CONTOH KARYA ILMIAH PENERAPAN PENGGUNAAN METODE PENEMUAN( DISCOVERY ) PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAKAN BUMI DAN BULAN DI KELAS VI MI. HAJI BEDDURAHIM


“PENERAPAN PENGGUNAAN METODE PENEMUAN( DISCOVERY ) PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAKAN BUMI 
DAN BULAN DI KELAS VI MI. HAJI BEDDURAHIM ”.

Muhammad Faisal
S1 PGSD Universitas Terbuka

ABSTRAK


Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI MI. Haji Beddurahim yang berjumlah 29 0rang. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, pada siklus I nilai rata-rata tes formatif 73,62 dengan presentase ketuntasan klasikal (75,86%), pada siklus II meningkat dengan nilai rata-rata tes formatif 84,13 dengan presentase ketuntasan klasikal (93,10%). Maka dapat di simpulkan dengan penerapan penggunaan metode penemuan (discovery) dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas VI MI. Haji Beddurahim. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian berhasil dan sesuai dengan indikator keberhasilan.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Penemuan ( Discovery )


PENDAHULUAN

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. 
Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. 

Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar
rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPA.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih metode pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4). 

Dari latar belakang di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Penerapan penggunaan metode penemuan ( Discovery ) pada pembelajaran IPA dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Gerakan Bumi dan Bulan di kelas VI MI. Haji Beddurahim”.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran penemuan (discovery)?
  2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran penemuan (discovery) terhadap motivasi belajar siswa?
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran penemuan (discovery).
  2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran penemuan (discovery).
Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat atau merupakan alternative metode Pembelajaran di kelas, adapun harapan penulis dalam penelitian ini kiranya dapat bermanfaat pada:
  1. Untuk Siswa, penelitian ini diharapkan akan memberikan suasana yang tidak monoton dalam pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dalam belajar.
  2. Untuk Guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru yang professional dan sekaligus untuk memperbaiki pembelajaran yang yang dikelolanya.
  3. Untuk Sekolah, Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi sekolah dalam hal  meningkatkan hasil ketuntasan belajar pada sekolah itu.

KAJIAN PUSTAKA

IPA didefiniksan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7) adalah sebagai berikut:
  1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
  2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
  3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat.
  4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya. Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangkan menemukan suatu kebernaran.
  5. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum. 
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA merupakan bagian dari IPA, dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan  metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000: 5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingka laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman, 2000: 5).
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000: 4).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri.
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik. Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Prestasi belajar IPA adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar IPA.

Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu  dengan lebih baik (Nur, 2001: 3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Sedangkan metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan informasi singkat (Siadari, 2001: 7). 
Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Syafi’udin, 2002: 19).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model penemuan (discovery) tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tinggi pula. 


METODE PENELITIAN

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI ( Enam ) yang berjumlah 29 0rang  pada mata  pelajaran IPA pokok bahasan Gerakan Bumi dan Bulan. Tempat penelitian adalah bertempat di MI. Haji Beddurahim Sebatik Utara Kabupaten Nunukan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam  melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). Sedangkan menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart  (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut. 


Penjelasan alur di atas adalah:
  1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
  2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran  model discovery.
  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
  4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1 dan 2, dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
  5. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
    • Silabus yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. 
    • Rencana Pelajaran (RP) yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
    • Lembar Kegiatan Siswa yaitu lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
    • Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
  6. Lembar observasi pengolahan pembelajaran penemuan (discovery), untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
  7. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
    • Tes formatif yaitu tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).
  8. Metode Pengumpulan Data
    • Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan pembelajaran penemuan (discovery), observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
  9. Teknik Analisis
    • Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
  • Untuk menilai ulangan atau tes formatif 
    • Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
  • Untuk ketuntasan belajar
    • Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar, bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran penemuan (discovery) dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan pembelajaran penemuan (discovery) yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran penemuan (discovery) dalam meningkatkan prestasi  dan data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran penemuan (discovery).
  1. Deskripsi Hasil Penelitian (Persiklus)
    • Siklus I
      • Tahap Perencanaan
        • Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. 
      • Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan 
        • Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 20 april 2017 di kelas VI dengan jumlah siswa 29 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. 
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:


No
Nama siswa
Nilai
Keterangan
T
TT
1
Abdul Rahmad
80

2
Adinda Putri Nur Fatimah
75

3
Ahmad Fadil
70

4
Damraeni
70

5
Dewi Widya Kartika
100

6
Eka Farra
85

7
Fadil Ahmad Gazali
60

8
Fian
70

9
Hian Ahyat
70

10
Julianti
80

11
Khatijah
100

12
Muh. Ajril
60

13
Muh. Hafis Taufik
65

14
Muhammad Afri Ersal
50

15
Muhammad Amin
60

16
Muhammad Azmi
70

17
Muhammad Fadil
70

18
Muhammad Irham
75

19
Muhammad Hamzah
90

20
Muhammad Syafiq Asqadiva
70

21
Musliwandi
70

22
Nabila Utari
100

23
Nur Alfi Nabila
75

24
Nurfadhila Syahada
75

25
Nursufia Cahaya
85

26
Nurzeti Aslina
65

27
Putri Nuraisyah
80

28
Rika Saputri
70

29
Vito Alfaredo
45

Jumlah
2135
22
7
Jumlah Skor 2135
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2900
Rata-Rata Skor Tercapai  73,62

Keterangan :

  • T                       
  • TT
  • Jumlah siswa yang tuntas
  • Jumlah siswa yang belum tuntas
  • Klasikal
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
2
3
4
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
73,62
22
7
75,86

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan (discovery) diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,62 dan ketuntasan belajar mencapai 75,86 atau ada 22 siswa  dari 29 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 75,86% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan (discovery).
  • Siklus II
Tahap perencanaan 
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif 2, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Tahap kegiatan dan pelaksanaan 
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 27 april 2017 di kelas VI dengan jumlah siswa 29 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif 2. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No
Nama siswa
Nilai
Keterangan
T
TT
1
Abdul Rahmad
90

2
Adinda Putri Nur Fatimah
80

3
Ahmad Fadil
75

4
Damraeni
80

5
Dewi Widya Kartika
100

6
Eka Farra
100

7
Fadil Ahmad Gazali
70

8
Fian
80

9
Hian Ahyat
80

10
Julianti
100

11
Khatijah
100

12
Muh. Ajril
70

13
Muh. Hafis Taufik
75

14
Muhammad Afri Ersal
65

15
Muhammad Amin
70

16
Muhammad Azmi
80

17
Muhammad Fadil
85

18
Muhammad Irham
85

19
Muhammad Hamzah
100

20
Muhammad Syafiq Asqadiva
80

21
Musliwandi
80

22
Nabila Utari
100

23
Nur Alfi Nabila
90

24
Nurfadhila Syahada
90

25
Nursufia Cahaya
100

26
Nurzeti Aslina
75

27
Putri Nuraisyah
100

28
Rika Saputri
80

29
Vito Alfaredo
60

Jumlah
2440
27
2
Jumlah Skor 2440
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2900
Rata-Rata Skor Tercapai 84,13


Keterangan :
  • T                       
  • TT
  • Jumlah siswa yang tuntas
  • Jumlah siswa yang belum tuntas
  • Klasikal
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
Uraian
Hasil Siklus II
1
2
3
4
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
84,13
27
2
93,10

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 84,13 dan dari 29 siswa, yang telah tuntas sebanyak 27 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 93,10% (termasuk kategori tuntas).  Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran penemuan (discovery) sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus II ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II. 

Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran penemuan (discovery). Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
  • Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
  • Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung
  • Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
  • Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran penemuan (discovery) dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran penemuan (discovery) dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan (discovery) memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I ke siklus II) yaitu masing-masing 75,86%, dan 93,10%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Hal ini dapat dilihat pada table dan grafik dibawah ini.

Tabel 4.5 Nilai hasil belajar siswa kelas VI MI. Haji Beddurahim Sebatik Utara

            Kabupaten Nunukan sesudah tindakan perbaikan pembelajaran IPA
No
Nama siswa
Nilai Hasil Belajar Siswa
Siklus I
Ket
Siklus II
Ket
1
Abdul Rahmad
80
T
90
T
2
Adinda Putri Nur Fatimah
75
T
80
T
3
Ahmad Fadil
70
T
75
T
4
Damraeni
70
T
80
T
5
Dewi Widya Kartika
100
T
100
T
6
Eka Farra
85
T
100
T
7
Fadil Ahmad Gazali
60
TT
70
T
8
Fian
70
T
80
T
9
Hian Ahyat
70
T
80
T
10
Julianti
80
T
100
T
11
Khatijah
100
T
100
T
12
Muh. Ajril
60
TT
70
T
13
Muh. Hafis Taufik
65
TT
75
T
14
Muhammad Afri Ersal
50
TT
65
TT
15
Muhammad Amin
60
TT
70
T
16
Muhammad Azmi
70
T
80
T
17
Muhammad Fadil
70
T
85
T
18
Muhammad Irham
75
T
85
T
19
Muhammad Hamzah
90
T
100
T
20
Muhammad Syafiq Asqadiva
70
T
80
T
21
Musliwandi
70
T
80
T
22
Nabila Utari
100
T
100
T
23
Nur Alfi Nabila
75
T
90
T
24
Nurfadhila Syahada
75
T
90
T
25
Nursufia Cahaya
85
T
100
T
26
Nurzeti Aslina
65
TT
75
T
27
Putri Nuraisyah
80
T
100
T
28
Rika Saputri
70
T
80
T
29
Vito Alfaredo
45
TT
60
TT
Jumlah
2135
22
2440
27
Rata-rata
73,62
-
84,13
-
Ketuntasan Klasikal
-
75,86
-
93,10

Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan belajar siswa pada tindakan perbaikan pembelajaran IPA di kelas VI MI. Haji Beddurahim Sebatik Utara

Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran 
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran 
penemuan (discovery) dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak 
positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata
siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran 
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses 
pembelajaran IPA pada pokok bahasan Gerakan Bumi dan Bulan yang paling dominan adalah 
bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, 
dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa 
dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-
langkah pembelajaran penemuan (discovery) dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru 
yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan 
kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi 
umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

PENUTUP
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan 
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pembelajaran dengan penemuan (discovery) memiliki dampak positif dalam meningkatkan  
prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam 
setiap siklus, yaitu siklus I  (75,86%), siklus II (93,10%).

Penerapan metode pembelajaran penemuan (discovery) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran penemuan (discovery) sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model penemuan (discovery) memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model penemuan (discovery) dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana,  dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di  Kelas VI MI. Haji Beddurahim tahun pelajaran 2016/2017.


DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban. 
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.





Posting Komentar

0 Komentar