CERITA DAERAH KRAYAN BAGIAN 2

PENCARIAN JENAZAH DAYANG


Mendengar jeritan tangis keduanya (Moyang dan Goya), masyarakat disekitar berdatangan untuk mengetahui apa yang terjadi pada keluarga mereka. Setelah masyarakat mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, lalu masyarakat memutuskan untuk memulai pencarian keberadaan Dayang dengan membawa perlengkapan perang dengan menelusuri tetesan darah setiap jalan. Pencarian dilakukan sampai daerah Long Pasia (Sabah) hingga daerah Long Semadu (Serawak) selama kurang lebih 1 bulan lamanya dan tidak didapati ciri-ciri manusia yang menculik Dayang.

Pada suatu saat Moyang dan Goya berjalan-jalan di sekitar perkampungan, mereka melihat 2 ekor anak harimau sedang bermain-main membawa sebuah kepala manusia dimulutnya. Melihat kejadian itu, Moyang dan Gona berhenti sejenak dan mengintai anak harimau tersebut dan setelah diintai Moyang dan Goya yakin bahwa kepala manusia yang dijadikan mainan oleh anak harimau tersebut adalah kepala sang adik (Dayang).

Pengintaian terus berlanjut sampai anak harimau tersebut pulang kesarangnya, yaitu sebuah Goa yang tidak jauh dari perkampungan mereka. Bagian tubuh Dayang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian badan dan kepala. Bagian kepala dibawa sang anak harimau dan bagian badannya di tinggal di dalam goa tempat harimau bersarang.

Melihat keganasan harimau tersebut, lalu Moyang dan Goya memutuskan untuk pulang dan memberitahukan kepada masyarakat bahwa adiknya (Dayang) dibunuh oleh harimau yang bersarang di goa yang tidak jauh dari perkampungan mereka. Setelah mendengar penjelasan dari Moyang dan Goya, masyarakat bergegas untuk menyiapkan peralatan perang mereka guna dipakai untuk memburu sang pembunuh Dayang (Harimau).

Mayang, Goya dan masyarakat lalu menuju goa tempat bersarangnya harimau untuk memburunya. Sesampainya di goa. Moyang, Goya dan masyarakat melakukan pengepungan supaya harimau dapat dibunuh. Setelah melakukan pengepungan dan menunggu sekian lama agar harimau bisa keluar dari goa, mereka melakukan berbagai cara namun belum ada hasilnya. Tiba-tiba datanglah seorang kakek berambut putih, berkumis putih panjang membawa 3 ruas bambu, kemudian bambu tersebut dikikis/dekerik kulitnya menggunakan parang. Dengan cara begitu sang kakek berharap agar gigi/taring harimau tersebut merasa ngilu, sehingga sang harimau keluar dari sarangnya. Melihat sang kakek melakukan seperti itu, maka Moyang, Goya dan masyarakat pun ikut melakukan hal seperti yang dicontohkan sang kakek.

Setelah beberapa saat menunggu diluar, dari dalam goa terdengar suara geraman/teriakan sang harimau yang merasa kesakitan dan kemudian sang harimau keluar dari sarangnya lalu ditombak sampai mati oleh masyarakat yang dari tadi menunggu untuk membunuhnya. Setelah di tombak, harimau tersebut mati terkapar dan didiamkan selama kurang lebih 1 menit untuk memastikan bahwa harimau tersebut benar-benar mati. Setelah induk harimau tersebut mati, masyrakat mulai memancing agar kedua anak harimau tersebut keluar juga dari sarangnya. Tak beberapa lama, kedua anak harimau tersebut keluar dari sarangnya untuk mencari induknya. Begitu anak harimau itu keluar, masyarakat langsung membunuh kedua anak harimau tersebut. Induk harimau tersebut diperkirakan berbadan sebesar kerbau bertanduk 1 Jengkal.

Print PDF

Posting Komentar

0 Komentar