Menguatkan Pendidikan Karakter Keluarga dengan Pondasi Literasi

 

Situsartikel92.com, Pendidikan semakin berkembang seiring perkembangan zaman serta teknologi, hal ini terlihat dengan adanya kata pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter dapat melahirkan generasi yang cinta tanah air, mandiri, bekerjasama, budi pekerti luhur, berakhlak mulia, integritas tinggi, dan religius. 

Penguatan pendidikan karakter tidak dicapai dalam waktu singkat, melainkan harus dibentuk, dibina dan dikelola secara bertahap. Pembentukan karakter tanggung jawab bersama, semua elemen harus memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung tercapainya pendidikan karakter. Keluarga, sekolah, dan masyarakat beroperasi secara harmonis dan berkelanjutan, pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik dan diperkuat. Sinergi ketiga hal di atas akan mendorong dan mempercepat pencapaian tujuan pendidikan moral yang diharapkan pemerintah.

Salah satu program penguatan pendidikan karakter adalah melalui kampanye literasi. Selama tiga tahun terakhir, pemerintah terus menggalakkan kampanye literasi nasional, dan dengan semakin intensifnya literasi diharapkan dapat menumbuhkan karakter positif.

Namun sekali lagi, kampanye literasi tidak lepas dari dukungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan ketiga komponen ini merupakan kunci sukses dari tujuan kampanye literasi yang akan mendukung keberhasilan penguatan pendidikan karakter.

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang mempengaruhi pembentukan karakter seorang anak karena terikat oleh ikatan emosional dan ikatan darah yang kuat. Keluarga yang harmonis dan bahagia adalah penopang kuat posisi bangsa yang tak terkalahkan. Komunikasi yang harmonis adalah salah satu pendukung kerukunan keluarga. Hanya pondasi keluarga yang kuat yang dapat menjadi penopang kuat suatu bangsa.

Untuk menuju keluarga yang harmonis, tentunya seluruh keluarga harus berusaha bersama-sama, tidak sendirian. Semua anggota keluarga terutama ayah dan ibu yang menjadi panutan keluarga harus senantiasa meningkatkan kemampuannya.

Pembelajaran sepanjang hayat menciptakan generasi penerus yang lebih baik, karena keluarga adalah sekolah pertama bagi umat manusia, maka keluarga harus diberdayakan sebagai pembentuk karakter dan lingkungan pendidikan utama. Rumah bisa menjadi tempat belajar yang penuh dengan cinta dan kasih sayang sejati bagi semua anggota. Secara khusus, peran ayah dan ibu sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan karakter anak, khususnya ibu.

Keibuan dapat dikatakan sebagai sekolah pertama bagi manusia, seperti yang dikatakan oleh pahlawan Indonesia RA Kartini, "Kemanusiaan pertama kali dididik oleh wanita. Dalam pelukan seorang wanita seseorang belajar untuk merasakan, berpikir dan berbicara," dari sini sudut pandang melihatnya, dapat dikatakan bahwa perempuan adalah sekolah pertama bagi seorang anak. 

Baik buruknya suatu negara tergantung pada akhlak mulia wanita, “Perempuan adalah pilar negara. Jika seorang wanita baik, negara akan baik. Jika seorang wanita buruk, negara juga akan hancur.” Ini tidak diragukan lagi.

Wanita memiliki pengaruh yang begitu besar dalam pembentukan karakter karena dalam keluarga ibu sebagai istri yang ada di bawah kepemimpinan suaminya, harus senantiasa belajar untuk menambah ilmu. Belajar di sini bukan berarti harus menempuh pendidikan formal, dengan terus menambah wawasan dan pengetahuan, salah satunya dengan membaca buku-buku yang berkualitas.

Untuk meningkatkan minat baca, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mendorong dan menumbuhkan minat baca melalui kampanye literasi di sekolah, keluarga dan masyarakat. Kampanye besar-besaran oleh pemerintah harus mendapat dukungan dari setiap keluarga. Kegiatan literasi keluarga, diharapkan dapat menciptakan keluarga yang hebat dan cerdas, sehingga kelak menjadi insan yang bermoral tinggi.

Meningkatkan minat baca keluarga dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

  • Contoh, keteladanan adalah langkah nyata yang baik bagi anak, semakin kita berbuat baik di depan anak, mereka akan meniru dan melakukan apa yang kita lakukan.

  • Dengan membaca buku yang baik, orang tua dapat menjadi filter untuk memberikan buku yang berkualitas kepada anaknya.

  • Anak-anak mulai membaca buku sesuai usia dan minatnya sejak dini.

  • Jalin komunikasi, luangkan waktu untuk menjalin komunikasi dengan seluruh anggota keluarga, dapat bercerita kepada anak, menceritakan kembali buku yang telah dibacakan kepada anak, selain menambah wawasan, juga meningkatkan keakraban dengan seluruh anggota keluarga, komunikasi yang baik akan membuat orang tua lebih mudah untuk mengetahui apa yang terjadi dengan anaknya.

  • Menciptakan ruang baca yang mengundang bagi keluarga, sangatlah mudah dengan menempatkan rak buku di kamar pribadi dan ruang keluarga. Buku lebih terlihat dan dapat diakses oleh siapa saja di dalam ruangan, yang mendorong lebih banyak anggota keluarga untuk membaca.

  • Anak-anak memutuskan buku mana yang ingin mereka beli dengan uang saku bulanan mereka dengan mengundang mereka untuk mengikuti proses pemilihan buku. Selain itu, pendapatan harus disisihkan untuk membeli buku.

  • Perjalanan ke perpustakaan atau museum setempat dapat digunakan sebagai pengganti liburan bagi anggota keluarga. Anggota keluarga dapat berjalan kaki ke perpustakaan atau taman dan membaca di sana. Membaca di rumah atau di taman juga merupakan cara yang bagus untuk mendorong kecintaan membaca.

  • Memberikan buku sebagai hadiah dapat mendorong anggota keluarga untuk membaca. Membiasakan anggota keluarga dengan praktik ini, dapat membuat mereka melihat buku sebagai hadiah yang harus mereka tawarkan.

Gerakan literasi negara kita didukung oleh pemerintah. Hal ini juga didukung oleh sekolah, masyarakat dan keluarga yang upayanya harus di koordinasikan. Tujuan gerakan ini adalah untuk mengajarkan pendidikan karakter melalui kegiatan literasi. Tindakan konstan yang tercantum di atas akan mendukung gerakan. Selain itu, aksi-aksi ini juga akan mendukung promosi gerakan. 

Maka tujuan gerakan pengajaran pendidikan karakter melalui kegiatan literasi akan cepat tercapai. Tujuannya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berkelakuan baik, dan berbudaya tinggi. Sebab, gerakan ini juga mendukung kesejahteraan fisik dan mental masyarakat.

Jika artikel ini kurang jelas atau mungkin masih ada pertanyaan yang perlu di tanyakan, anda bisa memberikan pertanyaan pada kolom komentar yang terdapat pada akhir artikel ini. Untuk mudah mendapatkan notifikasi terkait artikel pada situs www.situsartikel92.com. Silahkan klik tombol ikuti pada bagian kanan atas dari artikel ini. Karena akan menyajikan berbagai artikel yang menarik.

Posting Komentar

0 Komentar