Karya Ilmiah Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas 4 Melalui Pendekatan SAVI


“MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN 
SAVI PADA SDN 001 SEBATIK UTARA.”

Harisyah
S1 PGSD Universitas Terbuka

ABSTRAK

Meningkatkan minat belajar siswa Pada Pelajaran IPA Kelas IV di SDN 001 Sebatik Utara, Dibimbing : Roby Zulkarnain Noer, M.Pd. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara Kecamatan Sebatik Utara Kabupaten Nunukan terhadap pelajaran IPA. Pencapaian keberhasilan pembelajaran perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kwalitas siswa. Dengan berbagai permasalah yang terjadi di dalam kelas, membuat banyak pertanyaan bagi pendidik. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran, penggunaan metode simulasi bertujuan memberikan sedikit rangsangan kepada siswa dengan cara melakukan secara langsung (praktek). Hasil dari pelaksanaan penelitian ini memberikan dampak yang mengejutkan bagi pendidik, dengan menggunakan dua siklus perbaikan. Perbaikan pada Siklus I memberikan peningkatan sebanyak 55% yang awalnya pada Pra siklus ketuntasan siswa hanya 20%. Hal ini memberikan kehidupan pada pendidik. Perbaikan pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat drastis dengan persentase 100%, artinya dari 25 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan mengacu pada KKM pelajaran IPA sebesar 70, memberikan hasil yang memuaskan. Hasil perbaikan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa melalui perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus dengan menggunakan metode simulasi melalui pendekatan SAVI pada pelajaran IPA terlihat peningkatan bagi siswa yang kurang memahami materi pelajaran.    

Kata kunci : Hasil Belajar, Pendekatan SAVI


 PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, di berbagai kesempatan pun sering kali kita mendengar orang-orang bahkan media sekali pun menyebutkan kata tersebut. Banyak batasan yang dibuat oleh para ahli tentang pendidikan yang beranekaragam. Para sosiolog memandang pendidikan dari kacamata sosial,  pendidikan diartikan sebagai usaha pewarisan nilai-nilai sosial dari generasi ke generasi. Berbeda dengan para psikolog yang memandang pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secara optimal. Dipandang dari sudut ekonomi bahwa pendidikan sebagai usaha penanaman modal insani. Dan dari sudut politik yaitu pendidikan sebagai usaha pembinaan kader bangsa.

Beberapa permasalahan yang terjadi di dalam kelas ini, dapat mengurangi motivasi siswa dalam belajar. Siswa cenderung diam dan malas untuk menulis atau mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang diajarkan. Terkadang juga siswa asik bermain sendiri atau bersama teman sebangkunya pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini memberikan tanda tanya kepada para pendidik, mengapa hal seperti itu bisa terjadi ?. Terangkat dari permasalahan tersebut akhirnya pendidik melakukan penelitian yang dilakukan pada kelas yang diajarkan. Berawal dari pemahaman tentang pelaksanaan kurikulum yang diterapkan disekolah, atau perangkat pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai atau belum. Serta metode dan strategi pembelajaran yang digunakan apakah sesuai dengan karakteristik siswa yang bervariasi yang ada di dalam kelas. semua itu perlu ditinjau kembali untuk mengetahui dimana letak kekurangan tersebut, Sehingga muncul permasalahan-permasalahan yang ada di dalam kelas.

Dari sekian banyak permasalan yang muncul dalam kelas, pendidik hanya mengambil yang khusus untuk peserta didik yaitu memotivasi siswa agar kiat untuk belajar tentang Sains/IPA. Mengapa demikian, karena mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang masuk dalam kategori UN, jadi menumbuhkan motivasi siswa sangat perlu karena hal itu tadi yang menyangkut UN.

Beberapa penjelasan pada latar belakang diatas terdapat serangkaian masalah-masalah yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sehingga dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV melalui pendekatan SAVI di SDN 001 Sebatik Utara ?
  2. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan SAVI pada pelajaran IPA kelas IV SDN 001 Sebatik Utara ?
Adapun tujuan perbaikan penelitian ini adalah :
  1. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa SDN 001 Sebatik Utara terhadap pendekatan SAVI.
  2. Mendeskripsikan cara meningkatkan motivasi belajar siswa SDN 001 Sebatik Utara pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan Pendekatan SAVI.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut :
  • Bagi Siswa, meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta kecerdasannya dalam berbagai aspek. Memiliki motivasi yang tinggi dalam berbagai hal yang wajib mereka tanamkan dalam diri mereka.
  • Bagi Guru, menambah wawasan serta pengetahuan tentang pendekatan SAVI dalam pembelajaran IPA dengan materi Rantai Makanan, sehingga mampu mengimplementasikan dalam pelaksanaan di lapangan.
  • Bagi Sekolah, Suatu bahan atau aset dalam memperkaya proses pembelajaran didalam kelas, baik pembelajaran yang terkait dengan materi-materi pelajaran IPA atau pun pelajaran yang lain. Sehingga memberikan suatu revolusi bagi guru dalam meningkatkan minat belajar siswa. 
 KAJIAN PUSTAKA
Menurut Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita  menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataanya apa yang menarik minat menyebabkan pula kita kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun menyertai kita.” (Dakir. 1971 : 81)

Pendekatan SAVI adalah proses belajar siswa dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual serta penggunaan semua indera. Pendekatan SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda (Herdian, 2009).

Pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri bermakna gerakan tubuh (handson, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan; bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, membaa menggunakan media, dan alat peraga; dan intelektual yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berfikir (mindson), belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakan melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, menciptakan, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan (Suyatno, 2009:65)

METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 001 Sebatik Utara, Kec. Sebatik Utara, Kab. Nunukan, dengan subjek penelitian siswa kelas IV yang berjumlah 25 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus perbaikan pada mata pelajaran IPA mulai tanggal 8 Mei 2017 sampai dengan 20 Mei 2017 dengan jadwal sebagai berikut :

Tabel : 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
No.
Tanggal Pelaksanaan Perbaikan
Siklus
Pokok Bahasan
1.
08 Mei 2017
Siklus I
Rantai Makanan
2.
15 Mei 2017
Siklus II
Rantai Makanan

Adapun Prosedur Penelitiannya adalah sebagai berikut :
  • Siklus I
Pada tahap ini penulis membuat rencana pelaksanaan dan tindakan yang akan dilakukan, adapun tahap itu sebagai berikut: 
  • Rencana
Setelah mengadakan tes tertulis terhadap hasil pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara ternyata hasil tes tidak sesuai dengan tujuan penilaian yang diharapkan, maka penulis menyusun rencana pembelajaran pada pokok bahasan berikutnya. Adapun langkah yang penulis lakukan untuk pembelajaran berikutnya dengan sub pokok bahasan yang sama yaitu Rantai Makanan melalui Pendekatan SAVI. Adapun susunan  tindakan-tindakan (skenario) perbaikan pembelajaran yang di lakukan Guru adalah menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) I sesuai dengan fokus yang telah ditentukan. Guru menentukan media dan sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Guru menyusun lembar observasi siswa. Guru menyusun soal evaluasi tes akhir. 
  • Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus I pada hari Senin, 8 Mei 2017 pada jam pertama pelajaran yaitu pukul 07.30 sampai pukul 08.40 atau durasi waktu 2 x 35 menit. Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I menggunakan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP siklus I).
  • Pengamatan
Pada langkah pengamatan ini, penulis dibantu oleh seorang rekan sejawat. Rekan sejawat ini bertugas merekam , mencatat, pengumpul data berdasarkan pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan oleh penulis pada setiap siklus. Dalam pelaksanaan pengamatan, rekan sejawat menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.
  • Refleksi
Pembelajaran menuju kearah yang lebih baik memang butuh kerja keras yang tidak mudah. Oleh karena itu seorang guru harus mempersiapkan betul-betul perangkat pembelajaran, sebelum akan melakukan pembelajaran terhadap siswanya.
  • Siklus II
Pada tahap ini penulis membuat rencana pelaksanaan dan tindakan yang akan dilakukan, adapun tahap itu sebagai berikut: 
  • Rencana
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, analisis masalah dan merumuskan hipotesa tindakan dari pembelajaran siklus I, maka penulis merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran IPA pada hari Senin, 15 Mei 2017 dengan menyusun tindakan-tindakan (skenario) perbaikan pembelajaran yaitu Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) I sesuai dengan fokus yang telah ditentukan. Guru menentukan media dan sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Guru menyusun lembar observasi siswa. Guru menyusun soal evaluasi tes akhir. 
  • Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus II pada hari Senin, 15 Mei 2017 pada jam pertama pelajaran yaitu pukul 07.30 sampai pukul 08.40 atau durasi waktu 2 x 35 menit. Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II menggunakan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP siklus II). Aktivitas-aktivitas perbaikan mencakup melakukan apersepsi, memasang alat praga, menjelaskan secara singkat tentang tumbuhan dan hewan di sertai taya jawab, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberikan tugas dan membimbing siswa sampai pembelajaran selesai.
  • Pengamatan
Pada langkah pengamatan ini, penulis dibantu oleh seorang rekan sejawat. Rekan sejawat ini bertugas merekam , mencatat, pengumpul data berdasarkan pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan oleh penulis pada setiap siklus. Dalam pelaksanaan pengamatan siklus II, rekan sejawat menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. 
  • Refleksi
Pembelajaran menuju kearah yang lebih baik memang butuh kerja keras yang tidak mudah. Hal tersebut dapat dijelaskan pada masing-masing aspek-aspek. 

Guru sudah merencanakan, menskenariokan, melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam PTK serta sudah mendokumenkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru sudah menerapkan dan melalui tahap demi tahap sesuai dengan skenario pembelajaran maupun rencana pelaksanaan pembelajaran, dari tahap kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, dan evaluasi. 

Guru sudah menguasai materi pembelajaran rantai makanan, mengadakan apersepsi berupa tanya jawab, memperhatikan alokasi waktu setiap tahap, mengadakan evaluasi formatif dan penilaian, menggunakan media dan peraga dan mencoba mengkondisikan siswa lebih kondusif dan komunikasi yang hangat. Agar terciptanya pembelajaran yang ingin dicapai.

Guru berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang komunikatif dan jelas, bahkan jika ada kosa kata yang sukar di tangkap artinya siswa susah mengerti dengan bahasa guru maka dijelaskan dengan bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti oleh siswa, agar siswa lebih mudah memahami. Guru telah memilih kalimat-kalimat yang efektif untuk menjelaskan materi rantai makanan.

Guru sudah memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas dalam menerima pelajaran dan merespon secara positif pertanyaan setiap siswa. Hal ini dilakukan agar siswa lebih memahami materi yang telah diberikan. Bukan hanya itu, hal ini juga bisa membuktikan tingkat kesuksesan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.  

Dalam pengelolaan kelas sudah tertata rapi, tampilan secara umum suasana kelas dan kondisi kelas pantas dan layak untuk sebuah pembelajaran. Kursi, meja siswa, papan tulis, papan pajangan, tempat duduk siswa, penerangan kelas sudah tertata dan mendukung untuk pembelajaran secara klasikal. Karena kelas yang baik adalah kelas yang memberikan suasana yang menyenangkan untuk proses pembelajaran.

Guru sudah berupaya mengorganisir populasi belajar siswa yang berjumlah 25 orang yang merupakan kelompok belajar heterogen. Guru sudah mengorganisir dengan baik sumber belajar, media belajar walaupun belum memenuhi satu siswa satu media dan sumber belajar, tetapi sudah terwakili beberapa media, sarana, sumber belajar yang telah disediakan guru. Hal ini agar setiap siswa mendapatkan asupan materi yang seimbang atau setara tanpa ada perbedaan dalam pembelajaran di kelas.
Soal evaluasi yang disusun sudah mewakili semua indikator pembelajaran. Jenis penyebaran soal sudah baik tersusun dari yang mudah, sedang dan sukar. Kalimat-kalimat soal sudah berupa kalimat yang efektif tidak ada kesan penafsiran ganda. Penilaian siswa diambil dari data pengamatan siswa dan hasil tes formatif, serta portofolio.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka penulis merasa bangga karena dari perbaikan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dengan materi rantai makanan dengan mengoptimalkan pada pendekatan SAVI menunjang peningkatan hasil dan motivasi belajar siswa

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berpatokan dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam dua siklus, penulis melakukan layaknya sebuah penelitian ilmiah yaitu proses pengumpulan data dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dipaparkan  dari hasil pengamatan teman sejawat dan kajian data hasil tes formatif siswa dalam dua siklus pembelajaran. Dari data-data tersebut dikonsultasikan kepada supervisor sebagai prosedur asesmen kinerja menilai dan mengevaluasi hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis menggunakan lembar observasi, sementara untuk menilai kemajuan prestasi belajar siswa menggunakan tes formatif. 

Persentase hasil perbaikan siswa yang tuntas belajar belum mengalami kenaikan pada pra siklus dengan persentase 20% tuntas dan 80% tidak tuntas (dari jumlah 25 siswa), hasil belajar siswa dapat dilihat meningkat setelah dilakukan siklus I siswa yang tuntas belajar 55% dan tidak tuntas 45% (dari jumlah 25 siswa), dan pada siklus II yang tuntas belajar menjadi 100% dan tidak tuntas 0% (dari jumlah 25 siswa), dan pada siklus II ketuntasan siswa dalam belajar mencapai 100% dengan mengacu pada standar KKM. Grafik persentase siswa tuntas dan tidak tuntas tercantum di bawah ini.

Grafik : 4.1 Persentase Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Dari grafik diatas dapat dilihat tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pra siklus siswa yang tuntas sesuai dengan persentase berjumlah 5 siswa, 2 laki-laki dan 3 perempuan. Sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 20 siswa, 11 laki-laki dan 9 perempuan. Hal ini memberikan gambaran bahwa penulis perlu melakukan penelitian tindakan kelas untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan tabel perolehan nilai pada pra siklus siswa kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara, Kec. Sebatik Utara, Kab. Nunukan sebagai berikut :

Tabel : 4.1 Perolehan Nilai pada Siswa Kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara Pra Siklus
No
Nama Siswa
JK
Pra Siklus
1
Agiel Maulana
L
75
2
Allin Natasya Ash Ghaafaat
P
75
3
Asmir
L
70
4
Dinda Suci Angriani
P
70
5
Egi Dias Novendi
L
70
6
Fitriani
P
55
7
Haerul Hamka
L
55
8
Irma
P
55
9
Kartini
P
55
10
M. Rizky Alfareza Marsel
L
55
11
Maspul
L
50
12
Moh. Haeqal Fahrezi
L
50
13
Muh Saputra
L
50
14
Muhammad Asisul Ashar
L
50
15
Muhammad Ferdiansyah
L
50
16
Muhammad Shafii
L
50
17
Nur Aini
P
45
18
Nur Sazwani
P
45
19
Nurfatho Ramadani
P
40
20
Nurul Syafikah
P
40
21
Renggar Yudha Saputra
L
40
22
Sahrir Mardiansyah
L
40
23
Serli Afrianty
P
35
24
Syila Yusniar Handayani
P
35
25
Adheliah
P
30

Dari daftar tabel diatas terlihat jelas bahwa hasil dan motivasi belajar siswa pada tahap pra siklus sangat memprihatinkan, karena nilai yang dihasilkan dari tes formatif pada setiap akhir pelajaran. Nilai yang tertera pada tabel diatas adalah nilai asli dari hasil perhitungan dengan soal yang dijawabnya. Maka penulis bertekad untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai dasar penelitian ini adalah nilai dari pra siklus yang telah di dapat. 
Berikut daftar grafik pencapaian hasil dan motivasi siswa kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara dengan materi Rantai Makanan.

Grafik : 4.2 Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara Pra Siklus

Dapat dilihat dari grafik batang diatas bagaimana hasil dari pengetahuan siswa yang sangat-sangat jauh dari harapan penulis akan keberhasilan siswa. Mari kita bandingkan dengan nilai dari hasil perbaikan pada siklus I, perhatikan tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel : 4.2 Perolehan Nilai pada Siswa Kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara Siklus I
No
Nama Siswa
JK
Pra Siklus
1
Agiel Maulana
L
90
2
Allin Natasya Ash Ghaafaat
P
85
3
Asmir
L
85
4
Dinda Suci Angriani
P
85
5
Egi Dias Novendi
L
85
6
Fitriani
P
80
7
Haerul Hamka
L
80
8
Irma
P
80
9
Kartini
P
75
10
M. Rizky Alfareza Marsel
L
75
11
Maspul
L
75
12
Moh. Haeqal Fahrezi
L
70
13
Muh Saputra
L
70
14
Muhammad Asisul Ashar
L
70
15
Muhammad Ferdiansyah
L
65
16
Muhammad Shafii
L
65
17
Nur Aini
P
65
18
Nur Sazwani
P
65
19
Nurfatho Ramadani
P
60
20
Nurul Syafikah
P
60
21
Renggar Yudha Saputra
L
60
22
Sahrir Mardiansyah
L
60
23
Serli Afrianty
P
55
24
Syila Yusniar Handayani
P
55
25
Adheliah
P
50

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari hasil perbaikan pada siklus I sudah sedikit terlihat peningkatan yang lumayan besar. Perbandingan dengan hasil dari pra siklus hanya terdapat 5 siswa yang tuntas dan 20 siswa dinyatakan tidak tuntas. Dari keterangan tersebut bahwa ada peningkatan setelah dilakukan perbaikan siklus I yang mana pada siklus I terdapat 14 siswa yang tuntas dan 11 siswa masih dinyatakan belum tuntas. Untuk lebih lengkapnya penulis membuatkan grafik batang agar lebih memahami hasil penelitian tersebut

Grafik : 4.2 Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara Siklus I

Grafik batang diatas memberikan gambaran bahwa ada perbedaan antara pra siklus dengan siklus I, pada pra siklus siswa belum tuntas lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang tuntas. Setelah dilaksanakan siklus I bahwa nilai siswa banyak yang tuntas dibandingkan yang tidak tuntas. Berikut penulis melampirkan juga tabel dari perbaikan pada siklus II, sekaligus garfik batang untuk lebih detail.

Tabel : 4.3 Perolehan Nilai pada Siswa Kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara Siklus II
No
Nama Siswa
JK
Pra Siklus
1
Agiel Maulana
L
100
2
Allin Natasya Ash Ghaafaat
P
100
3
Asmir
L
95
4
Dinda Suci Angriani
P
95
5
Egi Dias Novendi
L
90
6
Fitriani
P
85
7
Haerul Hamka
L
85
8
Irma
P
85
9
Kartini
P
80
10
M. Rizky Alfareza Marsel
L
80
11
Maspul
L
80
12
Moh. Haeqal Fahrezi
L
80
13
Muh Saputra
L
80
14
Muhammad Asisul Ashar
L
80
15
Muhammad Ferdiansyah
L
75
16
Muhammad Shafii
L
75
17
Nur Aini
P
75
18
Nur Sazwani
P
75
19
Nurfatho Ramadani
P
75
20
Nurul Syafikah
P
75
21
Renggar Yudha Saputra
L
75
22
Sahrir Mardiansyah
L
75
23
Serli Afrianty
P
75
24
Syila Yusniar Handayani
P
75
25
Adheliah
P
75

Tabel diatas menjelaskan bahwa perbaikan pada siklu II ternyata berhasil dengan ketuntasan 100% dengan pokok pembahasan yang sama melalui pendekatan SAVI, dapat disimpulkan bahwa pada perbaikan siklus II siswa lebih banyak mengalami dari pada mendengarkan. Dalam hal ini adalah siswa lebih cepat menangkap apa saja pada pemikirannya jika siswa sendiri yang melakukan. Perhatikan pada grafik batang dibawah ini.

Grafik : 4.2 Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara Siklus II


Penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan di kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara telah menunjukkan keberhasilan yang positif dilihat dari hasil tes yang diperlihatkan siswa yaitu dengan membandingkan hasil tes sebelum pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan hasil pembelajaran pada siklus I, demikian juga hasil siklus I dibandingkan dengan siklus II, semuanya terjadi peningkatan dan bahkan terjadi ketuntasan pembelajaran pada pokok bahasan Rantai Makanan, karena nilai yang diperoleh siswa dalam kelas IV tersebut adalah 70 keatas (baik).

Pada perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus pada mata pelajaran IPA kelas IV semester I bahasan rantai makanan dengan menggunakan pendekatan SAVI menunjukkan hasil yang memuaskan. Pada pra siklus hanya 20% (5 siswa) dari 25 siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar dengan KKM 70, sedangkan 80% (20 siswa) masih mendapatkan nilai dibawah 70. Hasil ini jauh dari ketententuan yang telah ditetapkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Setelah diterapkannya pendekatan SAVI pada siklus I, hasil belajar siswa mulai meningkat bila dibandingkan dengan pembelajaran pra siklus. Berpedoman dari hasil pembelajaran pada siklus I maka penulis berusaha meningkatkan dan mengoptimalkan penggunaan pendekatan SAVI dalam pembelajaran siklus II. 

Dengan menerapkan pendekatan SAVI secara tepat dan memberdayakan siswa dalam proses pembelajaran secara optimal seperti memberi kesempatan bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan latihan-latihan yang cukup, serta menggunakan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam proses instruksional (pembelajaran), sumber informasi adalah guru, siswa, atau orang lain. Hanya, dalam hal ini, media mendapat definisi lebih khusus, yakni “teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran” (Scramm,1977), atau “sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran” (Briggs, 199).

Jadi dapat disimpulkan secara sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran.

KESIMPULAN  DAN  SARAN
Dari proses dan hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada kompetensi dasar Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan), dapat disimpulkan
  1. Penggunaan pendekatan SAVI dalam pembelajaran IPA tentang rantai makanan dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan siswa kelas IV SD Negeri 001 Sebatik Utara. 
  2. Penggunaan pendekatan SAVI dengan partisipatoris dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. 
Adapun saran yang ingin disampaikan yaitu pada era modern yang menglobal ini guru dituntut untuk meningkatkan sikap profesionalnya. Melalui sikap profesional ini guru akan menunjukkan identitasnya dalam menjawab tuntutan perubahan pada sektor pendidikan yang begitu cepat. Salah satu aspek yang dapat membina sikap dan etos kerja seorang guru adalah dengan melakukan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Dengan adanya PTK guru dapat mengetahui kelemahan serta kekurangan dirinya dalam membelajarkan siswa dan berusaha memperbaiki diri dengan melakukan refleksi pembelajaran demi terwujudnya keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran membawa korelasi terhadap pencapaian hasil belajar siswa secara mikro atau makro. Dengan melakukan PTK guru dapat berimprovisasi dan berinovasi terhadap komponen-komponen pembelajaran guna mendewasakan diri menuju guru yang lebih profesional.

DAFTAR  PUSTAKA

Wardani, I G.A.K, dkk. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Chotimah, Husnul, dkk. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfa Beta

Haryanto. (2007). Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta, Erlangga

Sudjana. (2002). Metodologi Penelitian dan Statistik. Jakarta: Rineke Cipta

Syaiful B.Dj. & Aswan Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta

Takari, R. E. (2011). Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Kontekstual. Bandung. PT. Genesindo.
Januar, G.P. (2010). Apa itu Belajar ?. Diakses Tanggal 26 Mei 2017. Sumber http://www.kompasiana.com/pughiyman/apa-itu-belajar_55004441a333115b745101ea

Hariyanto. (2017). Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Diakses Tanggal 27 Mei 2017. Sumber http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/

Rofiah, F. (2015). Pendekatan Pembelajaran : SAVI ( Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual). Diakses Tanggal 28 Mei 2017. Sumber http://www.eurekapendidikan.com/2015/04/pendekatan-pembelajaran-savi-somatis.html

Heri, T.L. (2007). Belajar dan Motivasinya. Diakses Tanggal 28 Mei 2017. Sumber http://heritl.blogspot.co.id/2007/12/belajar-dan-motivasinya.html

Katampuge, M. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar. Diakses Tanggal 31 Mei 2017. Sumber http://meiske-katampuge.blogspot.co.id/2013/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat_7.html

Butuh filenya silahkan 

Posting Komentar

0 Komentar