
Ini adalah screen shoot dari file aslinya, ingin memiliki atau untuk mengecek bisa langsung di Download aja dibawah ini :
Situsartikel92.com - Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajiannya Ilmu Pengatahuan Sosial (IPS) menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang ilmu sosial.
Kerangka kerja Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak menekankan pada bidang teoritis, tetapi lebih kepada bidang-bidang praktis dalam mempelajari gejala dan masalah-masalah sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat. Studi Sosial tidak terlalu akademis-teoritis, namun merupakan satu pengetahuan praktis yang dapat diajarkan pada tingkat persekolahan, yaitu mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.
Demikian pula pendekatan yang digunakan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat berbeda dengan pendekatan yang biasa digunakan dalam Ilmu Sosial. Pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial bersifat Interdisipliner atau bersifat Multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam Ilmu sosial (Social Sciences) bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing. Demikian pula pada tingkat dan taraf yang lebih rendah pendekatan Studi Sosial lebih bersifat multidimensional, yaitu meninjau satu gejala atau masalah sosial dari berbagai dimensi atau aspek kehidupan.
Bidang studi IPS, pada hakikatnya merupakan perpaduan pengetahuan sosial. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) intinya merupakan perpaduan antara geografi dan sejarah. Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) intinya merupakan perpaduan antara geografi, sejarah dan ekonomi koperasi. Sedangkan untuk Sekolah Lanjutan Tingkatan Atas (SLTA) intinya adalah perpaduan antara geografi, sejarah, ekonomi-koperasi dan Antropologi. Di tingkat Perguruan Tinggi, bidang studi IPS ini dikenal sebagai Studi Sosial. IPS atau Studi Sosial ini, merupakan perpaduan dari berbagai bidang keilmuan Ilmu Sosial. Studi Sosial memiliki perbedaan yang prinsipil dengan ilmu-ilmu sosial.
Proses pembelajaran pendidikan IPS dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik masing-masing. Misalnya, masyarakat yang menjadi objek formal pembelajaran dimulai dari keluarga, para tetangga, kampung, desa kecamatan, kabupaten, provinsi dan seterusnya, sedangkan yang menjadi objek materialnya, meliputi aspek-aspek kehidupan sosial ekonomi, budaya, sejarah,geografi, politik, tata negara dan lainnya. Penentuan bobot luas dan kedalaman materi aspek-aspek tersebut secara bertahap disesuaikan dengan perkembangan sikap dan kemampuan peserta didik.
Ragam pembelajarannya pun harus di sesuaikan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan. Secara formal, proses pembelajaran dan membelajarkan itu terjadi di sekolah, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Namun, sesuai dengan kenyataan keseharian yang mereka temui dan lakukan sehingga peserta didik tersebut dibelajarkan dalam kehidupan yang sesungguhnya. Baik di lingkungan keluarga, dan lingkungan yang lebih luas sekitar mereka.
Jika artikel ini kurang jelas atau mungkin masih ada pertanyaan yang perlu di tanyakan, anda bisa memberikan pertanyaan pada kolom komentar yang terdapat pada akhir artikel ini. Untuk mudah mendapatkan notifikasi terkait artikel pada situs www.situsartikel92.com. Silahkan klik tombol ikuti pada bagian kanan atas dari artikel ini. Karena akan menyajikan berbagai artikel yang menarik.
Sebagai suatu pembaharuan dalam dunia pendidikan, konsep pembelajaran terpadu merupakan aplikasi kurikulum terpadu bukanlah suatu konsep yang baru sama sekali. Meski secara konseptual pembelajaran terpadu merupakan hal yang sudah dikembangkan bertahun-tahun yang lalu, tetapi sebagai suatu model pembelajaran yang merupakan implementasi dari kurikulum terpadu dapatlah dikatakan masih up to date.
Kata kunci dari definisi pembelajaran terpadu adalah integrasi, satu atau beberapa mata pelajaran, dan memusatkan pembelajaran. Secara terminology atau istilah pembelajaran terpadu banyak istilah yang sering digunakan untuk menerangkan pembelajaran terpadu adalah pendekatan interdispliner bidang studi, pendekatan topik-topik dalam mata pelajaran, pendekatan tematik, pendekatan holistic, pendekatan infuse.
Pendekatan pembelajaran terpadu sudah lama berkembang. Secara konseptual, muncul bersamaan dengan adanya pergerakan progesivisme pendidikan pada tahun 1930-an. Dengan dukungan dari berbagai studi perbandingan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana efektivitas pendekatan terpadu ini maka dari tahun ke tahun konsep kurikulum terpadu makin kuat dan dapat diterima banyak kalangan pendidikan.
Alasan-alasan yang mendasari penggunaan pembelajaran terpadu Karena berdasarkan berbagai studi, menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu:
Terdapat berbagai model dalam pembelajaran terpadu, dalam garis rentangnnya, model pembelajaran terpadu ada 10, yaitu; model penggalan, model terkait, model sarang, model urutan, model berbagi, model terjala, model untaian, model terpadu, model lebur dan model jaringan kerja. Secara konseptual, perjalanan perkembangan model-model pembelajaran terpadu merupakan beberapa bagian dari sepuluh titik garis kontinum sebuah tahapan kurikulum. Berawal dari bentuk kurikulum tradisional, dimana seluruh mata pelajaran merupakan bidang yang dipelajari secara terpisah-pisah, kemudian dengan perkembangan studi komparasi yang terus dilakukan, akhirnya ditemukan model-model kurikulum yang berorientasi pada pembelajaran yang sangat terpadu. Berikut ini penjelasan perjalanan kesepuluh titik tahapan perkembangan kurikulum hingga menjadi model pembelajaran terpadu yang disusun oleh Jacobs (1993).
Pada kelompok model kurikulum yang tradisional ini, model pembelajaran masih berorientasi pada satu mata pelajaran tertentu saja. Model yang sangat umum dilakukan para guru di mana suatu mata pelajaran disajikan secara terpisah-pisah, dan tidak mengaitkanya dengan mata pelajaran lainya. Model ini sering kita jumpai di kelas-kelas SMP dan SLTA. Di dalam bentuk kurikulum yang berorientasi kepada mata pelajaran yang terpisah-pisah tersebut, ada tiga bentuk pembelajaran terpadu walaupun masih sederhana, yaitu;
Dalam model kurikulum ini, terdapat lima model pembelajaran terpadu yang berorientasi pada lintasan beberapa mata pelajaran sekaligus. Yaitu;
klasifikasi perjalanan kurikulum model terpadu yang ketiga ini tidak lagi terfokus pada mata pelajaran tetapi sudah pada para siswa sebagai individu-individu yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang berbeda-beda, serta sebagai individu-individu yang membentuk jaringan kerja sama. Model kurikulum ini merupakan model yang sangat rumit dan bisa jadi hanya bisa diaplikasikan untuk para siswa di tingkat perguruan tinggi. Bentuk pembelajaran terpadu pada model kurikulum ini ada dua, seperti;
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut, model terkait (connected model), dan terjalahlah (webbed model) yang paling banyak di temui dalam pembelajaran terpadu di tingkat SD. Sedangkan Menurut Ross & Karen Oslen (1993). Lima model pembelajaran terpadu dibawah ini ada di antara sepuluh model pembelajaran terpadu di atas. Kelima model pembelajaran terpadu ini lebih cocok digunakan di angkat di SLTP dan SLTA, yaitu;
Seperti yang sudah diuraikan di atas, bahwa pada umumnya di tingkat SD guru-guru banyak menerapkan pembelajaran terpadu model terkait dan terjalah. Beberapa informasi bagi guru tentang aplikasi pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut :
Hal terpenting dari sebuah implementasi pembaruan pembelajaran, seperti pembelajaran terpadu ini adalah cara pandang guru yang terbuka dan luwes dalam menyikapinya. Selain itu sikap pantang menyerah, dan ma uterus belajar merupakn modal bagi guru untuk menyikapi pembelajaran terpadu ini.