03 Desember 2014

BELAJAR BAHASA

Belajar bahasa adalah cara anak memahami serta mampu mengucapkan dan mengerti apa yang diucapkan dari berbagai jenis bahasa baik lisan maupun tulisan. dalam hal ini yang sangat berperan penting adalah kedua orang tua.  sering ada pertanyaan yang terlontar dari banyak kalangan, bagaimana mereka belajar bahasa sehingga hasilnya begitu luar biasa?

Anak-anak itu belajar dan menguasai bahasa tanpa disadari dan beban, apalagi diajari secara khusus. Mereka belajar bahasa melalui pola berikut :

1. Semua komponen, sistem,dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu.

Ketika anak belajar berbicara, dia sekaligus belajar menyimak. pada saat itu pula, tanpa disadari, mereka pun mempelajari dan menguasai komponen dan aturan bahasa, seperti bunyi bahasa berikut sistem fonologinya, satuan bahasa (seperti frase, kalimat, wacana, intonasi) berikut sistem gramatika, kosa kata dan sistem penggunaannya, serta pragmatik yang memungkinkan mereka dapat memilih dan menggunakan ragam bahasa yang sesuai dengan fungsi dan tujuan berbahasa.

2. Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik.

Anak-anak belajar bahasa tanpa  terlebih dulu belajar teori bahasa, melainkan melalui pengalaman langsung dalam kegiatan berbahasa (immersion)

3. Belajar bahasa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya.

Anak belajar bahasa secara bertahap, tahapan ini terjadi seiring dengan kebutuhan anak dalam berkomunikasi serta pertumbuhan fisik, intelektual, dan sosial mereka. Mereka belajar bahasa dari yang sederhana menuju yang rumit, dari yang dekat menuju yang jauh, dan konkret menuju yang abstrak.

4. Belajar bahasa dilakukan melalui uji coba (Trial-Error) dan strategi lainnya

Mencontoh adalah salah satu cara yang dilakukan anak dalam belajar bahasa. Anak meniru atau mencontoh perilaku berbahasa yang disediakan lingkungannya secara kreatif. ia mengolah dan menerapkannya secara langsung dalam berbahasa melalui strategi uji coba. Oleh karena itu, kesalahan dalam belajar bahasa harus disikapi secara wajar, sebagai bagian penting dari belajar bahasa itu sendiri.

Print PDF
Share:

22 November 2014

KONSEP BELAJAR

Belajar layaknya sebuah proses membangun gedung. Pengetahuan dibangun siswa melalui keterlibatan mereka secara aktif dalam belajar atau apa yang anda kenal dengan istilah John Dewey "Belajar Sambil Berbuat (Learning by Doing)". Ukuran utama keberhasilan pembelajaran terletak pada seberapa jauh orang tua/guru dapat melibatkan anak/siswa secara aktif dalam belajar. (Tyler, 1949; Reece dan Walker, 1997; Kemp, 1985; serta Glover dan Law, 2002).

Siswa/anak belajar dengan menggunakan tiga cara, yaitu melalui Pengalaman (dengan kegiatan langsung atau tidak langsung), Pengamatan (melihat contoh atau model), dan Bahasa. Dengan cara itu, siswa/anak belajar melalui kehidupan mereka dengan menggali dan menemukan sesuatu yang baru secara aktif.

Proses belajar terjadi ketika siswa/anak dapat menghubungkan apa yang telah mereka ketahui dengan apa yang mereka temukan melalui pengalaman belajar yang dilaluinya. Pengalaman belajar itu terjadi melalui interaksi yang bermakna antara siswa/anak dengan siswa/anak, guru/orang tua, bahan pelajaran, dan lingkungan belajarnya.
  1. Belajar berdasarkan apa yang telah dipahami atau dikuasai sebelumnya maka hendaknya mengupayakan agar pembelajaran bertolak dari apa yang telah diketahui siswa. 
  2. Belajar dilakukan secara aktif oleh siswa melalui kegiatan atau pengalaman belajar yang dilaluinya maka siswa/anak yang berperan sebagai pusat pembelajaran.
  3. Belajar berinteraksi dengan yang lain serta dukungan dari berbagai pihak seperti guru, orang tua, dan masyarakat, maka guru/orang tualah yang perlu merancang kkegiatan belajar bukan hanya dalam bentuk klasikal atau individual, tetapi juga dalam bentuk kelompok.
Hasil belajar berupa pengetahuan, sikap atau keterampilan yang dibangun siswa berdasarkan apa yang telah dipahami dan dikuasainya.

Print PDF
Share:

19 November 2014

FUNGSI BAHASA

Secara umum bahasa memiliki fungsi personal dan sosial. Fungsi personal mengacu pada peranan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri manusia sebagai makhluk individu. Adapun, fungsi sosial mengacu peranan bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi antarindividu atau antarkelompok sosial. 

Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus mengidentifikasi fungsi-fungsi sebagai berikut.
  1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap atau perasaan pemakainya.
  2. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa mempengaruhi sikap atau pikiran/pendapat orang lain, seperti bujukan, rayuan, permohonan atau perintah.
  3. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati, atau hiburan.
  4. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan atau budaya.
  5. fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu hal.
  6. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.
  7. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan pemakainya, seperti saya ingin ....
Fungsi-fungsi tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Antara satu fungsi dengan fungsi lain saling terkait dan saling mendukung.
Share:

17 November 2014

PENGERTIAN BAHASA

Kata bahasa kerap digunakan berbagai konteks dengan bermacam makna. Kita sering mendengar ungkapan :
  • Bahasa Tubuh
  • Bahasa Isyarat
  • Bahasa Cinta
  • Bahasa Prokem
  • Bahasa Bunga
  • Bahasa Lisan
  • Bahasa Militer
serta berbagai ungkapan lain yang disandingkan dengan kata bahasa. Beberapa pengertian bahasa yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli.
  1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia (Wardhaugh, 1972).
  2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang dipahami (Webster's New Collegiate Dictionary, 1981).
  3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed., 1984:2).
  4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan, 1991).
Rumusan definisi bahasa diatas mencerminkan minat dan sudut pandang penyusunnya. Ada yang menekankan pada sistem, alat dan juga pada komunikasi. Namun, apapun rumusan yang telah dibuat, pada dasarnya konsep bahasa memiliki karakteristik.

Share:

16 November 2014

MANTRA

Mantra yaitu susunan kata yang mempunyai unsur puisi yang mengandung kekuatan gaib. Mantra pada zaman dahulu banyak digunakan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain. 

Bagi masyarakat melayu mantra mempunyai beberapa jenis yaitu mantra untuk pengobatan, mantra untuk pakaian atau perlindungan, mantra untuk pekerjaan, dan mantra adat istiadat. Mantra pada tahun 60-an kembali mencuat namanya, karena jasa seorang penyair kenamaan bernama Sutardji Kalzoum Bachri. 

Beliau merupakan tokoh fenomenal didalam perpuisian yang membuat antologi puisi dengan kredonya. Sutardji mengangkat gaya mantra didalam puisi-puisinya. 

Yakni melepaskan kata-kata dari maknanya. Beliau lebih membiarkan kata-kata membuat makna-makna tersendiri. Dalam puisi Beliau tersebut unsur bunyi mempunyai peranan yang sangat penting.

Mantra juga dikenal masyarakat indonesia sebagai rapalan untuk maksud dan tujuan tertentu (maksud baik maupun maksud kurang baik). Dalam dunia sastra, mantra adalah jenis puisi lama yang mengandung daya magis. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki mantra, biasanya mantra di daerah menggunakan bahasa daerah masing-masing.

Mantra dalam kebudayaan masyarakat,Sebagian masyarakat tradisional khususnya di nusantara biasanya menggunakan mantra untuk tujuan tertentu. Hal tersebut sebenarnya bisa sangat efektif bagi para penggunanya, Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang ber rima memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan trance. Dalam kalimat mantra yang kaya metafora dengan gaya bahasa yang hiperbola tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi Afirmasi, Pembelajaran di level unconscious dan membangun apa yang para psikolog dan motivator menyebutnya sebagai sugesti diri.
Share: