APA ITU WACANA ? PENGERTIAN, JENIS, DAN UNSUR WACANA

Wacana adalah kesatuan makna (semantis) antar bagian di dalam suatu bangun bahasa. Wacana sangat terkait dengan konteks yang menyertainya. Sebagai kesatuan yang abstrak, wacana di bedakan dari teks, tulisan, bacaan, tuturan, atau inskripsi, yang mengacu pada makna yang sama, yaitu wujud konkret yang terlihat, terbaca, atau terdengar.

Pengertian Wacana  Menurut Para Ahli

Menurut Hawthorn (1992), wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya di tentukan oleh tujuan sosialnya.

Menurut Kridalaksana (1993 : 231), wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hirarki gramatikal wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Menurut Yuwono dalam kushartanti, dkk (2006 : 92). Wacana adalah kesatuan makna (simantis) antar bagian di dalam suatu bangun bahasa.

Menurut Alwi (2003 : 419) berpendapat bahwa wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan membentuk satu kesatuan.

Menurut Anton Moeliono (1995 : 407) Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna serasi diantara kalimat itu.

Menurut Chaer (2007: 267). Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan suatu gramatikal yang tertinggi atau yang terbesar.

Menurut Nunan (1991: 18). Wacana dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam bentuk transaksi dalam rangka memperoleh sesuatu yang lebih baik.

Menurut Hasmudi (2007) dalam websitenya. Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial.

Menurut Stubbs (1983:10). Wacana merupakan penggunaan bahasa untuk berkomunikasi dalam konteks sosial secara nyata.

Menurut Fowler (1997) bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang termasuk di dalamnya.

Menurut Samsuri bahwa wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan dan dapat pula menggunakan bahasa tulis.

Menurut Lull (1994) mengemukakan bahwa wacana adalah cara objek atau ide yang diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas.

Menurut Mills (1994) mengatakan bahwa wacana merupakan domain dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata; sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan dalam kategori konseptual tertentu; dan merupakan suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan semua pernyataan.

Menurut KBBI (1997: 1265) mendefinisikan wacana sebagai (1) komunikasi verbal; percakapan, (2) keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan, (3) satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti: novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah, (4) kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat, (5) pertukaran ide secara verbal.

Menurut Darma (2014) wacana merupakan suatu pernyataan atau rangkaian pernyataan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan dan memiliki hubungan makna antar satuan bahasanya serta terikat konteks.

Menurut Syamsudin (1992) mendefinisikan wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental, maupun non segmental bahasa.

Menurut Carlson (1983: xiii - xiv) Wacana adalah rentangan ujaran yang berkesinambungan (urutan kalimat-kalimat individual). Wacana tidak hanya terdiri dari untaian ujaran atau kalimat yang secara gramatikal tersusun secara rapi.

Menurut Cook (1989) “This letter kinds of language - language in use, for communications is called discourse”. Wacana adalah suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Menurut Deese (1984: 72) Wacana adalah seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu rasa kepaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca.

Menurut Edmundson (1981: 4) Wacana adalah peristiwa yang terstruktur yang dimanifestasikan dalam perilaku linguistik atau yang lainnya.

Menurut Halliday dan Hasan (1979: 3) Wacana adalah suatu kesatuan semantic dan bukan kesatuan gramatikal. Kesatuan yang bukan karena bentuknya (morfem, kata, klausa atau kalimat) tapi kesatuan arti).

Menurut Henry Guntur Tarigan Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan dan tertulis.

Menurut Hoed (1994) Wacana adalah bangun teoritis abstrak yang maknanya dikaji dalam kaitannya dengan konteks dan situasi komunikasinya.

Menurut Hymnes (1974) Wacana adalah bahasa di atas kalimat atau di atas klausa.

Menurut Vandijk (1977: 3) Wacana adalah bangun teoritis yang abstrak (The abstract theoretical constract)

Menurut Webster’s Third New International Dictionary (1968: 647) Discourse is applicable to well formulled or coherently arranged serious and systematic treatment of a subject in writing or speaking. (Wacana berlaku untuk perlakuan serius dan sistematis yang disusun dengan baik atau disusun secara koheren dari suatu subjek secara tertulis atau berbicara.)

Unsur-Unsur Pembangun Wacana

Terdapat 4 alat-alat pembangun wacana; (1) konjungsi atau kata penghubung; (2) kata ganti; (3) repetisi; (4) elipsis.


Kohesi dan Koherensi

Kohesi adalah istilah yang digunakan dalam wacana yang membahas hubungan antar unsur dalam kalimat. Sedangkan Koherensi adalah kepaduan hubungan maknawi antar bagian dalam wacana.

Yuwono (2006: 93). Wacana dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa segi yakni berdasarkan saluran komunikasi, fungsi bahasa, mitra tutur, peserta tutur, dan berdasarkan pemaparan.

Berdasarkan saluran komunikasi dibagi menjadi dua yaitu wacana lisan dan wacana tulis. 
  • Wacana lisan adalah rangkaian kalimat yang di transkrip dari rekaman bahasa lisan. 
  • Wacana tulis merupakan teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam bahasa tulis.
Berdasarkan tanggapan mitra tutur atau pembaca, wacana dikelompokkan menjadi dua, yaitu wacana transaksional dan wacana interaksional. 
  • Wacana transaksional bercirikan adanya pemenuhan oleh mitra tutur/pembaca atas harapan atau keinginan penutur/penulis, seperti dalam perintah atau surat permohonan. 
  • Wacana interaksional bercirikan adanya tanggapan timbal-balik dari penutur dan mitra tutur, seperti dalam jual-beli.
Berdasarkan jumlah peserta tutur, wacana dibedakan atas wacana monolog, dialog, dan polilog.
  • Wacana monolog merupakan wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah, dan penyampaian visi dan misi. Pada wacana monolog pendengar tidak memberikan tanggapan secara langsung atas ucapan pembicara. Contohnya pidato,ceramah. Wacana monolog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh satu orang (Mulyana, 2005: 53).
  • Wacana dialog merupakan  percakapan yang dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan didalam komunikasi, sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive communication). Wacana dialog terjadi seperti pada peristiwa diskusi, musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks drama. Menurut Djajasudarma (2006:13), wacana dialog merupakan wacana yang berupa percakapan atau pembicaraan antara dua pihak terdapat pada konversasi
  • Wacana polilog merupakan  pembicaraan atau percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan aktif dan langsung dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada peristiwa musyawarah, diskusi, atau debat, dan teks drama.
Berdasarkan cara pemaparannya, wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
  • Wacana narasi adalah wacana yang disusun dengan cara bercerita. 
  • Wacana deskripsi adalah wacana yang dipaparkan dengan cara merinci bagian-bagian suatu profil yang disampaikan. 
  • Wacana eksposisi adalah wacana yang dipaparkan dengan cara menerangkan. 
  • Wacana argumentasi adalah wacana yang berisi alasan yang dapat digunakan untuk menerima atau menolak suatu pendapat. Menurut Martuti dalam Suparno dan Martuti (2008: 4.28). wacana argumentasi merupakan bentuk wacana yang berusaha memengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pada pertimbangan logis maupun emosional. 
  • Wacana persuasi adalah wacana yang bersifat mengajak, membujuk, menganjurkan atau memengaruhi.
Berdasarkan fungsi bahasa, wacana di klasifikasi menjadi wacana ekspresif, fatis, informasional, estetis, dan direktif.
  • Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato;
  • Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan pada pesta;
  • Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa;
  • Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu;
  • Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.

Sumber

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Wacana
  2. https://www.ariesrutung.com/2019/02/pengertian-wacana-menurut-para-ahli.html
  3. https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-wacana/
  4. https://www.artikelkami.com/2017/06/jenis-analisis-wacana.html
  5. https://brainly.co.id/tugas/28276192

Posting Komentar

0 Komentar