CONTOH (1) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (BAB I)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan kurikulum di Indonesia mengalami beberapa kali pembenahan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 yang pernah diterapkan di sekolah dinilai kurang berhasil sehingga dianggap perlu disempurnakan dengan mengeluarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang mengacu pada UU No. 20 Tahun 2006

Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 memberikan keleluasaan pada sekolah untuk memilih materi pembelajaran yang dapat memberikan pengetahuan yang bermakna dengan menggunakan obyek atau fenomena yang muncul di lingkungan sekitar Siswa sehingga dapat memberikan gambaran tentang pentingnya peranan sains dalam kehidupan sehari-hari. Dan diharapkan dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 SDN 006 Sebatik Barat sebagai penyempurna Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, guru dapat mengembangkan kemampuan serta karakteristik Siswa itu sendiri.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran sains dapat diciptakan kondisi agar Siswa selalu aktif untuk ingin tahu terhadap permasalahan alam sekitar. Hal Ini sejalan dengan empat pilar pendidikan universal seperti yang dirumuskan oleh UNESCO (Asy’ari: 2006) yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together yang menjadikan Siswa harus lebih banyak menggali potensi-potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan. Sehingga dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sebaiknya pembelajaran sains di sekolah juga diusahakan agar sejalan dengan atau mengikuti laju perkembangan iptek tersebut.

Dengan adanya inovasi pembelajaran, guru akan mengalami kesulitan untuk mengembangkannya dalam pembelajaran. Begitu juga yang dialami oleh guru sains. Banyak guru sains dalam pembelajarannya masih kurang bervariasi dalam menggunakan pendekatan pembelajaran hal ini menyebabkan hasil belajar Siswa menurun. Sementara untuk menanamkan suatu konsep, terutama dalam bidang sains perlu diterapkan suatu pendekatan tertentu. Sumrall (Asy’ari: 2006) mengungkapkan bahwa salah satu alasan guru kurang menggunakan metode atau pendekatan yang bervariasi disinyalir karena menuntut pemikiran, persiapan, dan pengelolaan kelas yang relatif sulit.

Melalui observasi, lewat hasil observasi dan interview pada guru kelas V SD Negeri 006 Sebatik Barat ditemukan bahwa: guru kurang menggunakan metode yang bervariasi; (2) guru kurang menguasai materi yang akan diajarkan;. Pada Siswa SDN 006 Sebatik Barat ditemukan: (1) Siswa kurang menguasai konsep sains khususnya pada pokok bahasan struktur bumi; (2) Siswa belum aktif dalam proses pembelajaran; (3) Hasil belajar struktur bumi belum 80 % Siswa Mencapai KKM.

Permasalahan di atas terjadi karena kebanyakan guru tidak paham akan konsep dari materi struktur bumi itu sendiri, sehingga guru mengalami kebingungan dalam mengajarkannya. Guru kurang memahami bagaimana mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan Siswa karena mereka terbiasa mengajar dengan memberikan ceramah sehingga apa yang disampaikan kepada Siswa tidak maksimal. Ditambah lagi kurangnya pengetahuan guru tentang materi yang akan diajarkan. (Syah dalam Usman: 1995)

Pada kenyataan, guru mengajar hanya berpatokan pada apa yang ada dalam buku paket yang diwajibkan untuk seluruh Indonesia. Sementara dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang, guru dapat mengembangkan pengetahuannya khususnya pada pembelajaran struktur bumi sehingga hasil belajar Siswa meningkat. Dengan mengetahui struktur bumi Siswa dapat memahami apa yang terkandung di dalam struktur bumi serta dampak yang ditimbulkan bila struktur yang ada dalam bumi mengalami kerusakan.

Keadaan di atas dapat di atasi dengan mengubah pola pengajaran guru yang hanya memberikan ceramah kepada Siswa dengan pola pengajaran menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang di negara Amerika pengembangannya dikenal dengan istilah dalam Bahasa Inggris STS (Science Technology Society). Karena dengan pendekatan ini Siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan sains dan teknologi di dalam kehidupan masyarakat (Prawiradilaga: 2004). Selain itu juga, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar Siswa khususnya dalam pembelajaran struktur bumi. Sehingga Siswa dapat menggabungkan ketiganya untuk diterapkan di lingkungan Siswa itu sendiri.

Berdasarkan temuan, peneliti tertarik untuk melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran struktur bumi melalui Perbaikan Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatkan Hasil Belajar Struktur Bumi Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Pada Siswa Kelas V SD Negeri 006 Sebatik Barat”. Dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat, diharapkan dapat mengatasi kesulitan Siswa dalam memahami konsep dan meningkatkan hasil belajar Siswa terhadap pembelajaran struktur bumi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam perbaikan ini adalah: Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi masyarakat pada Siswa kelas V SD Negeri 006 Sebatik Barat?

C. Tujuan Perbaikan

Perbaikan ini dilaksanakan dengan tujuan adalah Mengetahui peningkatan hasil belajar struktur bumi dengan menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat pada Siswa kelas V SD Negeri 006 Sebatik Barat.

D. Manfaat Perbaikan

1. Manfaat Teoretis
a. Melalui hasil perbaikan ini diharapkan guru SD/MI memiliki pengetahuan tentang teori pendekatan sains teknologi masyarakat sebagai salah satu bentuk inovasi pembelajaran di SD/MI.
b. Diharapkan guru SD/MI memiliki teori pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan hasil belajar struktur bumi.

2. Manfaat Praktis
a. Hasil perbaikan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan guru mengenai pengajaran dengan menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat.
b. Sebagai bahan acuan dan masukan bagi perbaikan selanjutnya dalam upaya meningkatkan pengembangan alternatif pembelajaran sains di sekolah dasar.

Link Bab II ===== disini=====

Posting Komentar

0 Komentar