar berdatangan untuk mengetahui apa yang terjadi pada keluarga mereka. Setelah masyarakat mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, lalu masyarakat memutuskan untuk memulai pencarian keberadaan Dayang dengan membawa perlengkapan perang dengan menelusuri tetesan darah setiap jalan. Pencarian dilakukan sampai daerah Long Pasia (Sabah) hingga daerah Long Semadu (Serawak) selama kurang lebih 1 bulan lamanya dan tidak didapati ciri-ciri manusia yang menculik Dayang.

Pada suatu saat Moyang dan Goya berjalan-jalan di sekitar perkampungan, mereka melihat 2 ekor anak harimau sedang bermain-main membawa sebuah kepala manusia dimulutnya. Melihat kejadian itu, Moyang dan Gona berhenti sejenak dan mengintai anak harimau tersebut dan setelah diintai Moyang dan Goya yakin bahwa kepala manusia yang dijadikan mainan oleh anak harimau tersebut adalah kepala sang adik (Dayang).

Pengintaian terus berlanjut sampai anak harimau tersebut pulang kesarangnya, yaitu sebuah Goa yang tidak jauh dari perkampungan mereka. Bagian tubuh Dayang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian badan dan kepala. Bagian kepala dibawa sang anak harimau dan bagian badannya di tinggal di dalam goa tempat harimau bersarang.

Melihat keganasan harimau tersebut, lalu Moyang dan Goya memutuskan untuk pulang dan memberitahukan kepada masyarakat bahwa adiknya (Dayang) dibunuh oleh harimau yang bersarang di goa yang tidak jauh dari perkampungan mereka. Setelah mendengar penjelasan dari Moyang dan Goya, masyarakat bergegas untuk menyiapkan peralatan perang mereka guna dipakai untuk memburu sang pembunuh Dayang (Harimau).

Mayang, Goya dan masyarakat lalu menuju goa tempat bersarangnya harimau untuk memburunya. Sesampainya di goa. Moyang, Goya dan masyarakat melakukan pengepungan supaya harimau dapat dibunuh. Setelah melakukan pengepungan dan menunggu sekian lama agar harimau bisa keluar dari goa, mereka melakukan berbagai cara namun belum ada hasilnya. Tiba-tiba datanglah seorang kakek berambut putih, berkumis putih panjang membawa 3 ruas bambu, kemudian bambu tersebut dikikis/dekerik kulitnya menggunakan parang. Dengan cara begitu sang kakek berharap agar gigi/taring harimau tersebut merasa ngilu, sehingga sang harimau keluar dari sarangnya. Melihat sang kakek melakukan seperti itu, maka Moyang, Goya dan masyarakat pun ikut melakukan hal seperti yang dicontohkan sang kakek.

Setelah beberapa saat menunggu diluar, dari dalam goa terdengar suara geraman/teriakan sang harimau yang merasa kesakitan dan kemudian sang harimau keluar dari sarangnya lalu ditombak sampai mati oleh masyarakat yang dari tadi menunggu untuk membunuhnya. Setelah di tombak, harimau tersebut mati terkapar dan didiamkan selama kurang lebih 1 menit untuk memastikan bahwa harimau tersebut benar-benar mati. Setelah induk harimau tersebut mati, masyrakat mulai memancing agar kedua anak harimau tersebut keluar juga dari sarangnya. Tak beberapa lama, kedua anak harimau tersebut keluar dari sarangnya untuk mencari induknya. Begitu anak harimau itu keluar, masyarakat langsung membunuh kedua anak harimau tersebut. Induk harimau tersebut diperkirakan berbadan sebesar kerbau bertanduk 1 Jengkal.

Print PDF
Share:

26 Oktober 2015

PERIBAHASA INDONESIA PART 4


Peribahasa Indonesia

  1. Habis beralur, maka beralu-alu.
  2. Subur karena dipupuk, besar karena diambak = besar diambak tinggi dianjung.
  3. Amra disangka kedondong.
  4. Sebagai anai-anai bubus.
  5. Busut juga yang ditimbun anai-anai.
  6. Anak baik menantu molek.
  7. Anak dipangku dilepaskan, beruk dirimba disusui.
  8. Anak orang, anak orang juga.
  9. Anak sendiri disayangi, anak tiri dibengkengi.
  10. Kasihan anak tangan-tangankan, kasihan bini tinggal-tinggalkan.
  11. Kecil-kecil anak kalau besar onak.
  12. Menggantang anak ayam.
  13. Rusak anak oleh menantu.
  14. Bagai anak ayam kehilangan induk.
  15. Pecah anak buyung, tempayan ada.

Artinya :
  1. Jika dengan jalan musyawarah tidak dicapai kata sepakat, maka barulah dengan jalan kekerasan.
  2. Orang besar atau tinggi kedudukannya karena dimuliakan oleh anak buahnya atau pengikutnya.
  3. Sesuatu yang baik disangka buruk.
  4. Berduyun-duyun atau berkurumun banyak sekali.
  5. (a) Yang biasa bersalah juga yang dituduh orang dalam suatu kejahatan; (b) Orang yang kaya juga yang bertambah kekayaannya.
  6. Mendapat keuntungan yang berlipat ganda.
  7. Selalu membereskan urusan orang lain tanpa memperdulikan urusan sendiri.
  8. Seseorang yang asing bagi kita akan tetap asing juga.
  9. Bagaimana pun adilnya seseorang, kepentingan sendiri juga yang diutamakan.
  10. Yang disayangi itu hendaklah jangan terlalu dimanja.
  11. Anak itu selagi masih kecil menyenangkan hati, tetapi sudah besar menyusahkan hati (biasanya karena kelakuannya).
  12. Mengerjakan pekerjaan yang tak mungkin atau sia-sia untuk dikerjakan.
  13. Orang yang kita kasihi merusakkan harta yang kita berikan kepadanya.
  14. Ribut atau bercerai-berai karena kehilangan tumpuan.
  15. Tak akan kekurangan perempuan untuk dijadikan istri


Print PDF
Share:

CERITA DAERAH Krayan Bagian 1

Print PDF

KISAH GORA MOYANG DI KRAYAN
Oleh : Sastro Paru Ilo

Gora Moyang

Diperkirakan pada  Tahun 1918 sebelum Masehi terjadi sebuah peristiwa alam Krayan, yaitu sebuah istana yang berubah menjadi batu, begitu pula rumah-rumah masyarakat yang berada disekitarnya ikut berubah menjadi batu.

Gora Moyang berasal dari sebuah nama 3  (tiga) orang bersaudara yang mendiami sebuah istana/rumah panjang, yaitu: Moyang, Goya dan Dayang. Ketiga bersaudara ini hidup bersama-sama dalam sebuah istana setelah meninggalnya kedua orang tua mereka.

Dayang Meninggal Diterkam Harimau

Suatu ketika cuaca begitu cerah, sang kakak (Moyang dan Goya) berkata kepada sang adik (Dayang) "Berhubung cuaca hari ini begitu cerah dan kita telah kehabisan beras untuk kita makan, Dayang jemur padi hari ini supaya padi kita kering dan dapat kita masak, sementara kakak (Moyang dan Goya) ikut bersama-sama dengan masyarakat bergotong royong di kampung ini". Tanpa banyak bertanya sang adik lalu melaksanakan perintah sang kakak. Dayang adalah seorang gadis cantik, peramah dan penurut.

sementara sang adik menjemur padi seorang diri di halaman rumah/istana dan ditinggalkan sang kakak untuk bergotong royong di kampung yang tidak jauh dari rumah mereka, namun tidak diduga setelah beberapa saat, rumah mereka didatangi oleh seekor harimau yang besar dan ketika itu pula sang harimau yang lapar menerkam Dayang yang lagi menjemur padi. Sang harimau menerkam lalu mengoyak-ngoyak tubuh dayang sampai meninggal dunia bersimpuh darah. Mayat Dayang lalu dibawa pergi oleh sang harimau menuju goa tempat bersarangnya untuk memberi makan kepada kedua anaknya.

Sekitar pukul 5 sore sang kakak (Moyang dan Goya) pulang menuju rumah seharian ikut gotong royong di kampung, dari kejauhan sang kakak memanggil sang adik, namun tidak ada terdengar sahutan sang adik. Sesampainya di rumah, sang kakak memeriksa setiap sudut rumah dan kamar sampai dihalaman rumah tempat menjemur padi. namun didapati keberadaan sang adik dan padi yang dijemur masih tetap ada di halaman rumah. Dengan Perasaan khawatir, sang kakak tetap terus mencarinya hingga ditemukan tetesan darah di sekitar tempat penjemuran padi. Sang kakak menangis sambil meratap ketika melihat banyaknya darah berceceran di sekitar tempat penjemuran padi, dan mereka berkata "Berikanlah Kami Waktu".

Share: